Indovoices.com –Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa disebut Ahok adalah Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017, sebelumnya karirnya dimulai saat ia menduduki sebagai ketua DPC dan lolos menjadi anggota legislatif DPRD Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2004 yang membuat Namanya dia melonjak naik sejak saat itu. Ahok berhasil mengubah wajah DKI Jakarta menjadi provinsi yang bersih, nyaman, dan tertib hal ini terwujud dari kebijakan-kebijakan yang ia lakukan. Gaya kepemimpinan yang cenderung keras dan otoriter bisa dibilang jarang di Indonesia, bahkan pemimpin yang menggunakan gaya tersebut dapat dihitung jari.
Ahok dengan gayanya yang seperti itu, sempat menimbulkan kontroversial yang sampai menjatuhkan karirnya. Saat Ahok memiliki otoritas kepemimpinannya ia berjuang untuk kepentingan rakyat dan ia berusaha untuk menerapkan bahwa menjadi seorang pemimpin yang berjuang untuk melayani masyarakat.
Terlepas dari segala pemberitaan yang kontroversial, pada masa kepemimpinannya selaku Gubernur DKI Jakarta ia telah berhasil mendapatkan penghargaan salah satunya pada tahun 2016 ia mendapatkan penghargaan The Most Inspiring pada Indonesia Green Award 2016 sebab ia membuka banyak Ruang Terbuka Hijau di DKI Jakarta.
Kritik Kepemimpinan Ahok
Kesuksesan Ahok dalam memimpin DKI Jakarta tidak terlepas dari kritik khususnya terkait dengan amarah Ahok yang kerap kali meledak di depan publik. Beberapa di antaranya yang sempat viral di media sosial adalah Ketika Gubernur DKI Jakarta, Ahok marah dikarenakan Wali Kota Jakarta Barat, Anas Efendi yang dinilai salah dikarenakan melakukan penggusuran rumah warga. Amarahnya meluap melalu telepon yang disaksikan banyak wartawan dan koleganya. Selain itu Ahok juga mengancam untuk memeriksa dan pemberhentian kepada Wali Kota Jakarta Barat tersebut. Banyak pihak yang menyayangkan adanya kesalahan tersebut karena dapat terlihat kurangnya komunikasi dan koordinasi.
Dalam hal ini Ahok segera mengurus permasalahan tersebut dan menegaskan bahwa lahan yang digusur oleh Anas ialah lahan sengketa dan tidak boleh asal menggusur saja sebab lahan itu sudah bermasalah sejak puluhan tahun. Melihat hal tersebut gaya komunikasi Ahok merupakan pemimpin yang tegas dalam melakukan kebijakan serta taat norma dan dibutuhkan masyarakat DKI Jakarta saat ini. Namun melihat hal tersebut, Ahok dinilai berkomunikasi terlalu kasar bahkan cenderung menjatuhkan.
Melihat hal tersebut ketika Ahok sebagai pemimpin melihat bawahannya yang berkinerja tidak baik atau situasi yang dapat meluapkan amarahnya, Ahok mengedepankan kekuasaan yang ia miliki yaitu legitimate power dan coercive power dalam proses mempengaruhi bawahannya.
Jika dilihat maka terlihat jelas bahwa Ahok menggunakan kekuasaannya untuk menunjukkan jati dirinya. Sebagian masyarakat setuju dengan gaya komunikasi yang dilakukannya meski cenderung kasar, memaksa, dan mengendalikan. Namun dengan cara penyampaian yang blak-blakan dan dengan nada tinggi justru harus diubah olehnya sebab seharusnya pendekatan Ahok harus lebih humanis ke warga DKI Jakarta.
Pada akhirnya Ahok memberikan pengaruh positif kepada masyarakat dengan menggunakan media sebagai alat penyampaian informasi seperti video yang ia unggah melalui akun Youtube Pemprov DKI Jakarta di mana beliau mengunggah hasil rapat kepada masyarakat untuk membuktikan adanya transparansi dalam pemerintahan.
Amarah yang diluapkan Ahok kepada bawahannya merupakan cara untuk mempengaruhi orang lain untuk dapat bekerja lebih baik lagi dan dapat menyelesaikan masalah dengan cepat.
Bolehkan Pemimpin Marah di depan Publik?
Ahok sebagai pemimpin DKI Jakarta harus mempertimbangkan Tindakan yang dilakukannya di depan publik di mana harus mengikuti standar etika bermasyarakat. Ketika menjadi pemimpin memang ada baiknya untuk memperhatikan bawahannya.
Terlebih lagi saat bawahan yang melakukan kesalahan lebih baik menegur atau memarahi secara pribadi bukan mempermalukannya di depan umum. Sehingga tentu saja ada Batasan dalam memarahinya di depan umum demi mempertahankan nama baik instansi dan individu. Selain itu apabila pemimpin yang marah di depan public atau dipertontonkan tentu tidak dapat menjadi contoh sebab secara psikologis dapat menjatuhkan mental bawahan dan bahkan dapat mengurangi kinerjanya.
Menelisik kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Terlepas dari karakter Ahok yang keras, sejatinya beliau merupakan pemimpin yang sangat melayani masyarakat.
Ahok merupakan seorang pemimpin yang giat bekerja. Beliau aktif turun ke lapangan dan mencoba untuk memahami detail mengenai persoalan yang terjadi di masyarakat. Beliau juga seorang pemimpin yang tanggap terhadap penderitaan warganya dan mampu memberikan solusi pemecahan masalah yang hasilnya dapat dirasakan oleh warganya.
Dapat dilihat dengan kepribadian Ahok yang jujur dengan orang yang dipimpinnya di mana ia sangat memegang prinsip kejujuran dalam membela rakyat kecil.
Dapat dibuktikan sejak masa kepemimpinan beliau di mana terdapat pelayanan pengaduan warga di Balai Kota dan dengan adanya kebijakan tersebut dapat mendekatkan warga Jakarta dengan gubernurnya serta permasalahan yang sedang dihadapi dapat ditangani secara langsung.