Indovoices.com-Saat ini, banyak cara dilakukan untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19. Selain rajin cuci tangan pakai sabun di air mengalir, bisa pula dengan memakai hand sanitizer.
Tak hanya itu saja, ada cara lain yang digunakan banyak orang yakni menggunakan antiseptik untuk membasuh tangan dan bagian tubuh, dan disinfektan yang disemprotkan atau diusapkan pada berbagai benda mati yang mungkin terpapar virus.
Bahkan kini muncul fenomena penyemprotan disinfektan secara masif pada berbagai tempat, tak terkecuali langsung kepada manusia. Alasannya untuk membunuh virus yang mungkin menempel pada baju atau badan manusia.
Tapi, sebelumnya alangkah baiknya jika Anda mengenali terlebih dahulu apa itu antiseptik dan disinfektan.
Merangkum laman resmi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), berikut ini penjelasan Peneliti Fakultas Farmasi UGM Dr.rer.nat. Raden Rara Endang Lukitaningsih, S.Si., M.Si., Apt. dan timnya mengenai istilah antiseptik dan disinfektan.
Antiseptik
Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.
Tujuannya ialah untuk mengurangi kemungkinan infeksi, sepsis atau pembusukan (putrefaction), maka digunakan antiseptik.
Beberapa antiseptik adalah germisida sejati, yang mampu menghancurkan mikroba (bakteriosidal), sementara yang lain bersifat bakteriostatik dan hanya mencegah atau menghambat pertumbuhannya.
Antiseptik sering digunakan misalnya untuk membersihkan luka, mensterilkan tangan sebelum melakukan tindakan yang memerlukan sterilitas (contohnya: povidon iodin, kalium permanganat, hydrogen peroksida, alkohol).
Hand sanitizer pada umumnya adalah mengandung antiseptik, seperti alkohol 60-70 persen. Kadar bahan aktif pada antiseptik jauh lebih rendah daripada disinfektan.
Disinfektan
Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme (misalnya pada bakteri, virus dan jamur kecuali spora bakteri) pada permukaan benda mati, seperti lantai, furniture, dan ruangan.
Disinfektan tidak digunakan pada kulit maupun selaput lendir, karena berisiko mengiritasi kulit dan berpotensi memicu kanker. Hal ini berbeda dengan antiseptik yang memang ditujukan untuk disinfeksi pada permukaan kulit dan membran mukosa.
Disinfektan juga dapat digunakan untuk membersihkan permukaan benda dengan cara mengusapkan larutan disinfektan pada bagian yang terkontaminasi.
Contohnya pada lantai, dinding, permukaan meja, daun pintu, saklar listrik dan lain-lain. Penggunaan disinfektan dengan teknik spray atau fogging telah digunakan untuk mengendalikan jumlah antimikroba dan virus di ruangan yang berisiko tinggi.
Sedangkan pada ruangan yang sulit dijangkau biasanya digunakan sinar UV dengan panjang gelombang tertentu. Proses ini akan mencegah penularan mikroorganisma patogen dari permukaan benda ke manusia.
Perhatikan petunjuk penggunaan
Jika Anda ingin menggunakan disinfektan, maka ada beberapa produk yang direkomendasikan untuk disinfeksi. Contohnya sodium hipoklorit, amonium kuarterner (sejenis deterjen kationik), alkohol 70 persen dan hidrogen peroksida.
Namun, masyarakat diimbau untuk memperhatikan petunjuk penggunaan pada label agar produk dapat digunakan dengan efektif dan aman.
Tak hanya itu saja, konsentrasi disinfektan yang digunakan serta waktu kontak antara objek dengan disinfektan (antara 1 hingga 10 menit tergantung dari jenis disinfektan).
Masyarakat juga harus menggunakan sarung tangan dan memastikan ventilasi yang baik untuk mengurangi paparan pada saat menggunakan disinfektan. (msn)