Indovoices.com- Bersamaan dengan dilepasnya kelompok terbang BPN 15 yang merupakan kloter terakhir yang masih berada di Makkah menuju Madinah, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah juga mengakhiri layanan kesehatannya.
Selama 55 hari masa operasionalnya, KKHI Makkah telah melayani 4.188 kunjungan jemaah haji Indonesia, terhitung sejak 14 Juli 2019 lalu. Kendati begitu, sampai saat ini KKHI Makkah masih merawat 4 jemaah haji sakit. Sementara 53 orang lainnya dirawat di beberapa RS Arab Saudi.
Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, dr. M. Imran, mengungkapkan ada beberapa hal positif selama penyelenggaraan layanan kesehatan haji di Daker Makkah. Pertama, di balik fakta angka kematian jemaah haji yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2018, ada pengorbanan maksimal yang sudah dilakukan, terutama dalam menggenjot upaya promotif preventif hingga akhirnya membuahkan hasil.
“Waktu pemulihan lonjakan (angka kematian pasca Armuzna) jauh lebih cepat, kembali normal,” ujar dr. Imran, saat memberikan sambutan di acara tasyakuran akhir operasional KKHI Makkah pada Kamis (05/09/2019) malam.
Hal kedua, meski total jumlah jemaah haji yang dirawat inap tahun ini lebih banyak dibanding 2018, akan tetapi secara harian, jumlah jemaah yang dirawat jauh lebih rendah. LOS (length of stay) atau lamanya waktu perawatan lebih pendek. Itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Imran meyakini ini akibat dari upaya kesehatan yang diberikan para petugas lebih maksimal.
Berikutnya yang menjadi poin positif ialah pada pelaksanaan puncak haji di Arafah Muzdalifah dan Mina. Proses safari wukuf dinilai jauh lebih baik. Tim Mobile Bandara yang bertugas di Pos Kesehatan Arafah juga bekerja dengan baik. Begitu pula dengan Tim Gerak Cepat (TGC) yang melakukan respons awal dan rujukan yang lebih cepat. Hasilnya terlihat pada fase Armuzna, angka kesakitan dan kematian lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.
Terakhir, lanjut Imran, jemaah haji yang dipulangkan lebih dulu dari kloternya (tanazul), jumlahnya lebih banyak dari tahun sebelumnya. Tahun lalu sekira 90 orang, sekarang ini hingga Kamis (05/09/2019) sudah 169, baik melalui Jeddah maupun Madinah. Artinya lebih banyak jemaah yang mendapat prioritas pemulangan karena kondisi kesehatannya.
Kepala Daerah Kerja Makkah, Subhan Cholid, menyampaikan apresiasinya kepada jajaran kesehatan yang telah luar biasa memberikan layanan kesehatan kepada seluruh tamu Allah asal Indonesia. Dari data yang dimilikinya, frekuensi layanan kesehatan di tingkat kloter dan KKHI hampir dua kali lipat jumlah jemaah haji Indonesia.
Pada acara yang digelar di gedung KKHI Makkah, turut hadir dr. Anas Sedaya, perwakilan dari Muasassah Asia Tenggara. Hadir pula Direktur KKHI Makkah, Direktur KKHI Madinah, tim manajerial, dan ratusan petugas kesehatan dari Tim Kuratif Rehabilitatif dan TGC Daker Makkah, Tim Promotif Preventif serta Tenaga Pendukung Kesehatan.(jpp)