Indovoices.com-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membatalkan beberapa pertemuan di Bonn, Jerman jelang pertemuan puncak konferensi tingkat tinggi (KTT) Iklim yang diadakan di Glasgow, Skotlandia pada November. Pertemuan ini dibatalkan karena kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona atau Covid-19 yang semakin meluas.
“Langkah ini bertujuan untuk mencegah penyebarah Covid-19 dan menjaga kesehatan serta keselamatan peserta yang hadir dalam pertemuan UNFCCC di Bonn dan tempat lainnya,” ujar Sekretaris Eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), Patricia Espinosa.
Sekretariat UNFCCC tidak akan mengadakan pertemuan di Bonn maupun tempat lainnya antara 6 Maret hingga akhir April. Diketahui KTT Iklim di Glasgow yang akan digelar pada November diharapkan dapat menjadi putaran negosiasi iklim yang paling penting sejak perjanjian Paris 2015.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, negara-negara seharusnya tidak membiarkan virus korona mengalihkan perhatian mereka dari tugas yang mendesak. Dia menyebut, komitmen iklim memiliki peran sangat penting di tengah krisis iklim global.
“Tugas kami menjadi lebih sulit dengan penundaan banyak pertemuan karena wabah virus korona yang sedang berlangsung. Tetapi, meskipun kita berupaya mengendalikan dan mengatasi virus, kita juga harus tetap memanfaatkan setiap kesempatan untuk membangun agenda aksi iklim kita,” ujar Gutteres.
Penasihat kebijakan dari lembaga think tank perubahan iklim internasional E3G, Jennifer Tollmann mengatakan, pertemuan yang dijadwalkan di Bonn pada Maret merupakan sesi persiapan teknis. Semestinya pertemuan itu dapat dilangsungkan melalui konferensi video. Sementara, agenda pertemuan KTT Iklim di Bonn akan dimulai pada 1-11 Juni 2020.
“Namun jika mereka membatalkan pertemuan pada Juni, itu akan menjadi masalah lebih besar untuk COP26 dan Inggris,” kata Tollmann.
Konferensi di Bonn dipandang sebagai peluang penting bagi seluruh negara di dunia untuk menemukan cara dalam mengatasi masalah krisis iklim. Pertemuan itu juga merupakan kesempatan untuk diplomasi pra-KTT yang dipimpin oleh Menteri Bisnis Inggris, Alok Sharma. (msn)