Indovoices.com- Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Kementerian Kesehatan (Kemenkes)mencatat sebanyak 17.820 kasus DBD dengan 99 kematian terjadi di Indonesia sejak Januari-Maret 2020.
Kematian pada DBD dapat dicegah dengan mengetahui gejala dan tanda-tanda presyok atau masa-masa gawat saat DBD.
Direktur Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, presyok merupakan masa-masa rentan saat ketika virus dengue menggerogoti tubuh. Kondisi ini dikenal juga dengan dengue shock syndrome (DSS).
“Presyok adalah kondisi saat terjadi gangguan pada sirkulasi darah yang menyebabkan aliran darah tidak normal, bahkan pendarahan di dalam tubuh yang tidak terlihat,” kata Nadia saat konferensi pers di Kementerian Kesehatan,.
Presyok muncul saat demam atau panas tinggi mulai mereda di hari ketiga. Umumnya, kondisi tubuh dianggap membaik, tapi justru berbahaya.
Saat demam turun, muncul sejumlah gejala dan tanda yang masuk presyok. Jika tanda-tanda ini muncul, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Berikut tanda-tanda presyok saat DBD:
– Muncul keringat dingin
– Ujung tangan dan kaki dingin serta tampak pucat
– Pendarahan di dalam tubuh yang ditandai muncul bintik-bintik merah pada kulit
– Kesadaran menurun, ditandai dengan pusing dan mengantuk
– Kotoran atau feses berwarna cokelat hitam.
“Pada anak, pendarahan paling sering terjadi pada usus, ditandai dengan kotoran berwarna cokelat hitam pekat,” tutur Nadia.
Jika presyok tidak ditangani dengan cepat, kondisi DBD dapat semakin parah dan bisa berujung kematian. “Presyok yang berat sekali bisa menyebabkan kematian,” ujar Nadia.
Konsultasikan dengan dokter saat gejala presyok muncul ketika DBD. (cnn)