Prabowo yang belakang dapat gelar baru, yaitu Jenderal “Kardus,” memang hebat top markotop. Mentalnya super baja. Tempaan semasa di militer dulu pasti menjadi salah satu faktor. Ditambah pernah terjun langsung dalam medan perang, seperti di Timor Timur maupun berbagai operasi militer lainnya. Wajar, meski “jelang” usia lanjut, Prabowo tetap bermental super baja. Terlebih kalau bicara soal PilPres di NKRI tercinta. Tidak percaya? Berikut rekam jejak yang menunjukkan betapa Prabowo sungguh hebat dan bermental super baja.
PilPres 2004
Rekam jejak seorang Prabowo memperlihatkan bahwa pasca 1998, usai dipecat dari dunia kemiliteran, Prabowo sempat “menghilang” dari bumi Indonesia untuk “bertapa.” Merasa hasil “tapa” nya sudah cukup, ia pun kembali pulang ke Indonesia di tahun 2000. Hebatnya, jelang PilPres 2004, mendadak Prabowo “merasa” terpanggil untuk “nyapres.” Itu sebabnya ia maju dalam konvensi calon presiden di Partai Golkar. Hanya saja, ternyata keberuntungan belum berpihak. Prabowo kalah dari Wiranto sebagai CaPres di PilPres 2004. Sebagai catatan saja, Wiranto yang berpasangan dengan Salahuddin Wahid harus mengakui keunggulan Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla di PilPres 2004.
Skor: 0 – 1 (KALAH)
PilPres 2009
Pasca kalah di PilPres 2004, apakah Prabowo kembali “menghilang” dari peta bumi Indonesia? Tidak! Mental super baja Prabowo justru menghasilkan kendaraan politik bernama Gerindra. Partai politik inilah yang Prabowo gunakan sebagai kendaraan untuk kembali “nyapres” di PilPres 2009. Sayangnya langkah awal dengan berusaha menggandeng Ketua Umum PAN pada waktu itu yaitu Soetrisno Bachir sebagai CaWaPres nya, “layu sebelum berkembang.”
Guna tetap eksis di PilPres 2009, Prabowo akhirnya setuju menerima pinangan Megawati walau hanya untuk menjadi CaWaPres. Bersama Megawati, Prabowo pun maju di PilPres 2009. Sayang beribu sayang, Prabowo bersama Megawati harus mengaku kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang saat ini viral dengan sebutan “Jenderal BaPer” dengan pasangannya Budiono.
Skor: 0 – 2 (KALAH lagi)
PilPres 2014
Memang luar biasa mental seorang Prabowo. Kalah di konvensi Golkar 2004 dan kalah lagi di PilPres 2009 sebagai CaWaPres Megawati, tidak membuat dirinya “letoy.” Justru dengan keyakinan yang jauh lebih tinggi, terlebih karena kendaraan politiknya Gerindra semakin kuat, sang “Jenderal Kardus” Prabowo kembali “nyapres” di PilPres 2014. Kali ini ia menggandeng Hatta Rajasa pasangannya sebagai CaWaPres.
Sayang berjuta sayang, lagi-lagi Prabowo menelan kekalahan. Kali ini yang mengalahkan sang “Jendral Kardus” justru dari seorang hanya berlatar Tukang Kayu.” Siapa lagi kalau bukan Jokowi. Mau tidak mau, suka tidak suka, Prabowo harus mengaku KALAH lagi, KALAH lagi sehingga skor pun berubah menjadi 0 – 3.
Skor: 0 – 3 (KALAH lagi, KALAH lagi)
PilPres 2019
Patah arangkah Prabowo gara-gara KALAH mulu di setiap perhelatan PilPres? Upsss, jangan pernah bermimpi sang “Jenderal Kardus” patah arang. Bukan Prabowo namanya karena kalah lalu patah arang. Mentalnya super baja. Itu sebabnya menyongsong PilPres 2019, Prabowo kembali “Maju Tak Gentar, Coba Lagi, Coba Lagi.” Dengan keyakinan super, Prabwo mengumumkan dirinya akan kembali “nyapres” di PilPres 2019. Kali ini pasangannya adalah Sandiaga Uno sebagai CaWaPres.
Hayo, Prabowo MENANG atau KALAH di PilPres 2019? Tentu takabur kalau saat ini berani menjawab bahwa Prabowo bakal MENANG atau sebaliknya “lagi-lagi KALAH, lagi-lagi KALAH” di PilPres 2019 yang akan datang sehingga skor berubah 0 – 4. Sebab hanya WAKTU milik sang empunya hidup ini yaitu TUHAN yang punya jawab.
Satu hal yang pasti, kalaupun di PilPres 2019 Prabowo lagi lagi KALAH, lagi lagi KALAH, sesungguhnya sang “Jenderal Kardus” ini tetap MENANG. Loh kok bisa? Ya bisalah. Tengok saja ketika Prabowo mengumumkan yang menjadi CaWaPres nya adalah Sandiaga Uno. Sontak beredar kabar bahwa 2 partai pendukung (Catatan: Maaf, malas menyebut 2 partai tersebut karena buang-buang enerji) menerima “mahar” masing-masing 500 “bio” IDR yang kalau ditotalin jadi 1 T IDR. Jumlah yang sangat menggiurkan tentunya.
Nah, bayangkan saja. Baru penetapan CaWaPres, uang beredar sudah sedemikian “gede” nya. Apalagi saat jelang PilPres 2019 dan tentunya saat masa kampanye mulai. Dijamin IDR yang beredar tidak “berseri.” Baik untuk kampanye yang legal maupun kampanye yang patut menduga tidak legal seperti menyebar HOAX dan lain sejenisnya.
Kalau demikian, siapakah yang diuntungkan dalam hal ini? Siapa lagi kalau bukan Prabowo sang “Jenderal Kardus.” Loh, kok bisa? Sederhananya, meski nantinya di PilPres 2019 Prabowo harus menelan “pil pahit,” yaitu KALAH lagi, eh maaf, maksudnya, lagi-lagi KALAH, lagi-lagi KALAH sehingga skor berubah menjadi 0 – 4. Patut menduga bahwa buat seorang Prabowo hal tersebut tidak masalah. Soalnya, patut menduga buat Prabowo yang penting kalaupun KALAH di PilPres 2019, “kocek” nya akan semakin tebal guna menikmati hari tuanya. Jadi MENANG atau KALAH di pilpres 2019 nanti, patut menduga sesungguhnya Prabowo tetap merasa MENANG.
Kalau begitu siapa yang KALAH, bahkan bakal “sudah jatuh tertimpa tangga” pula? Siapa lagi kalau bukan kendaraan politik Prabowo bersama partai pendukung yang belakangan ini kian hari kian mendapat “stigma” negatif dari masyarakat yang waras dan bernurani. Siapakah mereka-mereka itu? Hmmm, pasti tahulah siapa yang dimaksud.
Jadi, mari bersama menunggu WAKTU milik sang empunya hidup ini yaitu TUHAN yang penuh kasih dan keajaiban untuk menjawab bahwa MENANG-KALAH di PilPres 2019, Prabowo tetap MENANG.
Last but not least, TUHAN memberkati NKRI tercinta dan Jokowi untuk 2 periode.