Indovoices.com –Juru Bicara Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, ikut menanggapi soal peluang Prabowo mengikuti kontestasi Pilpres 2024.
Menurut Dahnil, saat ini fokus Ketua Umum Partai Gerindra ini hanya ingin menunaikan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan hingga 2024.
Adapun mengenai langkah politik selanjutnya, Dahnil menilai Prabowo akan berserah pada takdir.
“Yang jelas Pak Prabowo tetap dalam posisi ingin menunaikan amanah sebagai Menteri Pertahanan.”
“Dan langkah politik berikutnya seperti apa, biarlah takdir yang menentukan,” ungkap Dahnil, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Kamis (25/3/2021).
Dahnil juga ikut menanggapi soal hasil survei Capres pilihan anak muda versi Indikator Politik Indonesia.
Dalam hasil tersebut, Anies Baswedan menempati urutan pertama.
Sementara itu, nama Prabowo Subianto berada di posisi kelima.
Meski menghormati hasil survei itu, Dahnil menyebut agak sungkan untuk membicarakannya.
Sebab, Prabowo ingin mengindari pembicaraan politik karena ingin fokus dengan tugasnya sebagai Menteri Pertahanan.
“Terus terang kami sejak awal agak sungkan bicara terkait hasil survei.”
“Karena sampai detik ini tugas beliau sebagai Menteri Pertahanan dan tidak ingin terlibat dalam pembicaraan dan diskursus politik.”
“Tetapi apapun itu hasil survei, kita hormati sebagaimana mestinya dan sebagai dasar politik yang penting,” ungkap Dahnil.
Gerindra Ingin Usung Prabowo di Pilpres 2024
Meski berada di posisi kelima dalam survei Capres pilihan anak muda, Partai Gerindra tetap ingin mengusung Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Muzani, mengaku tak mempermasalahkannya.
Gerindra justru berharap, sang ketua umum kembali maju di Pilpres 2024.
“Jadi saya kira nggak ada problem. Gerindra berharap Pak Prabowo bersedia untuk kita majukan kembali di pemilihan presiden,” ujar Ahmad Muzani, kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/3/2021).
Muzani berpandangan, hasil survei akan berbeda jika responden tak terbatas pada anak muda saja.
Ia pun merujuk hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menempatkan Prabowo di posisi teratas bursa capres 2024.
Menurutnya, responden yang dilibatkan adalah masyarakat umum.
“Jadi hasilnya tentu berbeda dan survei sebelumnya yang kami baca dari LSI berbeda kan nomor satu.”
“Jadi, karena LSI survei lebih jamak umum pokoknya mereka sudah pemilih 17 tahun, WNI, dan seterusnya,” ujarnya.
Bahkan, Muzani juga memiliki data-data lain yang bisa menambah keyakinan Gerindra mengusung Prabowo.
“Kami juga punya beberapa data-data lain, saya kira itu tidak menggoyahkan.”
“Memang kami belum mengambil keputusan karena Pak Prabowo nggak mau keputusan diambil secara terburu buru,” tuturnya.
Meski tak terburu-buru mengambil keputusan, Muzani menegaskan internal Gerindra sudah bulat untuk mendukung maju Prabowo sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
“Tapi internal, Gerindra secara bulat dalam rapimnas dalam KLB DPC.”
“Bahkan saya kalau keliling dari ranting ke kecamatan se-Indonesia, pengurus DPD se-Indonesia dan kita semua anggota DPR RI, tetap ingin beliau maju karena data-data kami miliki potensial sekali,” pungkasnya.
Usungan Capres Gerindra Disambut Baik
Keinginan Partai Gerindra untuk mengusung ketua umumnya menjadi Capres 2024 kian membulat.
Bahkan, keinginan tersebut telah disampaikan melalui akun Twitter resmi dari Partai Gerindra, @Gerindra pada Rabu (24/3/2021) lalu.
Dalam unggahan tersebut, Partai Gerindra menyebut pihaknya sudah bulat ingin Prabowo Subianto maju menjadi capres 2024.
Pilihan Gerindra ini pun langsung disambut baik oleh banyak pihak.
Di antaranya adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie.
Melalui akun Twitter pribadinya, @JimlyAs, Jimly langsung merespons ketetapan Gerindra yang mengusung sang ketua umumnya menjadi capres 2024.
Jimly menilai, meski kontestasi Pilpres 2024 masih 3,5 tahun ke depan, rupanya Gerindra telah memulai mengajukan kandidatnya.
“Dari 9 partai yang berhak mengajukan capres, 1 per 1 mulai memastikan calonnya. Gerindra sudah memulainya. Padahal 2024 masih 3,5 tahun lagi,” kata Jimly Asshiddiqie, pada Rabu (24/3/2021).
Keputusan tersebut pun dianggap baik oleh Jimly, terlebih untuk pendidikan politik.
“Tapi baik juga untuk pendidikan politik. Ayo partai mana lagi, biar lembaga survei tidak terlalu banyak membuat daftar tokoh yang perlu disurvei,” tambahnya.