Sebagai negara tetangga, agaknya masyarakat Malaysia tidak mau kalah dalam banyak hal. Bukan hanya masalah batik dan tempe, serta tari-tarian, tapi juga dalam hal demo mendemo. Bahkan ketika di Jakarta ada demo Reuni 212, Malaysia juga menggunakan angka keramat 12, yakni dengan menamakan diri kelompok 812. Tetapi karena angka 12 tidak bisa dipatenkan, tentu saja kita tidak berhak melarang siapapun menggunakan jurus “12” tersebut.
Sama-Sama Pernyataan Pihak Kepolisian
Terlepas dari masalah politik belakangan ini, masyarakat Indonesia, dibikin bingung oleh pernyataan yang bedanya bagaikan siang dan malam. Yakni antara pernyataan resmi dari Polisi, bahwa total Perserta Reuni 212 adalah 40 ribu orang dengan Klaim dari Panitia bahwa total perserta adalah jutaan orang. Bahkan ada yang menyebutkan angka 11 juta orang! Sebagai orang awam, yang sama sekali tidak ikut berpolitik, tentu saja masyarakat menjadi bingung, pernyataan siapa yang mau di percayai.
Hal ini tidak terjadi di Malaysia. Walaupun sama sama menggunakan angka “12”, tapi dalam hal kekompakan, ternyata kita kalah dari Malaysia. Karena kalau menyaksikan pada foto yang ditayangkan, seluruh ruas jalan penuh sesak dengan para peserta demo, yang tumpah ruah ke jalan-jalan. Tapi ketika Polisi Diraja Malaysia menyatakan bahwa jumlah keseluruhan, menurut Polisi berjumlah sekitar 55.000 orang, tidak ada bantahan dari panitia. Sehingga tidak menimbulkan kebingungan antara warga, mengenai jumlah para pendemo, yang sesungguhnya. Melihat angka 55.000 orang sesuai pernyataan Polisi, maka logikanya, Peserta Demo di Malaysia, lebih banyak dibandingkan dengan Peserta yang hadir di MONAS.yang menurut keterangan Polisi berjumlah 40.000 orang.
Jangan Bikin Bingung Masyarakat Awam
Sebagai orang awam yang sama sekali tidak mencampuri urusan politik, maka mau disebut berapa jumlahnya tidak masalah. Namun, kalau melihat foto-foto yang dipajang di laman berita Free.malaysia.today, seluruh ruas jalan penuh dan padat diisi oleh para pendemo, tapi ketika Pihak Kepolisian menyatakan bahwa total seluruh peserta yang datang dari berbagai daerah hanya berjumlah 55.000 orang, ternyata tidak ada protes dari pihak manapun.
Terlepas dari urusan di negeri orang dan terlepas dari masalah politik dalam negeri kita sendiri, sebagai masyarakat awam di Indonesia, tentu sangat mendambakan semoga jangan lagi ada hal-hal yang memicu kebingungan masyarakat awam. Sehingga tidak menghabiskan waktu untuk diskusi mengenal hal-hal tidak bermanfaat, yakni hanya memperdebatkan antara angka 40.000 dan 11 jutaan. Bagi masyarakat awam, yang penting adalah Indonesia aman dan damai.
Sumber: bacaan free.malaysian.today
Tjiptadinata Effendi