Indovoices.com –Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) naik menjadi 38 persen hingga 2023. Kenaikan rasio utang ini disebabkan penanganan dampak pandemi virus corona atau COVID-19 membutuhkan pembiayaan yang besar.
“Rasio utang selama ini kita pertahankan di bawah 30 persen, tapi sekarang naik sampai akhir 2023 menjadi 38 persen. Namun, ini masih lebih rendah dibandingkan negara-negara lainnya. Anda bisa cek,” ungkap Luhut dalam Webinar Investasi di Tengah Pandemi.
Luhut mengatakan, kenaikan rasio utang ini tidak terhindarkan karena biaya untuk menangani dampak pandemi corona, serta untuk memulihkan ekonomi pasca-pandemi terbilang besar. Menurutnya, gara-gara pandemi, defisit anggaran dilebarkan ke level 6,34 persen atau setara Rp 1.039,2 triliun terhadap PDB. Untuk memenuhinya maka pemerintah akan menerbitkan utang.
Tak ayal peningkatan jumlah dan rasio utang pemerintah memang harus dilakukan demi menekan dampak pandemi Corona di Indonesia. Meski begitu, Luhut memastikan utang pemerintah masih aman dan terkendali.
Berdasarkan data Kemenkeu, total utang pemerintah pusat hingga akhir Juni 2020 mencapai Rp 5.264,07 triliun. Utang tersebut naik 15,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 4.570 triliun.
“Kalau ada orang bilang utang kita berlebihan segala macam, ya memang harus dilakukan tapi masih sangat-sangat terkendali,” ujarnya.
Seperti diketahui kenaikan rasio utang ini terjadi seiring defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diperkirakan membengkak mencapai Rp 1.028,5 triliun tau 6,27 persen terhadap PDB.
Namun, pemerintah menargetkan dapat mengembalikan defisit anggaran di bawah 3 persen pada 2023. Besarnya pembiayaan yang mengharuskan pemerintah berutang ini, tergambar dari capaian pembiayaan utang pemerintah. Kemenkeu mencatat total pembiayaan utang neto pemerintah mencapai Rp 421,5 triliun. Jumlah ini, meningkat 132,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.(msn)