Indovoices.com- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi yang mewakili Presiden RI Joko Widodo menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) adalah mitra penting ASEAN dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di Kawasan Indo-Pasifik.
“Kawasan Asia Tenggara yang damai dan stabil adalah aset yang tidak dimiliki oleh kawasan lain. Hanya dengan kawasan yang damai dan stabil, kita dapat menikmati pertumbuhan ekonomi yang baik,” ujar Menlu Retno pada Pertemuan ke-7 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Amerika Serikat yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand.
Menlu Retno menggarisbawahi bahwa ASEAN dengan penduduk lebih dari 647 juta jiwa merupakan ekonomi ketiga terbesar di Indo-Pasifik dan kelima terbesar di dunia, di mana pertumbuhan ekonomi ASEAN cukup tinggi melebihi rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.
Selain itu, ASEAN juga memiliki penduduk produktif yang besar yang dapat menunjang pembangunan ekonomi. “Dengan potensi besaran ekonomi yang dimiliki ASEAN, hubungan kemitraan ASEAN dan AS memberi keuntungan bukan saja untuk ASEAN tetapi juga untuk AS,” ungkap Menlu Retno.
Dalam menyikapi kondisi ekonomi global yang tidak menentu, Menlu Retno menyampaikan pentingnya sistem perdagangan yang bebas, terbuka, dan adil. Indonesia mengharapkan kiranya tensi dagang antara AS dengan China dapat segera diselesaikan.
“Kalau perang dagang terus berlanjut, saya khawatir ekonomi kita semua, ekonomi dunia, akan terdampak,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Indonesia mengapresiasi dukungan AS terhadap ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Penasehat Keamanan Nasional Robert O’Brein yang mewakili Presiden Donald Trump menyampaikan bahwa AS memiliki visi yang sama dengan ASEAN untuk mendorong stabilitas, keamanan, dan kemakmuran di Kawasan Indo-Pasifik, sesuai dengan visi ASEAN Outlook.
Lebih lanjut Indonesia juga menekankan pentingnya implementasi ASEAN Outlook tersebut. Dalam konteks ini, Indonesia mengundang AS untuk hadir dan berpartisipasi aktif pada penyelenggaraan Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum yang akan diselenggarakan pada tahun 2020.
“Forum ini akan menjadi platform yang baik untuk mendorong kerja sama konkret dan sinergi berbagai program infrastruktur dan konektivitas di Kawasan Indo-Pasifik,” tegasnya.
Indo-Pacific Infrastructure and Connectivity Forum merupakan inisiatif Indonesia sebagai salah satu upaya memajukan kerja sama konkret dalam rangka implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang diadopsi dalam KTT ASEAN ke-34 pada Juni 2019.
Dalam pertemuan tersebut, AS pun menggarisbawahi komitmen Presiden Trump untuk memperkuat kemitraan strategis AS-ASEAN. Untuk memperdalam kemitraan tersebut, Presiden Trump mengundang pemimpin ASEAN untuk mengadakan ASEAN-US Special Summit di Negeri Paman Sam itu pada tahun 2020.
Kerja sama ASEAN-AS sendiri telah berjalan sejak 1977 dan dinaikkan statusnya menjadi Kemitraan Strategis pada tahun 2015. AS merupakan mitra dagang dan sumber investasi terbesar ke-4 ASEAN di antara Mitra Wicara lainnya dengan nilai perdagangan sebesar USD259,2 miliar (per Mei 2018) dan nilai investasi sebesar USD8,1 miliar (2018). (jpp)