Indovoices.com-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menganggap kesembuhannya dari virus corona (Covid-19) sebagai mukjizat, apalagi pada usianya yang sudah berkepala enam.
“Saya mengatakan [kesembuhan] ini satu mukjizat bagi saya,” ujar Budi Karya melalui konferensi video.
Budi mengatakan sebelum terpapar corona, tenaganya kerap terkuras karena kegiatan fisik yang berlebihan. Fisik yang melemah membuatnya mudah terjangkit virus coronaSetidaknya tujuh orang lain juga terpapar di lingkungan Kementerian Perhubungan. Ia menjadi yang paling tua dengan usia 63 tahun.
Ia bercerita mulanya tak tahu terjangkit corona. Dirinya dirawat RSPAD sejak tanggal 13 Maret 2020. Kala itu diagnosa dokter mengatakan Budi kena penyakit demam tifoid.
Namun selang sehari dirawat, ia tak sadarkan diri selama 14 hari. Selama jangka waktu tersebut ia masih tak tahu dirinya terkena corona.
“Saya terakhir dibilang dokter enggak mungkin ini Covid. Makanya di berita saya nyatakan tifoid. Enggak sadarnya itu 14 hari. 4 hari setelah sadar saya pulang,” ceritanya.
Selama 4 hari sadar dan dirawat di rumah sakit, ia fokus menyemangati diri sendiri agar bisa sembuh. Ia mengaku urusan negara saat itu tak jadi prioritas. Fokusnya hanya untuk sembuh dan bertemu lagi dengan keluarga.
Selain menyemangati diri sendiri, Budi menghabiskan masa perawatan dengan menonton bola setiap malam. Ia menyaksikan aksi-aksi pemain Barcelona Lionel Messi. Terkadang, Budi mendengarkan lagu-lagu yang dibawakan Agnes Monica.
“Pak presiden ngomong, isolasi tidak sepenuhnya benar. Orang harus bersosialisasi. Oleh karenanya teman-teman perawat saya ajak enjoy. Satu malam saya nonton bola, satu malam saya nonton musik,” ungkapnya.
Kendati akrab dengan dokter dan perawat, ia tak mau berlama-lama di rumah sakit. Budi meminta izin dokter yang merawatnya agar dia boleh pulang. Padahal kala itu baru satu hasil tes negatif corona melalui PCR yang diterima.
Budi mengatakan alasannya untuk cepat pulang mempertimbangkan pasien lain juga membutuhkan perhatian dokter.
“Pasiennya banyak. Jangan mentang-mentang menteri minta privilege,” ujarnya.
Dokter pada akhirnya mengiyakan permintaan tersebut. Dengan syarat, setidaknya tiga dokter rutin datang ke rumahnya untuk perawatan. Budi menurutinya.
Budi juga mengapresiasi tim medis RSPAD yang menurutnya memberi perhatian maksimal kepada pasien. Tak jarang tenaga medis jadi temannya berdiskusi.
“Ini harus jadi semangat bahwa [pelayanan] RSPAD baik. Dan memberi contoh [rumah sakit di] daerah-daerah lain seperti RSPAD,” ujarnya.
Selama di rumah, istri dan putrinya rajin mengurus Budi hingga benar-benar. Ia pun mulai bekerja. Budi menjalin komunikasi dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang menggantikan posisinya.
Setiap hari, kata Budi, Menteri Retno tak absen menyapanya lewat pesan singkat. Satu hari pesannya sekadar selamat pagi. Namun di hari lain tiba-tiba tempat makan berisi gudeg datang ke pintu rumahnya, kiriman langsung dari Retno.
Seiring waktu, Budi juga mulai mengikuti rapat meski hanya jadi peserta. Setiap hari ia mengumpulkan informasi agar tak tertinggal kebijakan dan kendala di ranah perhubungan.
Sedangkan perkara guyon diserahkan kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Mereka senantiasa jadi penghibur dan pendukung kesembuhan Budi.
Perhatian juga datang dari Presiden Joko Widodo. Budi bercerita ketika tahu dirinya terjangkit corona, Jokowi langsung menelpon istrinya.
“Saya dinyatakan Covid istri saya langsung di telepon setengah jam. [Beliau bilang] tabah ya. [Lalu] Langsung mengirim utusan,” ujarnya.
Jokowi juga langsung menelpon Budi sepulangnya dari rumah sakit. Kata Budi, Jokowi menanyakan kabar, menyuruh makan yang banyak dan beristirahat.
Budi mengatakan kesembuhannya bukan semata hanya dari dirinya. Tapi berkat kerja sama banyak orang. Mulai dari petugas medis di rumah sakit, keluarga, presiden, anggota kabinet hingga rekan wartawan.
Menhub Budi Karya Sumadi merupakan satu-satunya pembantu Presiden yang terjangkit virus corona. Kabar ini pertama kali diumumkan Sekretaris Negara Pratikno pada Sabtu (14/3).
Beberapa kepala daerah juga sempat dikabarkan terjangkit corona, seperti Wali Kota Bogor Bima Arya, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, sampai Bupati Morowali Utara (Morut) Aptripel Tumimomor.(cnn)