JUGA MENGENAI KEMASAN PANGAN JENIS DAN KARAKTER serta PEMILIHAN JENIS KEMASAN PANGAN PLASTIK Ini adalah Ke tiga hal TEMA, yang saya tulis dan rangkum sekilas di artikel ini seusai saya berkunjung ke Lembaga BADAN POM.
A. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) PENGUAT RASA.
B. KEMASAN PANGAN JENIS DAN KARAKTERISASINYA
C. PEMILIHAN JENIS KEMASAN PANGAN PLASTIK YANG TEPAT.
A. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) PENGUAT RASA
Peranan BTP penguat rasa adalah memperkuat atau memodifikasi rasa, aroma yang telah ada di dalam bahan pangan tersebut. Suatu contoh Sayur Sop ditambah Kaldu Ayam lalu ditambah BTP penguat rasa, sehingga rasa daging ayam menjadi lebih kuat. Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa secara DEFINISI, adalah bahan tambahan pangan untuk memperkuat atau memodifikasi rasa dan atau aroma yang telah ada dalam bahan pangan tersebut, tanpa memberikan rasa dan atau aroma tertentu.
Dan secara Regulasi sudah ada di PerMenKes O33 tahun 2O12 tentang Bahan Tambahan Pangan, juga di Peraturan Kepala Badan POM nomor 23 tahun 2O13 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa. Yang secara Fungsi Teknologi Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa dibutuhkan karena sebagai berikut:
* Untuk memperkuat rasa yang telah ada di dalam bahan pangan tersebut.
* Untuk memodifikasi rasa di dalam bahan pangan tersebut.
* Memiliki Gugus Molekul yang dapat memberikan rasa Umami dalam produk pangan tersebut.
Secara Prinsip Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa dalam pangan tersebut adalah sebagai berikut :
* Diizinkan digunakan dalam pangan bila dibutuhkan secara Teknologi.
* Hanya diizinkan dalam produk pangan tertentu (kategori pangan) dan dengan jumlah tidak melebihi batas maksimum yang telah di tetapkan.
* Pilih jumlah sediaan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa yang diizinkan digunakan dalam pangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku disertai memiliki nomor izin edar (MD/ML) dari Badan POM RI.
* Baca takaran penggunaannya dan gunakan sesuai petunjuk pada label.
Dampak Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa berlebih dalam rutinitas pola konsumsi, adalah dapat mengganggu fungsi system’ kesehatan dan daya tahan tubuh. Larangan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa yaitu sebagai berikut :
* Menyembunyikan penggunaan bahan yang tidak memenuhi persyaratan.
* Menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi pangan yang baik untuk pangan.
* Menyembunyikan kerusakan pangan.
Berdasarkan Jenis Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa yang diizinkan sebagai berikut di bawah ini :
PERTAMA
* Asam Glutamat dan Garamnya.
KEDUA
* Asam Guanilat dan Garamnya.
KETIGA
* Asam Inosinat dan Garamnya.
KEEMPAT
* Garam garam dari 5-ribonukleotida.
Secara umum jenis Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa yang diizinkan telah di kaji keamanannya oleh Joint Expert FAO/WHO (JECFA).
Pelabelan Bahan Tambahan Pangan Penguat Rasa yang pada produk tersebut harus di cantumkan nama golongan dan jenis pengawetnya. Dan sebagai contoh dalam suatu produk makanan ringan, di pada label di kemasan produk tersebut di jelaskan
KOMPOSISI: Jagung, Beras, Minyak Kelapa Sawit, Gula, Garam dan Penguat Rasa Mononatrium Glutamat.
Berikut di bawah ini contoh bahan SERUPA yang dapat di gunakan sebagai PENGGANTI BAHAN TAMBAHAN PANGAN PENGUAT RASA :
* KALDU DARI REBUSAN IKAN, TIRAM, DAGING, TULANG, CEKER jenis pangannya adalah SOTO, BAKSO, MIE, NASI GORENG, BUBUR AYAM, EMPEK-EMPEK, CIMOL, CILOK, SEBLAK dll dst.
* KOMBINASI GULA, GARAM, AIR JERUK, AIR LEMON/NIPIS jenis pangannya adalah SOTO, NASI GORENG, KETOPRAK, GADO-GADO dll dst.
* TOMAT jenis pangannya adalah NASI GORENG dll dst.
* TERASI jenis pangannya adalah NASI GORENG, KERUPUK, RUJAK, SAMBEL, SAYUR ASEM dll dst.
* PETIS jenis pangannya adalah SAMBEL, TAHU GORENG, RUJAK CINGUR dll dst.
* IKAN jenis pangannya adalah MASAKAN SAYUR BERKUAH ATAU TUMIS.
B. KEMASAN PANGAN JENIS DAN KARAKTERISASINYA
Di Sebuah Mini Market serba ada, terlihat Pa Nyaman sedang mengamati para pembeli yang sedang memilih produk-produk yang akan di belinya. Bu Tentram ternyata salah seorang pembeli di mini market itu.
Pa Nyaman: Pagi Bu Tentram, Belanja Bu ?
Bu Tentram: Ya Pa Nyaman, belanja juga ?
Pa Nyaman: Tidak Bu, saya hanya melihat lihat. Kelihatannya di Mini Market serba ada ini banyak sekali pangan yang di kemas dengan kemasan pangan yang menarik dan beraneka bentuk.
Bu Tentram: Benar Pa, memang ada apa dengan kemasan pangan ?
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2O12 tentang pangan, kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Dari segi fungsi, kemasan pangan merupakan suatu wadah untuk penyimpanan, penataan, transport, juga memberikan perlindungan dan perpanjangan daya simpan pangan agar terhindar dari kerusakan. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai media promosi dan informasi.
Kemasan pangan dapat terbuat dari bahan alami (misalnya daun pisang, daun kelapa dan lain-lain) Kertas, Gelas, Logam, Plastik, Melamin dan Keramik.
DARI KERTAS : Kertas adalah bahan kemasan buatan yang di buat dari bubur kayu (pulp). Kemasan yang terbuat dari kertas biasanya di gunakan untuk mengemas pangan bentuk padatan. Saat ini semakin banyak kemasan kertas yang dilaminasi plastik lapis tunggal atau ganda, dapat juga dilapisi dengan lilin (wax) sehingga kertas tidak langsung kontak dengan pangan. Kemasan kertas laminasi semacam ini sering di gunakan untuk mewadahi pangan bentuk cairan (misalnya susu segar, jus dll).
Yang memiliki keunggulan yaitu: ringan, relatif murah, mudah di tata didalam penyimpanan dan pengangkutan.
Yang memiliki kelemahan yaitu: mudah sobek dan terbakar. Kertas bekas (Koran dan majalah dll) yang di pakai sebagai pembungkus pangan makanan, mengandung logam berat timbal(Pb) yang berasal dari tinta cetak dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Logam berat ini dapat berpindah ke pangan makanan terutama jika disajikan dalam keadaan panas dan berlemak.
DARI GELAS : Gelas adalah campuran pasir dengan soda abu (serbuk mineral), batu kapur dan pecahan /limbah atau gelas yang didaur ulang.
Yang memiliki keunggulan yaitu : tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas. Sekat yang baik terhadap uap air, air dan gas gas yang lain.
Yang memiliki kelemahan yaitu : mudah pecah dan berat.
DARI LOGAM : Umumnya kemasan logam terbuat dari baja bersalut timah putih (tinplate), baja bersalut krom, baja dan aluminium.
Yang memiliki keunggulan yaitu : kuat, kedap udara, tahan kondisi ekstrim (panas, dingin dan tekanan) permukaan ideal untuk pelabelan.
Yang memiliki kelemahan yaitu : menimbulkan rasa logam pada produk pangan yang dikemas. Catatan : Dapat terjadi reaksi kimia antara spora logam besi dari kaleng berkarat dengan pangan tertentu membentuk FeS yang berwarna hitam, disamping membentuk gas H2S (dalam suasana asam) yang di tandai dengan bau telur busuk dan kaleng menggelembung.
DARI PLASTIK : Plastik adalah senyawa makromolekul organik yang diperoleh dengan cara polimerisasi, polikondensasi atau dengan perubahan kimiawi makromolekul alami.
Yang memiliki keunggulan yaitu: ringan, umumnya tidak mudah pecah, mudah diproduksi secara massal, harga relatif murah, mudah di pasang label dan dibuat dengan aneka warna.
Yang memiliki kelemahan yaitu: Umumnya plastik (PE,PP dan PVC) tidak tahan akan panas. Sebahagian plastik berpotensi untuk melepaskan zat berbahaya (berasal dari zat penyusun, hasil urai dan bahan tambahan) kedalam pangan tersebut. Dapat menimbulkan masalah terhadap lingkungan karena sulit mengalami penguraian biologis di alam (non-biodegradable).
DARI MELAMIN : Melamin merupakan kopolimerisasi antara monomer formaldehida dan melamin menghasilkan melamin-formaldehid.
Yang memiliki keunggulan yaitu : Tidak mudah pecah, ringan, design beragam. Dipasaran ada salah kaprah, dalam hal penggunaan istilah peralatan makan Melamin karena mencakup juga jenis lain yang terbuat dari Urea-formaldehid. Kopolimer melamin-formaldehid dan urea formaldehida pada kondisi tertentu misalnya pemanasan, dapat terurai melepaskan zat beracun melamin (dari melamin-formaldehid) dan formaldehid kedua kopolimer tersebut. Namun secara umum, jika di bandingkan dengan melamin-formaldehid, Urea-formaldehid lebih rentan terhadap panas, mudah berubah bentuk ketika di panaskan atau terkena cairan panas, dan harganya relatif lebih murah.
Bahaya melamin: dapat menyebabkan keracunan pada ginjal.
Bahaya formaldehid: jika terhirup dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kanker hidung. Jika tertelan dapat menyebabkan rasa terbakar pada mulut dan tenggorokan.
DARI KERAMIK : Keramik adalah barang yang umumnya terbuat dari tanah liat atau mengandung silikat kadar tinggi dan kedalamnya dapat di tambahkan bahan organik melalui proses pembakaran. Seringkali permukaan keramik di tambahkan cat atau pewarna yang mungkin mengandung timbal dan kadmium. Waspada bahaya dari timbal dan kadmium dalam cat antara lain masalah pada saluran pernafasan dan ginjal yang di sebabkan oleh paparan kadmium, dan kerusakan syaraf, gangguan ginjal, jantung dan toksisitas reproduksi yg di sebabkan oleh timbal.
Yang memiliki keunggulan yaitu : Design beragam, sekat yang baik terhadap uap air, air dan gas-gas yang lain.
Yang memiliki kelemahan yaitu : Mudah pecah dan berat.
C. PEMILIHAN JENIS KEMASAN PANGAN PLASTIK YANG TEPAT.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2O12 tentang pangan, kemasan pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan, baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Dalam Peraturan Mentri Perindustrian Nomor 24/M-IND/PER/2/2O1O Tentang Pencantuman Logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang pada kemasan pangan dari plastik, mewajibkan setiap industri kemasan pangan agar mencantumkan Logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang (kode jenis plastik).
Secara garis besar terdapat dua macam plastik, yaitu Resin termoplastik dan resin termoset. Resin termoplastik mempunyai sifat dapat di ubah bentuknya jika dipanaskan, sedangkan resin termoset hanya dapat di bentuk satu kali saja. Berikut di bawah ini KODE PLASTIK DAN CONTOH PENGGUNAANNYA :
PET, PETE (POLYETHYLENE TEREPHTHALATE).
* Bersifat jernih dan transparan, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 80°C.
* Biasanya di gunakan untuk botol minuman, minyak goreng, kecap,sambal, obat.
* Tidak untuk air hangat apalagi panas.
* Untuk jenis ini, disarankan hanya untuk satu kali penggunaan dan tidak untuk mewadahi pangan dengan suhu >6O°C.
HDPE (HIGH DENSITY POLYETHYLENE).
* Bersifat keras hingga semiflexible, tahan terhadap bahan kimia dan kelembapan, dapat ditembus gas, permukaan berlilin, buram, mudah diwarnai, diproses dan dibentuk, melunak pada suhu 75°C.
* Biasanya digunakan untuk botol susu cair, jus, minuman, wadah es krim, obat, kantong belanja dan tutup plastik.
* Disarankan hanya untuk satu kali penggunaan karena jika digunakan berulangkali dikhawatirkan bahan penyusunnya lebih mudah bermigrasi ke dalam pangan.
PVC (POLYVINYL CHLORIDE).
* Plastik ini sulit di daur ulang.
* Bersifat lebih tahan terhadap senyawa kimia.
* Biasanya di gunakan untuk botol kecap, botol sambal, baki dan plastik pembungkus.
* Plastik jenis ini sebaiknya tidak untuk mewadahi pangan yang mengandung lemak, minyak, alkohol dan dalam kondisi panas.
LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE).
* Bahan mudah di proses, kuat, flexibel, kedap air, tidak jernih tapi tembus cahaya, melunak pada suhu 70°C.
* Biasanya digunakan untuk botol madu, wadah yogurt, kantong kresek dan plastik tipis.
* Plastik ini sebaiknya tidak digunakan kontak langsung dengan pangan.
PP (POLYPROPYLENE).
* Ciri ciri plastik jenis ini biasanya transparan tetapi tidak jernih atau berawan, keras atau fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak melunak pada suhu 14O°C.
* Merupakan pilihan bahan plastik yang baik untuk kemasan pangan, tempat obat, botol susu dan sedotan.
PS (POLYSTYRENE).
* Terdapat dua macam PS, yaitu yang kaku dan lunak / berbentuk foam.
* PS yang kaku biasanya jernih seperti kaca, kaku, getas, mudah terpengaruh lemak dan pelarut, mudah dibentuk, melunak pada suhu 95°C seperti wadah plastik bening berbentuk kotak untuk wadah makanan.
* PS yang lunak berbentuk seperti bisa, biasanya berwarna putih, lunak, getas, mudah terpengaruh lemak dan pelarut lain. Bahan ini mudah melepaskan styrene jika kontak dengan pangan contohnya Styrofoam.
MELAMIN.
* Termasuk dalam golongan plastik termoset atau plastik yang tidak dapat didaur ulang.
* Bersifat keras, kuat, mudah diwarnai, bebas rasa dan bau, tahan terhadap pelarut dan noda, kurang tahan terhadap asam dan alkali.
* Terbuat dari resin dan formaldehid atau formalin. Kandungan formalin pada melamin dapat bermigrasi kedalam pangan, terutama jika produk pangan dalam keadaan panas, asam dan mengandung minyak /lemak.
Adapun itu semua di atas saya rangkum sekilas ini bersumber dari seusai kunjungan saya ke Direktorat Standardisasi Pangan Olahan Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan Kementrian Kesehatan RI. Semoga bermanfaat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Oleh: Eko EBT-DME 2113.9471