Indovoices.com-Menyikapi penanggulangan penyakit menular Tuberculosis (TBC), Presiden Joko Widodo meminta kepada instansi terkait agar pada pencegahan, bukan pengobatan medis.
Hal tersebut dikatakan Presiden Jokowi dalam Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC yang digelar Kementerian Kesehatan RI di Gedung Techno Park, Cimahi, Jawa Barat.
“Saya ingin mendukung keras kegiatan ini, kegiatan bersama menuju eliminasi TBC di 2030. Percuma kalau masyarakat kita enggak sehat, akibatnya bisa ke mana-mana. Ke pendidikan, pekerjaan, ke mana-mana,” kata Presiden Jokowi.
Kepala Negara mengingatkan, kesehatan bukan hanya urusan dokter, Dinas Kesehatan, tapi juga lintas sektor, misalnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait drainase dan rumah sehat sangat penting.
Presiden Jokowi mengatakan, saat ini bukan pengobatan tapi pencegahan penyakit diperlukan. Hal itu harus didukung oleh fasilitas yang memadai, tidak hanya fasilitas layanan kesehatan, tapi juga infrastruktur lainnya seperti rumah sehat yang memperhatikan sirkulasi udara yang baik dan sinar matahari masuk ke dalam rumah.
“Infrastruktur harus mendukung kesehatan masyarakat, drainase, air bersih, lingkungan bersih. Saya perintahkan PUPR rumah yang belum sehat agar dilakukan renovasi,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi berkesempatan berdialog dengan Perkumpulan Pemberantas Tuberkulosis Indonesia (PPTI). PPTI bekerjasama dengan Puskesmas dalam mencari para penderita.
Dalam hal ini kader Puskesmas berperan penting dalam mencari dan menemukan penderita TBC. Satu orang kader minimal mencari warga yang batuk terlebih dahulu. Kemudian dipantau selama satu bulan jika tidak sembuh akan dilaporkan ke Puskesmas.
Salah satu kader PPTI Cibabat, Cimahi Utara, Kartini mengungkapkan dalam menemukan penderita TBC salah satunya dengan masuk ke dalam acara apapun yang digelar di wilayahnya, kemudian memeriksa orang yang hadir.
“Dengan melakukan skrining, penderita yang ditemukan baru dirujuk ke Puskesmas, diobati, kemudian dikunjungin ke rumahnya untuk memantau ketaatan dalam meminum obat. Tiga bulan pertama dipantau setiap hari, tiga bulan kedua pemantauan seminggu tiga kali,” kata Kartini.
Setelah 6 bulan, dilakukan rontgen dan pemeriksaan dahak penderita TBC tersebut untuk memastikan sembuh atau belum.
Presiden Jokowi menambahkan kita semua harus melakukan pencegahan. Artinya Puskesmas dirancang untuk mencegah penyakit.
“Jangan ada Puskesmas yang bangga karena income-nya banyak. Puskesmas itu dirancang untuk mencegah penyakit dan merancang kesehatan masyarakat,” katanya.(jpp)