Sebelum kita bahas lebih jauh, Awal mula berdirinya PA212 itu terjadi pada 2 Desember 2016 di Jakarta di mana sedikitnya ribuan massa kembali menuntut Gubernur DKI Jakarta Nonaktif Basuki Tjahaya Purnama (AHOK), yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. Aksi ini juga dikenal dengan sebutan Aksi Damai 2 Desember. Aksi tersebut merupakan peristiwa penuntutan kedua terhadap Ahok pada tahun 2016.
Juru bicara PA 212, Novel Bamukmin (yah, orang ini lagi), mengatakan pihaknya akan membuat gerakan menolak Ahok menjabat komisioner di Pertamina. Namun syaratnya bila pihak badan usaha milik negara itu juga menyatakan menolak Ahok dan meminta dukungan PA 212. “Kalau memang Pertamina meminta dukungan kepada Alumni 212, Insya Allah akan kami koordinasikan kepada para tokoh dan aktivis PA 212 untuk siap memberikan dukungan kepada Pertamina untuk menolak Ahok,” katanya lagi.
Dan sekarang kedok Novel ini terbongkar karena ucapannya sendiri. Jadi ini kata dia sendiri, pihaknya bakal bikin gerakan tolak Ahok masuk BUMN kalau ada yang minta? Ini artinya, gerombolan ini tak mau bikin gerakan sendiri, harus ada yang mendukung. Mendukung itu harus dalam bentuk apa? Dalam bentuk semangat dari cheerleader yang bersorak-sorai supaya mereka berhasil? Dalam bentuk doa supaya gerakan ini berjalan lancar?
Dengan kata lain, siapkan titik-titik, maka mereka akan siapkan gerakannya. Dengan sendirinya, mereka telak membongkar kedok dan kebobrokannya sendiri, yang terjadi selama ini memang benar gerakan titik-titik?
Ternyata teriak mereka selama ini mirip kayak promo iklan biar didengar yang bersangkutan, dan kali ini langsung menawarkan diri, hahaha. Putus asa amat, kayak promo iklan diskon besar-besaran, cicilan 0 persen.
Masalahnya ada Bohir gak ya? Ini yang paling menggelikan, karena Polisi pasti akan berhasil mengacak acak Demonya karena bukan demo agama lagi, tetapi lebih ke demo politis dan demo bisnis, Polisi pastinya akan segera menemukan BUMN mana yang akan membayar dan akan segera cepat dicopot Menteri BUMN dan diganti sama yang lebih waras. Dulu mungkin Polisi agak ngeri ngeri memberangusnya karena kuatir salah menangkap Ulama dan difitnah Kriminalisasi Ulama, tetapi nampaknya PA212 makin lama makin keblinger.
Entahlah, apa dia terlalu nafsu demo, atau terlalu terinspirasi sama kesuksesan Gibran dan Kaesang di Kuliner yang terkenal via Online seperti Markobar dan Mangkokku? Sehingga dia mencoba menggunakan keahliannya meracik demo atas nama agama dengan model Online Shop dengan bantuan Media Massa dan berharap ada Investor BUMN yang melirik dan menginvestasikannya, tetapi mungkin Novel lupa kalau Investor itu pastinya punya pemikiran Risk dan Opportunity, Jika Risk nya lebih tinggi ketimbang Opportunitynya, siapa yang mau? Kalau dulu mungkin bisa, karena bisa bersembunyi dibalik kacamata Penistaan Agama, tetapi sekarang mau dibikin versi agamanya bagaimana? Jelas jelas jika Ahok BTP masuk PERTAMINA PLN atau BUMN lainnya, itu lebih mengarah ke Bisnis dan sector keuangannya, tak ada unsur agamais sama sekali, apalagi Penulis yakin kali ini Ahok BTP akan berhati hati dalam bertutur kata dan menggunakan ayat ayat suci yang bukan menjadi pedoman agamanya karena dia sadar diri bahwa banyak pihak yang siap menggunakan keseleo tutur katanya soal ayat agama menjadi alat buat membungkam dirinya 2 tahun lagi.
Kali ini Ahok BTP akan fokus mengurusi keuangan, akan fokus mengurus perkembangan bisnis BUMN, jadi mereka tidak bisa menggunakan sector agama lagi buat membungkamnya, apalagi Ahok BTP terkenal bersih dan transparan soal keuangan. Jadi siap siap saja PA 212 Manyun, apalagi jika nantinya PA 212 benar benar berubah menjadi Pelantikan Ahok menjadi Dirut BUMN 2 Desember 2019.