Pernyataan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mardani Ali Sera soal Prabowo dan Kopassus menaklukkan Gunung Everest ramai dibahas. Dalam pernyataannya, Mardani yang ketika itu hadir dalam salah satu program televisi Mata Najwa (10 Oktober 2018) menyebutkan soal kemampuan Prabowo dalam memimpin dan membereskan masalah.
“Prabowo sudah membuktikan kualitasnya, 26 April 1997 ketika tidak ada seorang pun dari Asia Tenggara yang mampu menaklukkan Everest, Prabowo dan tim Kopassus-nya mampu menaklukkan gunung tertinggi di dunia. Itu ciri khas kepemimpinan utama,” ujar Mardani.
“Prabowo punya kemampuan membereskan banyak masalah,” sambungnya lagi dengan berapi-api plus tambahan gaya melambainya.
Pernyataan Mardani lalu ditanggapi oleh Arsul Sani yang juga hadir di acara yang sama. Asrul Sani mengatakan jika dalam konstestasi pemilihan presiden (pilpres) bukan terkait mencari pendaki gunung yang terbaik.
“Ini yang mau saya sampaikan bahwa Pilpres itu kita bukan kita melakukan pemilihan pendaki gunung, pilpres adalah memilih administrator kepemimpinan tertinggi , dan itu sudah dibuktikan oleh Pak Jokowi,” ujar Arsul Sani yang kemudian mengundang tepuk tangan penonton.
Tepuk tangan penonton menjadi penanda bahwa apa yang disampaikan oleh Asrul Sani sudah sesuai dengan apa yang ingin diketahui oleh penonton. Yakni rekam jejak masing-masing capres dan cawapres sehingga dianggap patut untuk menang dalam Pilpres 2019.
Sedangkan ketika Mardani Ali Sera menjelaskan soal Prabowo yang menaklukkan Everest, sangat sedikit penonton yang bertepuk tangan. Bisa jadi penonton juga bingung, yang ingin diketahui adalah soal rekam jejak terkait kepemerintahan namun jawabannya malah soal Prabowo yang menaklukan Everest alias gak nyambung sama sekali. Sudah gak nyambung, salah lagi informasi yang dia sampaikan.
Karena bila kita cek jejak digital yang ada. Orang yang mampu menaklukkan Everest ternyata adalah prajurit Kopassus yang bernama Asmujiono.
Memang benar bahwa Pendakian tersebut digagas oleh Prabowo yang ketika itu menjabat Danjen Kopassus. Namun Prabowo sendiri tidak ikut dalam pendakian Gunung Everest.
Mungkin karena ketahuan ngibulnya, Mardani kemudian mengklarifikasi ulang soal pernyataannya. Dalam klarifikasi ulangnya, Mardani mengatakan bahwa penakluk Everest adalah tim bentukan Prabowo yang diisi 23 orang.
“Pak Prabowo Danjen Kopassusnya saat itu. Dan beliau membentuk tim 23 orang dan luar biasa menjadi tim pertama di Asia Tenggara yang menaklukkan Everest dan sampai sekarang berat sekali Everest itu dan itu menunjukkan betapa bahwa Pak Prabowo ini punya kemampuan, salah satu target harus tuntas,” kata Mardani saat dihubungi, Kamis 11 Oktober 2018.
Saat dipertegas lagi dengan pertanyaan, apakah Prabowo ada di tim penakluk Everest itu?
“Nggak, Pak Prabowo yang memerintahkan agar tim itu dimonitoring terus, dikasih pelatihan, diberi special treatment agar mampu. Itu target Prabowo, Kopassus harus ada yang menaklukkan Everest,” pungkas Mardani.
Jawaban Mardani sekaligus menegaskan bahwa sebenarnya memang tidak ada yang bisa dijual kepada masyarakat tentang sosok seorang Prabowo. Yang merupakan mantan pecatan militer dan tidak punya pengalaman apa-apa soal birokrasi kepemerintahan, lantas tiba-tiba mau loncat menjadi seorang presiden.
Berbeda ceritanya bila lawan Jokowi adalah SBY, meski sama-sama berasal berlatar belakang dunia militer dengan Prabowo, setidaknya SBY pernah duduk dalam pemerintahan sebagai menteri, jadi sedikit banyaknya pasti sudah tahu tentang kepemerintahan.
Sehingga saat mendapat pertanyaan yang sama, tentu bisa menonjolkan prestasi dan hasil kerjanya saat menjabat di pemerintahan, bukannya malah menyampaikan misalnya ketika sekolah pernah berhasil menang balap karung, atau ketika 17 Agustusan berhasil menang panjat pinang yang jelas tidak nyambung sama sekali.
Kembali ke soal Prabowo, apa iya kita dapat mempercayakan bangsa dengan jumlah penduduk sebesar 260 juta lebih ini buat dikelola oleh seorang Prabowo yang prestasinya berhasil menaklukan gunung Everest (anggap saja dia yang taklukkan meskipun faktanya bukan).
Apa yang menjadi jaminan bahwa dia tidak akan pro Asing dan Aseng kalau menjabat nanti kecuali cuma ucapan yang keluar dari mulutnya? Atau apa yang menjadi jaminan bahwa dirinya pasti akan menepati janjinya untuk menyejahterakan rakyat. Dan seribu satu apa lainnya.
Sementara di sisi lain sudah ada Jokowi yang sudah terbukti hasil kerjanya, terbukti pembangunan yang dilakukan dari pinggiran wilayah Indonesia berhasil meningkatkan kehidupan masyarakat yang puluhan tahun terabaikan.
Terbukti mampu menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani oleh negara-negara lainnya. Terbukti mampu mengikis dominasi negara asing dan mengembalikannya ke pangkuan Ibu Pertiwi dengan merebut Blok Rokan, Blok Mahakam serta 51 persen saham Freeport yang selama ini dikuasai oleh Asing.
Terbukti mampu menunjukkan kedaulatan Indonesia melalui kunjungannya ke Laut Natuna Utara. Bahkan dirinya tidak ragu menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan asing maupun aseng untuk melindungi kekayaan laut Indonesia dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat sendiri. Serta bukti-bukti lainnya yang mungkin tidak bisa saya cantumkan satu persatu sangkin banyaknya.
Jadi daripada memilih orang yang jelas-jelas masih diragukan kapabilitasnya untuk mengurus negara ini, serta pernah “tertipu” nenek-nenek umur 70 tahun. Saya lebih memilih calon presiden yang sudah terbukti dan terlihat hasil kerjanya. Bagaimana dengan Anda?
#Jokowi1xLagi
Trailer Rekam Jejak Prabowo Menurut Mardani
https://youtu.be/LnQAvCTOygY