Indovoices.com –Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta masyarakat tidak hanya menjalankan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dia mengimbau masyarakat juga menghindari kerumunan.
“Saya sering komplain, mohon maaf, dengan bahasa 3M. Saya enggak ‘sreg’ betul. Maunya 4M, memang harusnya 4M,” ujar Tito, Jakarta, Minggu, 20 Desember 2020.
Tito menilai imbauan menghindari kerumunan sering terlupakan. Padahal, kerumunan yang paling berbahaya di masa pandemi covid-19.
“Ini nih yang paling bahaya ini nih, ya kerumunan ini. Jadi, harus menghindari kerumunan,” kata Tito.
Tito mengatakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah menggunakan terminologi 4M itu. Pegawai Kemendagri juga terus menghindari kerumunan dalam setiap aktivitas di luar rumah.
Kemendagri juga diklaim mempraktikkan upaya mematuhi aturan 4M itu saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020. Salah satu upaya yang dilakukan ialah mengganti aturan kampanye yang tadinya dilakukan dengan massa yang banyak, menjadi rapat terbatas maksimal 50 orang.
Tito menilai aturan yang sama bisa diterapkan pada kegiatan demonstrasi. Dengan begitu, aparat penegak hukum bisa mencegah terjadinya penularan covid-19 secara besar-besaran. Kemudian, tenaga pelacak (tracer) mampu melacak orang yang mengikuti aktivitas penyampaian pendapat (contact tracing), apabila ada yang dinyatakan positif covid-19.
“Demo yang sampai ribuan orang itu jadi superspreader, covid-19 menyebarnya jadi sangat besar sekali. Bagaimana dia mau contact tracing orang yang positif, virusnya pindah-pindah ke orang-orang yang lain. Kalau menurut saya, batasi saja 50 orang,” kata Tito.(msn)