Indovoices.com-Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menggelar tujuh pertemuan bilateral di sela-sela acara Bali Democracy Forum (BDF) ke-12 yang berlangsung di Bali.
Dalam pertemuan dengan Menteri Kerja Sama dan Hubungan Internasional Namibia, Netumbo Nandi-Ndaitwah, Menlu Retno mengungkapkan Pemerintah Namibia kembali menawarkan peluang kerja sama proyek infrastruktur dan mengundang partisipasi BUMN Indonesia pada konstruksi perumahan rakyat di Namibia. Menlu Retno pun menyambut baik tawaran kerja sama tersebut.
Pembahasan awal kerja sama sebelumnya telah dilakukan saat kunjungan Presiden Namibia Hage G Geingob ke Indonesia pada Agustus 2018. Hal ini kemudian ditindaklanjuti pada pertemuan Wamenlu RI dengan Wakil Menteri Pembangunan Kota dan Desa Namibia di sela-sela Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019.
Selain kerja sama bidang infrastruktur, kedua Menlu juga sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan melalui penurunan tarif masuk barang dengan pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Southern African Customs Union (SACU). Namibia yang merupakan salah satu anggota SACU diharapkan dapat mendukung proposal pembentukan PTA Indonesia tersebut yang akan meningkatkan volume perdagangan kedua negara.
Kedua Menteri juga sepakat untuk mendorong pemberdayaan wanita sebagai bagian penting dari pembangunan di masing-masing negara dan kawasan.
Sementara saat bertemu Menlu Fiji Inia Batikoto Seruiratu, dirinya menegaskan dukungan terhadap komitmen Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Pasifik Selatan sebagai bentuk berkontribusi Indonesia pada stabilitas keamanan, perdamaian, dan kemakmuran di kawasan.
Berkaca dari kesuksesan Pacific Exposition di Auckland, Selandia Baru, pada Juli 2019, Indonesia kembali mengajak Fiji untuk berkolaborasi dalam Pacific Fair 2020 yang akan diselenggarakan Pemerintah Indonesia.
?Pacific Fair 2020 diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak kemitraan konkrit di bidang ekonomi, untuk mempertahankan momentum positif yang telah terbangun dengan negara-negara Pasifik Selatan saat Pacific Exposition.
Kedua pihak juga mendiskusikan persiapan awal pembentukan Indonesia-Fiji Preferential Trade Agreement (IF-PTA). Diharapkan perjanjian ini akan memperluas peluang kerja sama ekonomi kedua negara di bidang kerja sama investasi, infrastruktur, dan konektivitas. Menlu Retno menargetkan tahap awal negosiasi IF-PTA dapat dilaksanakan pada triwulan pertama tahun 2020.
?Peningkatan hubungan di kawasan pasifik menjadi pembahasan Menlu Retno saat bertemu dengan Menteri Urusan Pasifik Selandia Baru Aupito William Sio
Pada pertemuan kali ini, kedua menteri bertukar pandang mengenai upaya konkrit peningkatan kerja sama bilateral dalam kerangka Kemitraan Komprehensif kedua negara, antara lain di sektor pendidikan untuk mendukung prioritas Pemerintah Indonesia lima tahun kedepan di bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Menlu Retno juga menggarisbawahi pentingnya kerja sama Indonesia-Selandia Baru di Pasifik untuk turut berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan kawasan, serta menghadapi tantangan bersama perubahan iklim dan penanggulangan bencana.
Selandia Baru mengapresiasi didirikannya Indonesia Aid (Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Indonesia). Kedua negara setuju untuk bekerja sama dalam melaksanakan berbagai program kerja sama pembangunan di kawasan pasifik sebagai salah satu kawasan yang penting dalam politik luar negeri Indonesia. Kerja sama ini ditujukan untuk semakin memperkuat dampak positif yang dihasilkan
Sedangkan peningkatan kerja sama ekonomi konkret menjadi fokus pembahasan saat bertemu dengan Menlu Kenya Monica Juma.
“Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, tren perdagangan Indonesia-Kenya mengalami peningkatan dengan rata-rata hingga 17%, mencapai total nilai USD317 juta pada tahun 2018. Meskipun demikian, jumlah tersebut belum sepenuhnya menerjemahkan potensi kedua negara,” ujar Menlu Retno.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno menyatakan bahwa salah satu cara efektif untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara adalah melalui penurunan tarif masuk barang.
Untuk itu, di samping mendorong kemungkinan pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Kenya, Menlu Retno kembali mengingatkan pihak Kenya terkait proposal pembentukan PTA antara Indonesia dengan East African Community (EAC), di mana Kenya merupakan salah satu anggota organisasi regional yang memiliki Common External Tariff (CET) tersebut.
Menlu Retno juga menyampaikan bahwa pasca IAID pada Agustus 2019 lalu, Indonesia mengharapkan kerja sama yang lebih konkret dengan Kenya. Dalam hal ini, kedua Menteri sepakat bekerja sama lebih erat, khususnya di sektor infrastruktur dan konektivitas.
Kedua Menlu lebih lanjut mendiskusikan pula terkait rencana pembukaan Kedutaan Besar Kenya di Jakarta. Menlu Retno mendorong agar Kenya dapat segera membuka perwakilannya di Jakarta.
Adapun penguatan kualitas SDM Indonesia menjadi topik pembicaraan antara Menlu Retno dengan Menteri Negara Singapura untuk Urusan SDM Zaky Mohammad.
Menlu Retno menyampaikan apresiasi kepada Singapura yang konsisten mengirimkan pejabat tinggi untuk berpartisipasi pada BDF dari tahun ke tahun. Menteri Zaky sendiri dalam pertemuan BDF kali ini akan menjadi pembicara dalam diskusi panel dengan tema “Moving Towards Inclusive State Building“.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno juga menawarkan kerja sama lebih luas di bidang pengembangan SDM dengan Menteri Zaky yang memiliki portfolio isu perencanaan nasional dan tenaga kerja.
Menlu Retno juga mengapresiasi inisiatif Singapura yang akan menyediakan kesempatan lebih luas bagi tenaga kerja terampil Indonesia untuk melakukan internship atau magang di Singapura, yang akan semakin meningkatkan wawasan dan ketrampilan manajerial SDM Indonesia. Salah satu kerja sama RI-Singapura ke depan adalah di bidang vocational training.
Kedua negara juga berkomitmen untuk mengimplementasikan berbagai kesepakatan kedua Pemimpin Negara dalam pertemuan Leaders’ Retreat di Singapura pada Oktober 2019 lalu.
Lebih lanjut dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor-Leste Dionisio Soares, Menlu Retno menyampaikan apresiasi atas partisipasi konsisten Timor-Leste pada BDF dan menilai meskipun Indonesia dan Timor-Leste merupakan negara demokrasi yang relatif muda, kedua negara dapat berbagi banyak pengalaman dengan dunia.
Kedua Menlu juga membahas sejumlah isu hubungan bilateral kedua negara, termasuk negosiasi batas darat dan kerja sama ekonomi khususnya di daerah perbatasan.
Keduanya juga sepakat perlu upaya terus-menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di perbatasan, termasuk melalui kerja sama trilateral lewat pelatihan bagi petani.
Terakhir adalah pertemuan Menlu Retno dengan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Kepulauan Solomon Jeremiah Manele, di mana pada kesempatan tersebut Menlu Retno menyampaikan apresiasi atas partisipasi Kepulauan Solomon yang pertama kalinya ke BDF dan bahkan dipimpin ketua delegasi setingkat Menteri.
“Hal ini merefleksikan semakin eratnya jalinan persahabatan kedua negara,” ucap Menlu Retno.
Pada kesempatan ini, Menlu Retno dan Menteri Manele telah menandatangani Kesepakatan Kerja Sama Pembangunan (Framework on Development Cooperation) antara Indonesia-Kepulauan Solomon, serta menyaksikan penandatangan perjanjian hibah (Grant Agreement) Pembangunan Lapangan Futsal Multifungsi untuk pelaksanaan Pacific Games 2023 di Kepulauan Solomon. (jpp)