Indovoices.com– Dalam rangkat menyambut HUT RI ke-74, Kemhan RI bekerja sama dengan Forum Konsiliasi Masyarakat (Rekat) Anak Bangsa menyelenggarakan Silaturahmi dan Dialog Tokoh Bangsa, Senin (12/8), di Jakarta. Tema yang diangkat dalam forum ini, “Pancaila Perekat Kita, Satu Nusa Satu Bangsa”
Selain Menhan Ryamizard Ryacudu.hadir pula sejumlah tokoh nasional diantaranya Tri Sutrisno, Rahmawati Soekarno Putri, Jend (Purn) Syarwan Hamid, Solahudin Wahid (Gus Sholeh), Ust. Haikal Hassan, Habib M. Lutfi Yahya, Habib Umar, Ketua Rekat Anak Bangsa Eka Gumilar, Wakil Bupati Wakatobi dan sejumlah perwakilan partai peserta pemilu.
Dalam kesempatan tersebut juga dideklarasikan petisi Rekat Anak Bangsa yang dibacakan sejumlah tokoh nasional mengenai Kebhinekaan Indonesia. Petisi tersebut berisi mengenai tekad dan kesepakatan untuk menjaga persatuan dan kesatuan, menciptakan Indonesia yang damai, sejuk, tenteram dan aman serta menghormati dan menghargai perbedaan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Hal tersebut senada dengan ungkapan Menhan yang menyatakan konsep dasar Negara Indonesia pada tahun 1945 menegaskan bahwakonsep, “KeTuhanan Yang Maha Esa” merupakan konsep tauhid dalam Islam. Sehingga tidak ada alasan bagi umat Islam untuk menolak konsep tersebut dalam Pancasila. Artinya, dengan konsep tersebut, umat Islam mempunyai hak menjalankan keyakinan agamanya tanpa mendiskriminasi keyakinan agama lain (lakum dinukum waliadin).
Di titik inilah, menjalankan Pancasila sama artinya mempraktikan Syariat Islam dalam konsep hidup berbangsa dan bernegara. Sehingga tidak ada sikap intoleransi kehidupan berbangsa atas nama suku, agama, dan lain-lain.
Seperti diungkapkan KH Ahmad Dahlan, bahwa “Keislaman bukan hanya Allah ada didalam jiwamu; tetapi kehidupan Islam harus menjadi nyata dalam Kehidupanmu.”
Oleh karena itu, lanjut Menhan, sudah menjadi kesepakatan dan tugas kita bersama untuk selalu menjaga dan melestarikan Pancasila sebagai identitas bangsa yang harus selalu tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila adalah ideologi negara yang sudah sudah final menjadi harga mati yang tidak boleh ditawar – tawar lagi. “Kita semua juga harus bangga terhadap pancasila; perlu diketahui oleh kita semua bahwasanya pada saat ini Pancasila sedang menjadi perbincangan di dunia internasional karena dunia saat ini sedang membutuhkan idiologi yang bisa menyatukan berbagai macam keragaman,” ungkap Menhan. (kemenham)