Indovoices.com – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyaksikan pemusnahan 538 kilogram dan 480 batang bibit, benih dan buah impor asal dari delapan negara.
Pemusnahan dilakukan dengan menggunakan alat pembakar bersuhu tinggi atau incenerator di Instalasi Karantina Pertanian Sorkarno Hatta, Tanggerang.
Komoditas pertanian impor ini masuk melalui bandar udara internasional Soekarno Hatta tanpa dilengkapi dokumen kesehatan karantina dari negara asal.
“Tindakan ini harus kami lakukan agar potensi penyebaran hama penyakit tumbuhan dari luar negeri dapat kita cegah. Produk pertanian apapun yang masuk ke Indonesia harus lolos dan dijamin kesehatannya oleh petugas karantina pertanian,” kata pria yang biasa di sapa SYL ini.
Masih menurutnya, pemusnahan produk pertanian yang ilegal atau tidak sehat ini merupakan tindakan pengawasan dan penidakan terhadap produk pertanian yang ilegal atau tidak sehat ini. Negara kita di anugerahi kekayaan sumber daya alam hayati yang luar biasa, jadi mari kita manfaatkan untuk kesejahteraan bersama sekaligus kita harus bersinergi menjaganya.
“Dari data pemusnahan kali ini, banyak benih tanaman hias, termasuk anggrek yang masuk. Sayangnya tidak dilengkapi jaminan kesehatan karantina,” papar Mentan.
Tentunya kami tidak melarang, namun pastikan telah sesuai dengan aturan yakni lengkapi dengan Surat Ijin Pemasukan (SIP) Mentan jika itu benih atau bibit dan pastikan dijamin sehat dan aman dari negara asal. Petugas karantina pertanian akan kembali memeriksanya. “Kita harus pastikan sehat, aman dan menghindari ancaman bioterorisme,” tegasnya.
*Ekspor Tanaman Hias ke Manca Negara*
Selain menyaksikan pemusnahan, SYL juga sekaligus melakukan pelepasan ekspor produk pertanian ke enam negara.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil yang turut hadir memaparkan ragam komoditas yang diekspor yakni, sarang burung walet 130 kg (24 karton) senilai Rp. 2,9 milyar tujuan Cina; Tanaman Aquarium, sebanyak 18.838 batang senilai Rp. 133,8 juta, menuju Amerika Serikat, Kanada dan Jepang.
Dan jenis tanaman hias yang juga sedang digemari masyarakat berupa mostrea, aglonema dan philondendron sebanyak 352 batang senilai Rp. 17,6 juta ke Hongkong, Inggris dan Amerika Serikat.
“Pertumbuhannya sangat menggembirakan, kembangkan terus karena pasar ekspor sangat terbuka lebar. Jangan lupa patuh untuk melapor kepada petugas Karantina agar tetap sehat, aman dan makin laris tanaman hias kita di pasar ekspor,” pesannya.
Ia juga berpesan agar Barantan menjadi garda terdepan dalam perlindungan sumber daya pertanian yang dimiliki Indonesia. “Kita harus perkuat, juga harus bisa CCA, yaitu cepat, cermat dan akurat,” pungkas SYL.(kementan)