Indovoices.com-Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Amin Soebandrio, menilai memprediksi puncak pandemi virus korona (covid-19) bukan hal penting. Yang dibutuhkan saat ini ialah mengajak masyarakat konsisten mencegah penyebaran virus berbahaya ini.
“Buat kami sebenarnya tidak penting untuk membicarakan puncaknya kapan, (berakhirnya) apakah bulan depan, atau tiga bulan lagi,” kata Amin dalam diskusi Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk ‘Yuri Bicara Akhir Pandemi’ yang disiarkan melalui live streaming.
Menurut dia, membicarakan puncak pandemi tak berarti apa-apa bagi masyarakat. Masyarakat justru lebih membutuhkan benar-benar terbebas dan tak terjangkit virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, tersebut.
“Karena mereka sama sekali tidak peduli puncaknya kapan, yang penting dia bisa selamat,” ucap Amin.
Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan masyarakat harus terus didorong konsisten mencegah virus korona. Upaya ini dapat dimulai dari hal-hal kecil, misal menerapkan physical distancing, memakai masker, dan rajin mencuci tangan.
“Kita harus memenuhi semua apa yang sudah digariskan pemerintah,” kata Amin.
Tak jauh berbeda, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menilai publik tak perlu disuguhkan dengan berbagai prediksi berakhirnya virus korona. Prediksi-prediksi justru dikhawatirkan memberikan harapan palsu ke masyarakat bila tak terbukti.
“Tanpa kemudian kita jejali dengan sebuah perhitungan-perhitungan yang ujung-ujungnya malah masyarakat sendiri bertanya. Kebanyakan sekarang (bertanya) apa iya? Kalau nanti harapannya terlalu tinggi, kemudian tidak terjadi, dikira PHP (pemberi harapan palsu) ini jadi problem,” kata Yuri.(msn)