Indovoices.com-Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno kembali manfaatkan kehadirannya di Sidang Majelis Umum (SMU) ke-74 PBB untuk membahas isu strategis dengan negara mitra.
Pada hari ketiganya di New York, Amerika Serikat, Menlu Retno melakukan pertemuan bilateral dengan enam negara. “Hari ini saya telah bertemu mitra-mitra saya Menteri Luar Negeri dari enam negara, yaitu Luxembourg, Belanda, Saudi Arabia, Bahrain, Australia, dan Timor Leste,” ungkapnya di New York.
Selama bertemu mitranya, Menlu Retno banyak menggunakan kesempatan tersebut untuk membahas peningkatan kerja sama ekonomi.
Pertemuan dengan Arab Saudi difokuskan untuk bahas tindak lanjut hasil kunjungan kepala negara baru-baru ini. Kedua belah pihak sepakat mengenai perlunya pembentukan High Level Summit antara Indonesia dan Arab Saudi.
Selain itu, Menlu Retno juga membahas mengenai status kerja sama antara Pertamina dan Aramko. Dijelaskan bahwa saat ini tengah dilakukan proses evaluasi aset dari Pertamina.
Dengan Saudi Arabia, dirinya juga membahas isu Palestina. Kedua Menlu menyampaikan keprihatinan atas perkembangan terkini terkait konflik Israel dan Palestina. Keduanya sepakat mengenai perlunya ada seruan untuk bersatu dan membantu perjuangan bangsa Palestina.
Sementara itu, pada pertemuan dengan Menlu Bahrain, Menlu Retno menekankan mengenai peningkatan kerja sama bilateral. Kedua Menlu telah tandatangani MoU mengenai perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas. Saat ini juga tengah dilakukan finalisasi Visa on Arrival bagi pemegang paspor biasa Indonesia untuk berkunjung ke Bahrain.
Pada pertemuan dengan Menlu Luxembourg, disampaikan keinginan negara tersebut untuk segera memfinalisasi dan menandatangani MoU mengenai Air Services Agreement.
Selanjutnya, Menlu Retno juga telah lakukan Pertemuan Trilateral dengan Menlu Australia dan Menlu Timor Leste. Pertemuan tiga Menteri tersebut membahas pengembangan konektivitas antarketiga negara, yakni pembukaan jalur laut antara Darwin, Kupang, dan Dili, serta jalur penerbangan dari Kupang ke Perth.
“Ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik, apalagi jika MoU pengaturan perbatasan dan pergerakan orang, khususnya dengan Timor Leste, telah disepakati”, tutur Retno.
Pertemuan ini terakhir kali terlaksana pada tahun 2013 dan dinilai penting untuk bertukar pikiran terkait isu-isu yang menjadi kepentingan ketiga negara.
Di hari yang sama, Menlu juga ikut dampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pertemuan dengan Presiden International Committee of Red Cross (ICRC). (jpp)