Indovoices.com-“Sampah adalah bom waktu bagi kota Bandung,” jelas Wali Kota Bandung Oded Muhammad Dania yang menarik perhatian para peserta Indonesian Clean Technology (ICT) Meeting 2019 di Bandung, Jawa Barat.
Mang Oded, begitu biasa disapa, mengungkapkan dalam sebulan jumlah sampah yang dihasilkan Kota Bandung bisa seluas lapangan sepakbola. “ICT Meeting 2019 yang digagas oleh Loka Penelitian Teknologi Bersih Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini bisa menjadi ajang kolaborasi dan kerja sama penanganan sampah terutama Sungai Citarum yang turut mengalir melewati kota Bandung,” ujarnya.
“Citarum punya arti penting bagi masyarakat yang ada di alirannya. Krisis Citarum sejak lama disebabkan oleh alih fungsi lahan, berbagai limbah domestik dan limbah industri,” ungkap Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono. Menurut Agus Haryono, LIPI terpanggil untuk berkontribusi untuk membenahi masalah ini serta mendukung Peraturan Presiden No. 15 tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum. “Menangani masalah sungai Citarum diperlukan kolaborasi antarsemua pihak yang terlibat.”
Hal senada diungkapkan oleh Gary Bencheghib, influencer sekaligus aktivis pencinta lingkungan Make A Change World. Pria berkebangsaan Perancis ini sempat menjadi viral di media online ketika menaiki kayak mengarungi rusaknya Citarum demi menumbuhkan kesadaran untuk merehabilitasi sungai sepanjang 270 kilometer ini. “Sungai sejatinya adalah simbol. Dan sekarang adalah waktunya membersihkan pusat dari mana semua sampah plastik berasal yakni kota. No idea is crazy enough to protect our planet,” cetusnya.
Tema utama ICT Meeting 2019 adalah “Citarum: Integrated Approach to Environmental Sustainability”. Tema ini berusaha mengungkit beragam upaya terbaik yang bisa dilakukan untuk mengembalikan keberlangsungan sungai Citarum oleh para pemangku kepentingan.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtias membagikan program Sinergi Penta-Helix untuk Citarum yang mengajak semua pemangku kepentingan bersinergi mencapai tujuan akhir program Citarum Harum yaitu Index Kualitas Air yang mencapai 40.86. Kepala Divisi Pengelolaan Lingkungan dan Sosial PT Bio Farma (Persero), R. Herry berbagi pengalamannya selama bertahun–tahun mengelola CSR dan penanganan limbah farmasi agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Sedangkan Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI, Anto Tri Sugiarto menjelaskan Teknologi Plasma Nano Bubble yang telah terbukti mampu merestorasi sungai. “Teknologi ini sudah digunakan untuk merehabilitasi Kali Sentiong Jakarta, Tukad Badung Bali, dan Danau Maninjau Sumatera Barat,” ujar Anto Tri Sugiarto.
Pada sesi akhir, Prof. Enri Damanhuri dari Institut Teknologi Bandung membagikan perspektifnya mengenai bagaimana seharusnya manajemen sampah perkotaan untuk pencegahan pencemaran lingkungan dilakukan. “Kolaborasi dan terutama tindakan nyata pemerintah kota dan kabupaten untuk menjangkau daerah–daerah yang sulit dalam pengelolaan sampahnya mutlak diperlukan,” pungkasnya.(jpp)