Indovoices.com –Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto membantah angka tes Covid-19 di Indonesia di bawah standar organisasi kesehatan dunia (WHO).
Menurut Terawan, tes Covid-19 di Indonesia sudah berkisar di angka 43.000-45.000 per hari.
Terawan tidak menjelaskan lebih rinci apakah angka tersebut untuk spesimen atau orang.
Angka tersebut, kata Terawan, sudah di atas rata-rata tes yang dianjurkan WHO yaitu sekitar 38.000 orang per hari.
“Artinya sudah memenuhi, hanya tidak merata karena menyangkut juga daerah wilayah penduduk kapasitas dengan negara kepulauan yang sangat berbeda dengan negara lain,” kata Terawan dalam diskusi.
Sebagai informasi, sebelumnya Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, angka pemeriksaan terkait Covid-19 di Indonesia masih belum mencapai setengah dari standar WHO.
Berdasarkan standar WHO, sebuah negara setiap minggunya harus memeriksa 1 per 1000 penduduk terkait Covid-19.
Untuk mencapai target tersebut, Indonesia dengan jumlah penduduk 267 juta jiwa harus memeriksa 267.700 orang setiap minggu.
Dengan kata lain 38.000 lebih orang dites tiap harinya. Satu orang bisa diambil lebih dari satu spesimen.
Sementara itu, selama 24 jam terakhir, pemerintah memeriksa 31.029 spesimen Covid-19 dari 29.564 orang.
Dengan demikian, hingga Selasa (20/10/2020), secara kumulatif pemerintah telah memeriksa 4.123.624 spesimen dari 2.583.085 orang yang diambil sampelnya.
Positivity rate
Terawan juga tidak sepakat bahwa rasio jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 atau positivity rate di Indonesia dianggap masih jauh dari standar WHO.
Menurut Terawan, standar positivity rate WHO bukan 5 persen, tetapi 10 persen dari populasi positif Covid-19.
Sementara itu, angka positivity rate Indonesia sebesar 14 persen sehingga tidak terlalu jauh dari standar WHO.
Lebih lanjut, Terawan menjelaskan, WHO menetapkan rata-rata positivity rate sebesar 5 persen ketika kasus Covid-19 sedang merebak.
Namun, kasus Covid-19 setiap harinya mengalami perkembangan.
“Kita tidak boleh hanya terstandar terpaku pada hal-hal yang sifatnya statis sedangkan penyakit ini berkembang sangat dinamis,” pungkasnya.(msn)