Indovoices.com –Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah masih harus bekerja keras untuk merealisasikan program revolusi mental.
Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi program revolusi mental yang dilakukan selama tahun 2020.
“Hasil evaluasi program revolusi mental tahun 2020, kita masih perlu kerja keras untuk mencapai target yang sudah kita lakukan bersama,” ujar Muhadjir saat memimpin Rapat Koordinasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) 2020-2024 secara virtual, dikutip dari siaran pers, Rabu (11/11/2020).
Meskipun demikian, kata dia, apa yang didapatkan dari pelaksanaan revolusi mental sejauh ini bisa menjadi modal untuk menyempurnakan program berikutnya.
Menurutnya, hasil evaluasi capaian program GNRM 2015-2019 dinilai telah cukup memenuhi target.
Setidaknya ada lima indikator program yang dapat menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mencapai target GNRM 2015-2019.
Kelima indikator tersebut, yaitu capaian program Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, ketiga Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.
“Capaian Gerakan Indonesia Melayani melalui perubahan rekrutmen Aparatur Sipil Negara berbasis Computer Based Test, peningkatan layanan dasar berbasis masyarakat, serta layanan publik berbasis online,” kata dia.
Capaian Gerakan Indonesia Bersih salah satunya mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), serta keberhasilan tata kelola lahan gambut untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang ditandai dengan 93,6 persen penurunan titik api.
Selanjutnya, capaian Gerakan Indonesia Tertib, sekitar 80% persen pengaduan masyarakat berhasil terselesaikan dengan memanfaatkan jaringan komunikasi elektronik.
Kemudian capaian Gerakan Indonesia Mandiri dengan menghadirkan berbagai kemudahan akses ekonomi bagi masyarakat termasuk penyediaan modal kewirausahaan.
Terakhir, capaian Gerakan Indonesia Bersatu yakni menjalankan pemerintahan berazaskan gotong-royong, meningkatnya kerukunan umat beragama, penanganan berita hoaks, dan kolaborasi adat budaya di daerah.
“Terlepas dari hambatan pelaksanaan GNRM yang dilakukan, Indeks Capaian Revolusi Mental (ICRM) pada 2018 sebesar 67,01. Ini yang harus dan akan terus kita tingkatkan pencapaiannya dengan melihat persepsi masyarakat untuk mendukung tercapainya lima dimensi GNRM,” ucap Muhajdir.
Apalagi, kata dia, Indonesia memiliki target jangka panjang pada tahun 2045 untuk menjadi negara maju dan menjadi 5 besar negara dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar di dunia.
Dengan demikian, tingkat kemiskinan pun diharapkan turun menjadi 0 persen dan gini rasio turun hingga 0,34.
Selain itu, pada tahun 2036 Indonesia juga diharapkan mampu keluar dari middle income trap.
“Untuk mencapai target tersebut, pada RPJMN 2020-2024 ditetapkan 7 agenda pembangunan, dimana revolusi mental masuk di dalamnya. ICRM tahun 2024 ditargetkan mencapai 74,3,” kata Muhadjir.
Muhadjir juga memastikan bahwa GNRM berperan dalam pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas dan berkarakter.
Hal tersebut sangat berguna untuk menjawab tantangan dunia berupa demografi global, persaingan sumber daya alam, perubahan iklim, perkembangan teknologi, kenaikan kelas menengah, dan masih banyak lagi.(msn)