Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan Orasi Ilmiah Kebijakan Fiskal Indonesia kepada Civitas Academia Universitas Bengkulu di Auditorium Universitas Bengkulu pada Jum’at (22/02).
Indovoices.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan Orasi Ilmiah Kebijakan Fiskal Indonesia kepada Civitas Academia Universitas Bengkulu di Auditorium Universitas Bengkulu pada Jum’at (22/02).
Dalam pemaparannya yang mengambil judul Tata Kelola Keuangan Negara dalam Perekonomian Indonesia, Menkeu memulai orasi dengan mengingatkan para mahasiswa dan peserta yang hadir bahwa Indonesia dibangun dengan cita cita dan ide besar yang sekarang akan menjadi tanggung jawab kita semua.
“Republik yang diperjuangkan bukan sekedar republik yang lahir apa adanya. Dia dibangun dengan cita-cita dan ambisi yang besar dan akan menjadi tanggung jawab bagi kita semua. Saya bertanggungjawab sebagai Menkeu di dalam kebijakan keuangan negara untuk bisa mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan perdamaian abadi. Untuk bisa mencapai tujuan tersebut ke tujuan besar, kita harus mengelola ekonomi kita selalu tumbuh. Tidak hanya tumbuh tetapi berkeadilan, inklusif dan dapat mengentaskan kemiskinan,” jelas Menkeu.
Menkeu menerangkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah instrumen fiskal yang memiliki 3 fungsi yakni Alokasi, Distribusi dan Stabilisasi. Dimana alokasi anggaran akan diatur sesuai dengan dengan prioritas kebutuhan negara. Dalam mengelola APBN, tentu ada rambu-rambu yang harus dipatuhi, seperti batas ruang fiskal, maksimum defisit terhadap PDB per tahun hingga maksimal total utang terhadap PDB.
“Pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 meningkat disertai inflasi yang lebih rendah, realisasi pembangunan infrastruktur memberikan capaian yang baik hingga tahun 2018, realisasi APBN 2018 pun menunjukan kinerja yang sehat dan kredibel,” tambah Menkeu.
Menurut Menkeu, Bengkulu memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar Rp17,27 triliun sekitar Rp33,8 juta/kapita. Melihat geliat ekonomi provinsi Bengkulu tahun 2018, sektor pertanian masih memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Bengkulu.
“Beberapa tahun ke depan, Bengkulu harus memperkecil gap ketertinggalan. Tingkat kemiskinan yang masih di atas rata-rata nasional dan Gini ratio yang masih di bawah nasional menunjukan bahwa kita harus menggunakan semua kebijakan untuk meningkatkan ekonomi daerah Bengkulu,” tegasnya.
Menkeu berpendapat, jika Indonesia ingin menjadi negara maju, siap menghadapi revolusi Industri 4.0, era digital dimana Artifisial Intelligent bisa berpengaruh besar terhadap pergerakan ekonomi, maka kita harus berinvestasi besar terhadap SDM kita khususnya kepada para mahasiswa. (ip/hpy/nr)