Indovoices.com-Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyampaikan bahwa dirinya akan menemui perwakilan Malaysia guna membahas tentang perompakan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf.
“Saya akan berbicara dengan pihak Malaysia agar sama-sama mengambil tanggung jawab terhadap peristiwa (perompakan) yang berkali-kali sudah terjadi,” katanya di Jakarta.
Menko Polhukam mengungkapkan bahwa sampai saat ini terhitung sudah ada 44 orang Indonesia yang menjadi korban penculikan oleh perompak, namun semuanya telah berhasil dipulangkan ke tanah air.
“Sudah 44 orang kita di culik berkali-kali, sekali di culik ada 5, ada 4, ada 3, semuanya sudah berhasil dibebaskan tetapi itukan membuang-buang biaya, membuang waktu. Lebih baik kita mengefektifkan kerja sama Maphilindo (Malaysia, Philipine, Indonesia),” jelasnya.
Lebih lanjut Menko Polhukam menjelaskan, kerja sama Maphilindo merupakan kerja sama yang telah dibangun oleh Presiden Soekarno dan disepakati oleh Malaysia, Filipina, dan Indonesia tentang kerja sama di bidang Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya.
“Sekarang kita gunakan untuk mengusir perompak-perompak itu agar hubungan kerja sama antara Malaysia, Indonesia, dan Filipina itu berjalan secara lebih baik,” tuturnya.
Seperti diketahui, kasus perompakan teranyar berawal dari hilangnya kapal ikan milik Malaysia yang berawak 8 WNI di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia, pada 16 Januari 2020. Di dalam kapal tersebut terdapat 3 awak kapal WNI yang dilepaskan penculik dan mengkonfirmasi 5 awak kapal WNI lainnya dibawa kelompok penculik. (jpp)