Indovoices.com –Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Indonesia akan meningkatkan ekspor udang ke sejumlah negara dengan permintaan tinggi. Negara-negara tersebut adalah Cina, Amerika Serikat, dan Jepang.
“Karena permintaan banyak, di India lockdown, enggak ada produksi itu (udang). Jadi ini momentum bagus (untuk ekspor),” tutur Luhut saat ditemui di kantonya, Jakarta Pusat.
Luhut mengungkapkan, saat ini Indonesia memiliki 100 ribu hektare lahan tambak, termasuk bakau, yang diintensifikasi untuk budidaya udang agar produksi komoditas itu tergenjot. Lahan yang dimaksud berada di Sulawesi, pantai selatan Jawa, hingga Aceh Singkil.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, kata Luhut, sedang memetakan titik-titik yang akan ditetapkan sebagai tempat budidaya udang. Pada tahap awal, yakni hingga akhir tahun, pemerintah akan mengaktifkan 30 ribu lahan tambak.
“Di Singkil sedang diinventarisasi lahannya untuk segera bisa dimanfaatkan,” ucap Luhut. Kementerian pun tengah mempercepat proses administrasi pemanfaatan lahan, seperti pemberian izin terhadap instalasi pengolahan air limbah.
Berdasarkan kajian Kementerian, Luhut menyatakan 1 hektare lahan diproyeksikan mampu memproduksi hingga 30-40 ton udang. Luhut berharap program padat karya ini akan membuka lapangan kerja bagi puluhan ribu orang.
Pemerintah menargetkan ekspor udang akan naik 250 persen dalam kurun waktu empat tahun, yakni mulai 2020 hingga 2024. Bila volume ekspor udang olahan pada 2018 145,226 ton, pemerintah mematok angka pada 2024 akan menjadi 363,067 ton. Sedangkan produksi udang untuk bahan baku ekspor dari 197,433 ton pada 2018 diperkirakan menjadi 578,579 ton lima tahun mendatang.(msn)