Indovoices.com- Kinerja perekonomian Indonesia meski terkena dampak negatif dari ketidakpastian perekonomian global tumbuh cukup stabil mencapai 5,05% pada Q2 2019 dengan inflasi yang terjaga.
Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Manager Forum XLI MNC Group yang bertema “Indonesia Economy in The Next 5 Years & Corporate Business Update” di Jakarta Concert Hall, iNews Tower Jakarta pada Kamis (29/08).
“Ekonomi Indonesia itu cukup resilient, bisa bertahan mungkin memang tidak seperti yang dibayangkan tumbuh 7% tapi situasi hari ini, dimana global environment menghadapi situasi yang tidak mudah, kita melihat kemampuan untuk bertahan tumbuh di atas 5%,” jelas Menkeu.
Menkeu menambahkan, beberapa tantangan 5 tahun ke depan yaitu tantangan meningkatkan kualitas SDM tidak hanya di dunia pendidikan juga lapangan pekerjaan, tantangan produktivitas. Kualitas SDM juga berhubungan dengan infrastruktur, ease of doing business, juga efisiensi birokrasi.
Pemerintah mengoptimalkan APBN untuk terus mendorong pembangunan. APBN sebagai instrumen pemerintah yang mendukung investasi dan produktivitas dari berbagai sisi tercermin dalam 3 komponen APBN yaitu pendapatan melalui berbagai insentif fiskal. Dari sisi belanja diutamakan belanja infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa. Dari sisi pembiayaan yaitu pembiayaan investasi melalui BLU, BMN dan SMV serta penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).
“Ekonomi kita harus bisa menghadapi uncertainty global, kita harus bekerja keras supaya tidak menghadapi middle income trap yang salah satu indikatornya birokrasi yang tidak efisien, infrastruktur yang tidak develop dan SDM yang kualitasnya rendah dan kita harus tetap menjaga didalam konteks bagaimana kita masuk didalam konsep global value chain, supaya Indonesia bisa mengcapitalize global economy yang positif. Managing economy dan keuangan negara adalah 24/7 business and we are here to serve the country and the economy,” tutup Menkeu. (kemenkeu)