• Tentang
  • Kerja Sama
  • Hubungi Kami
Minggu, 27 Juli 2025
  • Login
No Result
View All Result
Advertising
indovoices.com
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
    Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

    Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Panggil Aku Ojing Saja

    Panggil Aku Ojing Saja

  • Internasional
    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    BI Salurkan Rp 101,4 Miliar Untuk Penanganan Covid-19

    China akan Balas Rencana Australia Selidiki Sumber Corona

    Perang Dagang Memanas, Apa Dampaknya ke BNI?

    Mau Masuk Bursa, Airbnb Punya Aset Tembus Rp 42 T

    WeWork Kabarnya Bakal PHK 15.000 Karyawan?

    Berharta Rp 527 T, Jack Ma Alibaba Ternyata Pernah Bangkrut

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

  • Politik
  • Ekonomi
    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Poin-poin Penjelasan Sri Mulyani Soal PPN Sembako

    Akhirnya, Sri Mulyani buka suara soal tax amnesty jilid II

    Airlangga Minta Masyarakat Tidak Panik, PPKM Jawa-Bali Bukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat

    Pemerintah sebut realisasi anggaran PEN capai hampir 25%

    Airlangga Sebut Penanganan Covid Hingga 2022

    Indonesia mencoba bertahan dari tiga kiris besar yang melanda

    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Saya Jembatan Generasi Muda dan Pemerintahan

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar

    Kemendikbud Luncurkan Program Digitalisasi Sekolah

    Kasus Covid-19 Tetap Tinggi Hingga Juli, Sekolah Tatap Muka Batal

    Strategi Risma Agar Bansos Tunai Tak Dikorupsi

    Tangani Masalah Kemiskinan, Menteri Sosial Gandeng Mahasiswa Seluruh Indonesia

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Pak Jokowi Bertanya kepada Nadiem: Apa yang Telah Dilakukan Mas Menteri?

  • Olahraga
  • Anti Hoax

    SEANDAINYA SAYA GUDBERNUR ANIES

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
          KKP Minta Semua Pihak Bersabar Tunggu Kajian Benih Lobster

          Nilai 22 Boks Benih Lobster yang Bakal Diselundupkan ke Singapura Sekitar Rp 7,2 Miliar

          Fakta Baru soal Kebakaran Dahsyat di Kejaksaan Agung

          Pegawai Kejagung Hingga Pihak Perusahaan Pengadaan Minyak Lobi Tersangka Baru Kebakaran Kejagung

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          Preman Demo VS Hari Raya

          Preman Demo VS Hari Raya

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
    Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

    Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

    Panggil Aku Ojing Saja

    Panggil Aku Ojing Saja

  • Internasional
    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    BI Salurkan Rp 101,4 Miliar Untuk Penanganan Covid-19

    China akan Balas Rencana Australia Selidiki Sumber Corona

    Perang Dagang Memanas, Apa Dampaknya ke BNI?

    Mau Masuk Bursa, Airbnb Punya Aset Tembus Rp 42 T

    WeWork Kabarnya Bakal PHK 15.000 Karyawan?

    Berharta Rp 527 T, Jack Ma Alibaba Ternyata Pernah Bangkrut

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Ekonomi Jepang Minus 1,6 Persen pada Kuartal IV 2019

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    Tinggalkan Uber, Travis Kalanick Jual Seluruh Sahamnya

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

    China Perluas Blockchain Uang Kripto ke Pasar Valas

  • Politik
  • Ekonomi
    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    Poin-poin Penjelasan Sri Mulyani Soal PPN Sembako

    Akhirnya, Sri Mulyani buka suara soal tax amnesty jilid II

    Airlangga Minta Masyarakat Tidak Panik, PPKM Jawa-Bali Bukan Pengetatan Aktivitas Masyarakat

    Pemerintah sebut realisasi anggaran PEN capai hampir 25%

    Airlangga Sebut Penanganan Covid Hingga 2022

    Indonesia mencoba bertahan dari tiga kiris besar yang melanda

    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Saya Jembatan Generasi Muda dan Pemerintahan

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang untuk Prioritaskan Kebutuhan Pelajar

    Kemendikbud Luncurkan Program Digitalisasi Sekolah

    Kasus Covid-19 Tetap Tinggi Hingga Juli, Sekolah Tatap Muka Batal

    Strategi Risma Agar Bansos Tunai Tak Dikorupsi

    Tangani Masalah Kemiskinan, Menteri Sosial Gandeng Mahasiswa Seluruh Indonesia

    Jokowi Anugerahkan 22 Bintang Jasa bagi Tenaga Kesehatan yang Gugur

    Pak Jokowi Bertanya kepada Nadiem: Apa yang Telah Dilakukan Mas Menteri?

  • Olahraga
  • Anti Hoax

    SEANDAINYA SAYA GUDBERNUR ANIES

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    INDONESIA TANGGAP CORONA, BUKAN GAGAP CORONA

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    Wanita Menjadi Hamil Setelah Berenang Karena Seorang Pria Ejakulasi Di Kolam Renang!

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    KEJAMNYA CORONAVIRUS TIDAK SESADIS VIRUS KOKLOENYA-SEBARHOAX

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Ini Dia 10 Tindakan ASN yang Dapat Diadukan Sebagai Tindakan Radikal

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

    Dicari Segera BEM Mahasiswa/i se-DKI Jakarta yang katanya Pembela Rakyat Kecil

  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
        • Humor
          KKP Minta Semua Pihak Bersabar Tunggu Kajian Benih Lobster

          Nilai 22 Boks Benih Lobster yang Bakal Diselundupkan ke Singapura Sekitar Rp 7,2 Miliar

          Fakta Baru soal Kebakaran Dahsyat di Kejaksaan Agung

          Pegawai Kejagung Hingga Pihak Perusahaan Pengadaan Minyak Lobi Tersangka Baru Kebakaran Kejagung

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          PA 212 Klaim Yang Hadir 8 Juta, Polri sebut 40 Ribu, Yang 7,96 Juta Genderuwo?

          Preman Demo VS Hari Raya

          Preman Demo VS Hari Raya

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Aryo DJ benar-benar bekerja dan melayani

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

          Sah….Kedubes Israel di Indonesia resmi dibuka

    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education
No Result
View All Result
indovoices.com
No Result
View All Result
Home Umum

MUSIM BUNGA UNTUK DUNIA MUSLIM

by Denny J.A
8 Februari 2020
in Umum
Reading Time: 5 mins read
A A
0
MUSIM BUNGA UNTUK DUNIA MUSLIM
0
SHARES
162
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

MUSIM BUNGA UNTUK DUNIA MUSLIM

RelatedPosts

Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

– Tahap Awal: Demokrasi Yang Tidak Liberal

Denny JA Tentang Masa Depan Kebebasan (18)

Kapankah datang era itu? Kapankah tiba musim bunga untuk Dunia Muslim. Yaitu era ketika secara bertahap mayoritas Dunia Muslim hijrah mengambil jalan demokrasi dan kebebasan secara bertahap.

Data per- hari ini (2020), dapat diakses 50 negara yang mayoritas penduduknya Muslim (penganut agama Islam di negara itu di atas 50 persen). Sekitar 64 persen (32 negara dari 50 negara Muslim) hidup dalam politik yang paling terkebelakang: sistem politik otoriter.

Sekitar 30 persen (15 negara dari 50 negara Muslim) ada di Hybrid Regimes. Ini sistem campuran antara politik otoriter dan politik demokrasi.

Hanya 6 persen (3 negara dari 50 negara Muslim) yang sudah berevolusi menuju demokrasi setengah matang (Flawed Democracy). Namun NOL persen, tak ada satupun negara Muslim yang sudah berada di level demokrasi yang matang (Full Democracy).

Kapankah dunia menyaksikan gelombang besar 50 negara Muslim itu serentak hijrah? Yang otoriter berbondong-bondong menuju sistem politik campuran? Yang sistem politik campuran secara rombongan menuju demokrasi setengah matang? Yang demokrasi setengah matang berjalan sampai kepada demokrasi penuh?

Akankah terjadi revolusi di kawasan muslim itu, hijrah massal secara setentak? Ataukah perubahan di kawasan ini terjadi perlahan saja dan terpisah antara satu negara Muslim dengan negara Muslim lain?

-000-

Hijrah massal lebih dari dua puluh negara bukan hal yang asing. Dua puluh tahun lalu, dunia pernah menyaksikan hijrah massal di kawasan Blok Negara Komunisme. Di tahun 1989 hingga kini, terjadi Musim Gugur Blok Sovyet dan Eropa Timur.

Sovyet negara raksasa saat itu pecah menjadi banyak negara baru independen yang lebih kecil: Rusia, Armenia, Alzerbaijan, Belarus, Georgia, Kazakhtan, Kyrgyztan, Moldova, Tajikistan, Turkmeknistan, Ukraine, Uzbekhistan, Estonia, Latvia, Lithuania). Satu negara raksasa pecah menjadi 15 negara baru.

Dari blok komunisme yang sama, Yugoslavia pecah menjadi lima negara baru: Bosnia, Hergezovina, Croatia, Macedonia, Slovania. Chezekoslavakia pecah juga menjadi dua negara: Chech Republik dan Slovakia.

Musim gugur juga melanda blok komunisme Eropa Timur. Aneka negara di sana bergolak. Antara lain: Polandia, Hongaria, Rumania, Bulgaria, Jerman Timur, Mongolia, Albania. Tujuh negara Eropa Timur ini bergegas meninggalkan sistem politik dan ekonomi lama: Komunisme.

Satu hentakan dimulai tahun 1989, sekitar 29 negara di kawasan Uni Sovyet dan Eropa Timur bergolak. Musim gugur menimpa 29 negara itu, dan serentak secara bertahap menuju jalan demokrasi dan kebebasan.

Mengapa disebut secara bertahap? Resistensi atas sistem politik demokrasi apalagi kultur kebebasan tetap kuat bergolak pada 29 negara itu. Penjaga status quo yang menginginkan sistem lama komunisme masih bercokol.

Index Demokrasi tahun 2019 juga mencatat 29 negara itu tidak seragam hijrahnya. Tak ada satupun dari 29 negara ex komunisme itu yang sudah sampai pada tahap Full Democracy. Negara Estonia, Chech Republik, Slovenia, Lithuania, Latvia, Slovakia, dan Bulgaria lebih dahulu tiba berevolusi sampai pada level demokrasi setengah matang (Flawed Democracy).

Negara lainnya, termasuk Rusia, masih berada pada sistem politik campuran dan otoriter.

Begitulah evolusi pertumbuhan dan perubahan sistem sebuah negara. Perubahan sistemik berjalan lambat dan bertahap. Dalam wacana, dapat dipekikkan revolusi: lompatan seketika. Namun di dunia nyata, realitas membutuhkan adaptasi, penyesuaian, yang berjalan pelan.

Apa yang menybabkan musim gugur pada blok komunisme? Mengapa sebagian blok ini akhirnya hijrah massal memeluk jalan demokrasi dan kebebasan?

Banyak riset sudah mengeksplorasi hal itu. Ekonomi Komunisme gagal membuahkan janji. Kesejahteraan dan pemerataan ekonomi tak bisa diatur lagi oleh ekonomi dengan sistem komando. Pasar ekonomi semakin kompleks untuk disentralisasi oleh politbiro politik dan birokrasi pemerintah.

Sementara biaya persaingan militer terlalu tinggi. Negara terlalu banyak menghabiskan sumber daya menciptakan alat perang yang canggih. Dana untuk investasi usaha dan kesejahteraan rakyat tergerus.

Dunia semakin pula terbuka. Persaingan blok barat dan blok komunisme menunjukkan hasil yang semakin terbuka. Jerman Barat yang berada di blok barat, dan Jerman Timur yang berada di blok Timur, semakin jomplang pertumbuhannya.

Jerman Barat semakin meninggalkan Jerman Timur untuk aneka pencapain ekonomi. Padahal sebelumnya, Jerman Barat dan Timur berasal dari Ibu Jerman yang satu. Ekonomi negara itu awalnya kurang lebih setara.

Gorbachev juga menjadi faktor. Ia tak menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaan dan dominasinya di Uni Sovyet dan Eropa Timur. Ia bahkan ikut memulai reformasi di kawasan itu.

Gorbachev memperkenalkan kebijakan Peresteroika (Restukturisasi, Reformasi, Perubahan). Ia juga mengkampanyekan Glasnost (keterbukaan, transparansi).

Rakyat di Eropa Timur dan Uni Sovyet terlalu lama hidup sebagai api dalam sekam. Ketika pintu terbuka, kemarahan dan protes rakyat menjadi air bah. Arah perubahan itu bahkan tak bisa dikendalikan oleh Gorbachev sendiri.

Musim gugur dan hijrah massal menuju demokrasi pernah terjadi menimpa 29 negara blok komunisme. Bagaimana dengan kawasan Muslim? Musim bunga dan hijrah massal menuju demokrasi plus kebebasan dapat pula terjadi pada 50 negara muslim. Why Not?

-000-

Jika datang masa itu, musim bunga di kawasan Muslim, tentu memerlukan peta jalan. Hijrah massal sebuah kawasan pastilah terjadi secara bertahap pula.

Terminal pertama yang akan dicapai oleh hijrah massal dunia muslim adalah Demokrasi minus liberalisme. Ialah sistem politik dan ekonomi yang melaksanakan pemilu, tapi dengan sistem kebebasan terbatas.

Kultur kebebasan, yang sepenuhnya menjamin hak asasi manusia, tentu tak bisa diharap langsung tumbuh di kawasan ini. Demokrasi minus liberalisme adalah titik kompromi awal Dunia Muslim dan dunia Barat.

Misalnya, hak kaum LGBT untuk menikah dan disahkan negara. Kultur liberal ini tentu sulit diharap disahkan oleh negara Muslim. Setidaknya itu tak akan terjadi pada tahap awal hijrah menuju demokrasi pada dekade 2020.

Survei opini publik yang dibuat untuk populasi Dunia Muslim mendukung lahirnya demokrasi minus liberalisme. Kita bisa melihat data di bawah ini.

Pew Research Center di tahun 2012 menyelenggarakan survei di enam negara Muslim: Mesir, Jordan, Lebanon, Pakistan, Tunisia dan Turki. Kepada responden yang mewakili secara random populasi negara itu dieksplorasi. Apakah sistem politik demokrasi menjadi pilihan?

Di Jordania, Turki, Mesir dan Tunisia, mayoritas respon di atas 50 persen memilih demokrasi. Prosentasenya sekitar 61 persen hingga 84 persen. Di Pakistan yang memilih demokrasi sebesar 42 persen. Tapi demokrasi tetap menjadi pilihan tertinggi di Pakistan dibandingkan sistem politik lainnya.

Ketika dieksplorasi apakah sistem politik demokrasi lebih penting dibandingkan sistem politik lain dengan hadirnya pemimpin yang kuat, strong leader? Kembali mayoritas responden di negara itu memilih politik demokrasi. Hanya di Pakistan, responden lebih banyak memilih pemimpin yang kuat di atas demokrasi.

Megapa demokrasi dipilih? Jawaban responden beragam, mulai dari demokrasi memajukan ekonomi, hingga rakyat sendiri yang memilih pemimpin. Mulai dari demokrasi menjamin kebebasan berbicara, menjamin kebebasan agama, hingga media tidak disensor. Termasuk yang disukai dari demokrasi adalah tumbuhnya kultur persamaan hak pria dan wanita.

Info lain dari Gallup Poll. Lembaga ini di tahun 2006 melakukan survei di 10 negara Muslim, yang populasi Muslimnya di atas 80 persen. Antara lain: Indonesia, Iran, Jordania, Maroko, Bangladesh, Pakistan, Turki, Lebanon, Mesir dan Arab Saudi.

Ditanyakan apakah kebebasan berbicara bagi warga negara itu penting? Di atas 82 persen populasi di negara itu menyatakan penting.

Ditanya pula apakah ulama harus memainkan perang langsung atau tak langsung dalam pemerintahan? Mayoritas menjawab, peran ulama sebaiknya tidak langsung dalam pemerintahan. Prosentasenya beragam mulai dari 50 persen (Jordania) hingga 85 persen (Lebanon).

Dua isu di atas sangat penting untuk politik demokrasi. Kebebasan berbicara dan mengeritik pemerintahan menjadi syarat membatasi kesewenangan pemerintah. Peran ulama yang tak langsung pada pemerintahan itu juga fondasi memisahkan wilayah agama, dan wilayah negara.

Bagaimana dengan budaya liberal yang sepenuhnya menjamin hak asasi manusia? Bisakah Negara Muslim menerima? Hingga tahun 2020, budaya liberal yang bisa diterima dunia muslim masih terbatas.

Kebebasan dalam arti yang lazim seperti kebebasan bicara, beroganisasi, beribadah bagi pemeluk agama lain, bisa diterima. Tapi kebebasan paling baru seperti hak menikah kaum LGBT belum saatnya.

PEW Research Center mempublikasi survei di tahun 2013. Survei ini berlangsung pada 39 negara. Ingin dilihat dalam survei itu antara lain dukungan Muslim atas kultur liberal. Sebanyak 39 negara itu tersebar di aneka wilayah mulai dari Asia, Afrika dan Eropa.

Ketika ditanya apakah mereka menerima homoseks? Apakah homoseks itu salah secara moral? Mayoritas Muslim di wilayah itu, mulai dari 79 persen hingga 95 persen menyatakan homoseksual itu salah. Pemerintah di negara yang mayoritasnya Muslim tak bisa dipaksa melegalkan pernikahan LGBT, misalnya, jika penentangan masyarakatnya terlalu besar.

Di tahap ini, memang bentuk demokrasi yang paling mungkin tumbuh di negara muslim adalah ileberal democracy. Demoktasi minus kultur liberal.

Apakah seterusnya seperti ini? Apakah seterusnya di Dunia Muslim demokrasi hanya tumbuh dalam bentuk Iliberal Democracy?

Terbang dengan kacamata burung, melihat sejarah 5000 tahun peradaban, tak ada sejengkal tanahpun yang tidak berubah. Tak ada satu wilayahpun dalam umur 5000 tahun kontrak mati hanya memeluk satu sistem politik, ekonomi dan kultur tertentu saja.

Iliberal Democracry, Demokrasi minus kebebasan, Demokrasi minus hak asasi yang penuh, hanyalah terminal pertama hijrah Dunia muslim. Masih terbuka terminal lainnya.

Serial esai ini justru mulai dengan asumsi yang provokatif. Pada waktunya, Demoktasi plus hak asasi manusia yang penuh, demokrasi liberal juga sampai di kawasan Muslim. Terutama di negara yang kelas menengahnya kuat. Civil societynya tumbuh. Penerimaan dana negara banyak bersumber dari pajak swasta. Ekspose pada dunia internet, peradaban global, tinggi.

Pada bebrapa negara Muslim dengan karakter di atas, demokrasi plus kebebasan akan tumbuh dalam dekade mendatang. Tapi di dekade ini, Iliberal democracy, demokrasi minus kebebasan dibutuhkan sebagai terminal awal. ***

(Bersambung)

Link: https://www.facebook.com/322283467867809/posts/2665283446901121/?d=n

Denny J.A

Denny J.A

Related Posts

Sinergi Membatasi Ruang Gerak Pelaku Judi Online

Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

by infonesia
6 Juni 2025
0

indovoices.com - Sistem judi online dirancang sedemikian rupa untuk membuat pemain kalah. Korban tidak hanya mengalami kerugian materi, tetapi juga terjebak...

Pak Jokowi, Lihatlah Penderitaan Kami Warga Jatikarya Yang Terdzolimi BPN

by Dahono Prasetyo
30 Desember 2021
0

Seorang warga Jatikarya Bekasi yang merupakan salah satu ahli waris lahan terkena proyek Tol Cibitung-Cimanggis, akhirnya menulis surat kepada Presiden...

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

Cek Fakta, Uang Pembebasan Tanah Tol Jatikarya Terkatung Katung 4 Tahun

by Dahono Prasetyo
3 Desember 2021
0

Pembangunan ekonomi yang massive di era pemerintahan Presiden Jokowi patut di apresiasi. Target Indonesia  menjadi 10 besar negara maju pada...

Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

Kepala Dinas Kab Sumedang Diduga Terlibat Mafia Tanah

by Dahono Prasetyo
22 November 2021
0

Seorang pejabat dinas Kabupaten Sumedang berinisial AS diduga melakukan penipuan kepada sejumlah investor dari Jakarta dan Bandung. Modus yang dilakukannya...

Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

Gugatan Hukum Menyusul Diproses Pasca Konggres GPM

by Dahono Prasetyo
4 November 2021
0

Tanggal 5-7 November Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) melaksanakan hajatan organisasi bertajuk Konggres Persatuan dan Kesatuan Kebangkitan Kaum Marhaenis Indonesia. Agenda...

Panggil Aku Ojing Saja

Panggil Aku Ojing Saja

by Dahono Prasetyo
20 Oktober 2021
1

Terlahir dengan nama Yohanes Suparyanto Raharjo. Jalan hidupnya tergolong penuh aneka warna. Meskipun "warna" menjadi orang kaya materi menjadi satu...

Next Post
Komitmen Pemerintah Ciptakan Iklim Investasi dan Bisnis yang Lebih Baik

Komitmen Pemerintah Ciptakan Iklim Investasi dan Bisnis yang Lebih Baik

Please login to join discussion

Recommended

Menkes Minta Santri Gontor Bantu Edukasi Masyarakat Soal Kesehatan

Menkes Minta Santri Gontor Bantu Edukasi Masyarakat Soal Kesehatan

6 tahun ago
Sebut Pergub Tempat Hiburan Lebih Menggigit, Anies Malah Bungkam Soal Alexis

Tempat Ibadah di Zona Merah Ditutup Selama PSBB Total

5 tahun ago

Popular News

  • 🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    🔍 Tarif AS Tetap 32%, Deregulasi Impor Indonesia Gagal Jadi Alat Tawar?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Judol dan Pinjol Ilegal, Dua Entitas Pengancam Generasi Muda di Era Digital

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Is De-Dollarization the End of Dollar Dominance? A Closer Look at the Global Financial Order

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sekolah Rakyat Wujudkan Mimpi Bintang dan Rival

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tol Laut, Jembatan Ekonomi Maritim Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Become Contributor

indovoices.com membuka kesempatan kepada siapapun dengan latar belakang apapun untuk bergabung menjadi kontributor.

Bagi yang ingin bergabung menulis, kirimkan contoh artikelnya ke email redaksi@indovoices.com

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi halaman berikut ini.

About Us

indovoices menyajikan berita terbaru politik, ekonomi, bisnis, lifestyle, e-commerce, start-up, finansial, dan entrepreneur yang bersumber dari berbagai situs dan narasumber resmi

Links

Youtube

Newsletter

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan indovoices.com dan menerima pemberitahuan artikel baru melalui email.

Bergabung dengan 1,250 pelanggan lain
  • Beranda
  • Tentang IndoVoices
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Menjadi Penulis
  • Advertising
  • Hubungi Kami

© 2024 indovoices.com

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Redaksi
    • Editorial
    • Analisis
    • Liputan Khusus
    • Event
      • Sumpah Pemuda
  • Umum
  • Internasional
  • Politik
  • Ekonomi
    • Finansial
  • Business
    • Investasi
  • Hukum
    • Kriminal
    • Laporan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Anti Hoax
  • Lifestyle
    • Entertainment
      • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
    • Kesehatan
    • Life & Love
    • Traveling
    • Sex Education

© 2024 indovoices.com

 

Memuat Komentar...
 

Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.