Indovoices.com –Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan selama pandemi COVID-19 baru mengetahui jika hampir 90 persen obat-obatan yang ada di Indonesia adalah impor.
Namun, Luhut menegaskan saat ini produksi obatan-obatan sudah bisa dilakukan dalam negeri. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 70 persen.
“Jadi selama COVID-19 itu, saya baru tahu kita itu hampir 90 persen obat kita impor. Sekarang saya bisa lapor kepada Anda, itu kira-kira 70 persen kita sudah buat sendiri,” kata Luhut kanal Youtube Lemhannas RI, seperti dilansir Antara, Sabtu (24/10).
Luhut kemudian mencontohkan, paracetamol yang merupakan obat dasar masih diperoleh Indonesia dengan mengimpor dari India. Saat India menerapkan lockdown akibat pandemi virus corona, Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa.
“Sekarang kita sudah punya paracetamol di Cilacap. Itu petrochemical-nya Pertamina,” tegas Luhut memberi contoh obat buatan dalam negeri.
Luhut menuturkan, kondisi pandemi membuat Indonesia belajar untuk tidak lagi bergantung pada negara lain, terutama terkait stok obat-obatan. Sehingga menurutnya, Indonesia kini perlahan mulai mampu memenuhi kebutuhan sendiri.
Luhut juga mendorong agar anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa dimaksimalkan di dalam negeri. Hal itu perlu dilakukan agar ada perputaran ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
“Saya lapor Presiden, ‘Pak, semua dana yang dikeluarkan PEN kalau bisa dibuat dalam negeri ya dibuat dalam negeri’. Kenapa? Supaya membuat perputaran ekonomi, membuat lapangan kerja, supaya membuat kita tuh mandiri,” pungkas Luhut.(msn)