Indovoices.com-Menteri Perdagangan Agus Suparmanto terus melakukan berbagai upaya strategis guna mendukung ekspor produk-produk Indonesia ke pasar global. Hal tersebut merupakan wujud komitmen agenda strategi meningkatan ekspor khususnya produk hasil perikanan dan perikanan olahan, serta produk lokal tanah air yang diproduksi salah satu produsen perikanan Indonesia, PT Sekar Bumi Tbk. di Sidoarjo, Jawa Timur.
Produk perikanan dan olahan perikanan PT Sekar Bumi Tbk. yang dilepas ekspornya oleh Mendag hari ini adalah udang beku ke Amerika Serikat (AS), ebi furai dan ebi katsu ke Jepang, serta produk lokal tanah air seperti tempe, pete, dan bumbu pecel ke Korea Selatan.
“Produk perikanan olahan dan produk lokal tanah air yang berkualitas dan jenisnya beragam harus terusdidorong untuk meningkat ekspornya di pasar global serta mampu bersaing dengan produk-produknegara lain,” tegas Mendag Agus.
Nilai ekspor produk-produk tersebut dari pabrik Sidoarjo, Jawa Timur, saja tercatat sebesar sekitar USD 8,7 juta. Acara pelepasan ekspor ini turut dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Presiden Direktur PT. Sekar Bumi Tbk. Harry Lukmito, dan Presiden Komisaris PT Sekar Bumi Tbk. Finna Huang.
“Langkah yang ditempuh PT Sekar Bumi perlu diapresiasi. Diekspornya produk lokal tanah air seperti tempe dan bumbu pecel serta buah pete tersebut tentunya menjadi hal yang membanggakan. Ke depan, diharapkan produk lokal tanah air lainnya dapat pula mulai diperkenalkan dan diekspor ke pasar global,”lanjut Mendag.
Mendag Agus melanjutkan, Indonesia perlu memperkuat ekspor produk perikanan olahan, produk tempe, bumbu pecel serta pete tersebut ke pasar global karena dapat membantu meningkatkan devisa sekaligus membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat di daerah. Hal ini mengingat di Indonesia perikanan segar beku dan perikanan olahan adalah komoditas andalan ekspor ke mancanegara.
Pada 2019 (Januari—November), nilai ekspor ikan dan produk perikanan olahan Indonesia mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,63 persen dengan tren peningkatan ekspor sebesar 8,14 persen pada periode 2014-2018. Namun demikian, tantangan yang dihadapi produk perikanan Indonesia di dunia baik segar beku maupun olahan termasuk perikanan kaleng cukup banyak, baik terkait tarif maupun food safety termasuk isu illegal fishing. Sebagai contoh, terdapat ikan asal Indonesia ditolak AS dan Rusia karena ada indikasi terkontaminasi bakteri.
Hal ini menunjukkan produk ikan Indonesia dianggap belum memenuhi standar keamanan pangan di pasar tujuan ekspor walaupun standar food safety produk perikanan Indonesia sudah diatur Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) selaku Competent Authority (CA) dan dilengkapi dengan sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), ataupun Heatlh Certificate serta Approval Number (untuk pasar Uni Eropa).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Dody Edward menambahkan, untuk itu, pemerintah terus mendorong dan memfasilitasi pelaku usaha meningkatkan mutu, kualitas, dan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang membutuhkan produk berkualitas tinggi. Pelepasan Ekspor produk perikanan olahan dari PT Sekar Bumi Tbk. pada hari ini merupakan langkah positif dalam mempertahankan dan meningkatkan ekspor ke pasar global.
Selain ekspor, potensi produk perikanan olahan di pasar domestik juga masih sangat besar. Produk siap masak (ready to cook) dan siap saji (ready to eat) kini makin diminati pasar domestik dan global.
“Kemendag senantiasa berupaya mendorong ekspor produk perikanan Indonesia mampu berdaya sainguntuk melindungi pasar domestik dari terbukanya pasar akan produk perikanan asal impor,” pungkas Mendag Agus.(jpp)