Indovoices.com –Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan turun tangan mengatasi masalah pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto di Kulonprogo, Yogyakarta, yang tak selesai sejak digarap pada 2004. Pelabuhan tersebut sebetulnya telah rampung dibangun pada 2014, namun belum juga beroperasi hingga 2021.
Pembangunan pelabuhan dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin Luhut dan dihadiri sejumlah menteri serta Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Pada saat rapat, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan bahwa Pelabuhan Tanjung Adikarto mengalami masalah sedimentasi pasir. Pelabuhan itu hingga kini belum bisa dioperasikan lantaran adanya sedimentasi pasir yang menutupi pintu alur masuk pelabuhan.
“Terkait hal tersebut, pada 2020 Pemerintah Daerah DIY mengajukan perpanjangan breakwater senilai Rp 447 miliar untuk mecegah terjadinya sedimentasi agar nantinya kapal dapat masuk,” ujar Trenggono dalam keterangan tertulis, Kamis petang, 4 Maret 2021.
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Sutejo mengatakan perpanjangan breakwater merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah Pelabuhan Tanjung Adikarto. “Sebelah timur harus lebih menjorok ke laut daripada yang sisi barat,” katanya.
Luhut pun meminta Kementerian serta pemerintah daerah segera membuat kajian ulang mengenai desain tepat guna untuk mencegah terjadinya penumpukan sedimen. Luhut memerintahkan kajian itu selesai dalam waktu dua bulan.
Ia mengatakan seluruh proyek pembangunan infrastruktur di Yogyakarta dapat selesai pada 2024. Namun, Luhut berpesan agar p-embangunannya tetap mempertimbangkan aspek keekonomian dan lingkungan.
“Saya berpesan agar pembangunan infrastruktur harus mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan tetap menjaga lingkungan,” ujar Luhut.
Adapun Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan akan segera menindaklajuti arahan Luhut. “Kami akan menindaklanjutinya,” kata dia.