Indovoices.com- Menteri Agama Fachrul Razi menjadi pembicara Silaknas Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Tahun 2019. Berlangsung di Padang, Silaknas ke-29 ini mengangkat tema Penguatan Nasionalisme dan Pengembangan SDM Unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Berbicara penguatan nasionalisme, Menag mengajak ICMI terdepan dalam menguatkan relasi agama dan negara. “Saya ingin menitipkan gagasan-gagasan penting the fouding father bangsa, yaitu membangun Indonesia yang bisa menyelaraskan antara Islam di satu sisi dan negara di sisi yang lain dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur Menag di Auditorium Kampus Universitas Negeri Padang.
“Nilai-nilai Islam mampu berkembang dengan baik walau kita bukan negara agama,” sambungnya.
Ikut mendampingi, Karo Umum Syafrizal, Kakanwil Kemenag Sumbar Hendri, Rektor UIN Imam Bonjol Eka Putra Wirman, dan Sesmen Khairul Huda Basyir.
Menag menilai, ICMI harus menjadi katalisator dan berdiri di garda terdepan agar dakwah Islam mengedepankan misi agama yang rahmatan lil alamin. Model dan pendekatan dakwah, yang rigid dan keras kiranya tidak relevan dengan situasi dan kondisi bangsa apalagi generasi milenial Indonesia.
ICMI juga perlu ikut merevitalisasi trilogi kerukunan guna menjaga harmoni intern umat beragama, antar agama dan agama dengan pemerintah. Sehingga, suasana keagamaan dan kebangsaan Indonesia terus kondusif. Bangsa ini bangsa besar yang mempunyai umat Islam terbesar, karenanya kita berpotensi menjadi pemimpin keagamaan global.
“Tokoh ICMI diharapkan dapat memerankan dirinya sebagai Pemimpin Digital yang mampu dan cakap menjadikan teknologi informasi untuk mengembangkan pendidikan dan dakwah Islam,” tururnya.
“Kepemimpinan digital akan memperkuat otoritas keagamaan di tangan ICMI, yang sementara ini bisa diambil alih oleh mereka yang mampu beradaptasi dengan teknologi informasi, walaupun kurang otoritatif dalam hal keagamaan,” tandasnya.
Silaknas ICMI 2019 dibuka oleh Wakil Presiden KH Ma’rud Amin. Muktamar ICMI akan digelar 2020 untuk memilih kepengurusan yang baru. (jpp)