Indovoices.com –Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyiapkan sederet program pendidikan di tengah pademi Corona. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjelaskan bahwa saat ini Kemendikbud sedang fokus menyelamatkan pembelajaran.
“Sekarang kita harus mengantisipasi, berfokus pada menyelamatkan pembelajaran. Tadinya kita mau meningkatkan pembelajaran, sekarang kita harus menyelamatkan pembelajaran,” kata Nadiem, dalam webinar ‘Sistem Pendidikan di Tengah Pandemi COVID-19’ yang ditayangkan di channel YouTube DPD Taruna Merah Putih Jawa Tengah.
Nadiem menyampaikan bahwa prioritas utama Kemendikbud adalah mengembalikan anak-anak ke sekolah tatap muka seaman mungkin. Ia menyadari betul bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ), tidak ideal untuk saat ini.
“Harus disadari bahwa PJJ itu suatu situasi yang tidak ideal, suboptimal bukan hanya di Indonesia tapi di semua negara. Menciptakan berbagai isu psikososial anak-anak, stres orang tua, adaptasi yang terlalu berat bagi guru untuk melakukan format baru, tekanan biaya kuota, keterbatas PIK, dan berbagai macam isu lain dan ini harus dihadapi,” ujarnya.
Selama masa pandemi ini, Kemendikbud mengeluarkan beberapa program untuk mengatasi kendala belajar di rumah. Berikut program-program tersebut:
1. Pemberian kuota gratis
Pemerintah telah menyiapkan dana Rp9 triliun untuk menghadapi krisis pendidikan di masa pandemi. dari dana tersebut Rp7,2 triliun akan digunakan untuk memberikan pulsa dan kuota gratis pada siswa dan mahasiswa. Sementara Rp1,7 triliun untuk tunjangan profesi guru baru.
“Sistem sudah dikoordinasikan dengan kepala dinas, mohon kesabaran untuk implementasi. Alhamdulillah dana sudah diamankan,” kata Nadiem.
2. Perubahan kurikulum
Kurikulum di masa pandemi diubah menjadi kurikulum darurat. Nadiem mengatakan bahwa kurikulum ini sudah diringkas sehingga meringankan guru dan siswa.
“Tadinya makan waktu bertahun tahun untuk reformasi kurikulum. Kita lakukan dalam 3 bulan, kita mengeluarkan kurikulum darurat,” ujar Nadiem.
“Tadinya kompetensi dasar banyak, kami ringankan sangat ringkas, bahkan di berbagai macam pelajaran, 20-40 persen kompetensi dasar dihilangkan agar guru fokusnya esensial dan fokus terhadap prasyarat jenjang berikutnya,” sambungnya.
3. Modul pembelajaran SD dan PAUD
Untuk membantu orang tua dan siswa, Kemendikbud mengeluarkan modul pembelajaran untuk anak SD dan PAUD. Modul-modul kurikulum darurat ini secara spesifik bisa menjadi panduan orang tua membimbing anak tanpa teknologi.
“Itu semua 100 persen legal untuk guru,” ucap Nadiem.
4. Pembelajaran di TVRI dan RRI
Bagi siswa yang terkendala listrik, Kemendikbud meluncurkan pembelajaran dari stasiun TVRI dan RRI. Menurut Nadiem, materi yang diberikan dalam program ini sudah semakin baik untuk anak-anak.
“Kita luncurkan TVRI dan RRI belajar dari rumah. Memang materinya mungkin belum kelas dunia, tapi kami setiap bulan semakin baik, saya dengar lumayan laku,” ujarnya.
5. Sistem penilaian kelulusan
Tahun ini ujian akhir sekolah ditiadakan karena pandemi Corona. Nadiem menjelaskan bahwa sudah dikeluarkan sistem penilaian dari kelulusan akhir ini.
Aturan tersebut yaitu, ujian akhir tidak perlu menggunakan penuntasan kurikulum. Sementara standar kelulusan bisa menggunakan angka-angka anak sebelumnya.
“Kami melakukan semua ini untuk memastikan tidak ada anak yang tidak lulus cuma karena PJJ atau COVID. Itu relaksasi yang kami lakukan,” ujar Nadiem.
Dalam kesempatan ini, Nadiem Makarim juga menyampaikan bahwa posisinya cukup sulit. Ia mengakui banyaknya keluhan yang diterima selama masa pandemi.
“Posisi saya luar biasa sulitnya, buka sekolah salah, tutup sekolah salah. Ini adalah posisi yang luar biasa sulitnya. Ini kan sebenarnya empat Kementerian, tapi saya menjadi corongnya untuk menjelaskan ke masyarakat,” ucapnya.(msn)