Indovoices.com- Pemerintah mengakui insentif program Kartu Prakerja bagi peserta yang sudah menyelesaikan pelatihan belum cair semua. Direktur Kemitraan dan Komunikasi Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan mengungkap ada kekurangan dalam penyaluran insentif program kartu prakerja.
“Seperti saya sudah beritahu. Ada backlog dalam pelaksanaan, ada yang belum selesai terkait penggunaan Kartu Prakerja dengan penyalur insentif dan pelatihan,” ujarnya dalam video conference.
Panji menjelaskan ada hal dan syarat yang harus dipenuhi sebelum pencairan insentif. Ia mengatakan berdasarkan data yang dimilikinya terdapat 360 ribu peserta program yang sudah menggunakan saldo pelatihan.
“Dari jumlah 360 ribu itu ada 219 ribu selesaikan satu pelatihan, kami dapat notifilkasi. Yang sudah selesaikan, baru 132 ribu yang sudah meregistrasi e-moneyatau rekening bank di mitra pembayaran atau situs kami,” paparnya.
Dari jumlah tersebut, Panji mengungkap pihaknya harus melakukan verifikasi apakah NIK sama di KTP dan e-money. Verifikasi perlu dilakukan karena pemerintah harus pastikan APBN ini benar penyalurannya.
“Makanya, kami minta mereka segera aktivitasi akun e-money dan rekening bank langsung sejak pembukaan rekening. Aktivitasi e-money dengan unggah foto profilnya untuk pastikan dia benar-benar yang miliki akun tersebut,” tegas Panji.
Panji menambahkan dari 132 ribu, baru 55 ribu akan yang sudah diverifikasi oleh mitra pembayaran yakni BNI, OVO, LINKAJA dan GOPAY.
“Jadi mereka harus verifikasi dulu kalau ini NIK-nya sama. Dari 55 ribu, manajemen sudah transfer ke 51 ribu. Jadi ini breakdown-nya,” pungkas Panji.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan realisasi pencairan dana Program Kartu Prakerja hingga 28 April 2020 sebesar Rp1,62 triliun. Dana itu dibagikan kepada 456.265 peserta.
Ia menyatakan dana yang dicairkan ini merupakan biaya pelatihan peserta Program Kartu Prakerja sekaligus insentif pascapelatihan. Masing-masing peserta mendapatkan jatah sebesar Rp1 juta untuk biaya pelatihan dan Rp600 ribu selama empat bulan untuk insentif pasca pelatihan.
“Pelatihan yang diikuti termurah Rp24 ribu ini dibeli 42 orang. Harga pelatihan termahal Rp1 juta ini dibeli 22 ribu orang,” tutur Sri Mulyani dalam video conference.
Kemudian, pelatihan yang paling banyak diminati adalah Bahasa Inggris. Total peserta yang memilih pelatihan itu mencapai 6.834 orang.(cnn)