Indovoices.com- Pemerintah Indonesia sebetulnya telah melakukan upaya antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau dengan cepat sejak awal musim kemarau tiba.
Daerah Operasi (Daops) Manggala Agni yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berpatroli darat di daerah yang terpantau satelit terdapat hotspot di Riau ketika masuk musim kemarau dan selalu siap memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang muncul. Namun, kobaran api ternyata amat cepat membesar.
“Karenanya koordinasi dengan pemerintah daerah harus ditingkatkan seperti disampaikan Presiden Jokowi. Presiden ingin koordinasi horizontal kuat dan koordinasi vertikal juga harus kuat,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman, di Jakarta
Ruandha menjelaskan, keseriusan pemerintah untuk segera memadamkan karhutla di Riau makin jelas saat kedatangan Presiden Jokowi ke beberapa lokasi sentral.
Hal itu dapat dibuktikan dengan instruksi Presiden Jokowi yang meminta secara cepat pengerahan 5.600 tenaga tambahan dari prajurit TNI dan Polri dan tiga pesawat TMC untuk membantu percepatan penanggulangan karhutla.
Kemudian Ruandha menjelaskan, usaha penanggulangan karhutla di Riau juga dilaksanakan lintas sektoral dengan kementerian dan lembaga pemerintah lainnya, seperti antara lain TNI, Polri, BPPT, BNPB dan BMKG untuk proses pelaksanaan hujan buatan.
“Kami (KLHK) yang monitor di mana ada lidah api. Lalu lapor ke BNPB ada titik api. Selanjutnya memeriksa bersama BMKG, mana yang ada bibit-bibit awan, arah anginnya ke mana. Setelah itu pesawat terbang menaburkan ke sebelah mana. Nanti kalau sudah kondensasi, pada waktunya akan hujan,” ucap Ruandha.
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, menuturkan, siap siaga terhadap karhutla memang komitmen dan konsisten dilaksanakan KLHK. Ruandha mencontohkan, KLHK mempunyai 34 Daerah Operasi (Daops) Penanggulangan Karhutla. “Setiap Daops terdiri dari 5 sampai 6 regu yang berisi 15 orang. Semua punya spesialisasi memadamkan api telah dilatih KLHK bekerjasama dengan instansi lainnya,” ungkap Ruandha.
Satu hal, menurut Ruandha, provinsi Riau mempunyai keunikan musim dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Musim kemarau di Riau berlangsung selama dua kali yakni Februari hingga Maret dan Juni sampai saat ini.(jpp)