Presiden Jokowi berencana mengirim ketua BEM UI ke Asmat agar mereka melihat medan dari dekat dan bukan hanya mendengar cerita cerita tentang Asmat. Hal inipun masih dengan catatan kalau mereka mau dan berani.
Kenapa saya katakan mau dan berani ?, karena menuju kecamatan/Distrik Agats itu merupakan perjalanan yang cukup menegangkan. Lewat laut, menuju Agats bisa dari Timika atau Merauke sedangkan lewat udara bisa dari Timika atau Merauke juga. Menggunakan pesawat kecil jenis Cessna Grand Caravan Commuter, pesawat dengan satu baling baling milik bu Susi menuju lapangan terbang perintis Ewer, yang ujung run awaynya sebelah kiri hutan dengan pohon tinggi menjulang dan di sebelah kanannya hamparan sungai yang lebar siap menelan pesawat kalau salah landing….he he he, kemudian lanjut menggunakan long boat atau speed boat selama 15 menit menuju Distrik Agats melewati sungai besar serta muara yang buayanya besar besar bahkan ada yang perutnya sebesar drum.
Tiba di Agats jika menjelang sore anda harus siap memakai lotion anti nyamuk, karena di Agats ada serangga kecil yang kebetulan namanya Agats juga kalau menggigit terasa pedis sekali. Di Agats rumah rumah berdiri di atas panggung kayu, demikian pula jalan jalannya terdiri dari bilah bilah papan. Seingat saya di Agats yang di sebut air bersih adalah air hujan yang di tampung. Kemudian masih ada nyamuk malaria yang selalu ingin bekenalan, apalagi kalau berkenalan dengan pemuda-pemuda dari Jakarta tentu nyamuk malaria akan bangga dan saling bercerita dengan para nyamuk teman-temannya.
Inilah selintas pandang jika ingin berkunjung ke Distrik Agats Papua.
Tentang dana Otsus yang di tanyakan ke Presiden saya rasa itu salah alamat karena dana Otsus itu adalah kewenangan Pemda setempat, dan beranikah anda datang ke Papua menanyakan langsung hal ini kepada Kepala Daerah setempat….bukan hanya bicara bicara saja di Jakarta sana.
Langkah Presiden Jokowi berencana mengirim ketua BEM ke Papua adalah sangat tepat, ini diharapkan akan menambah wawasan bagi mahasiswa mahasiswa yang pintar agar memahami kondisi wilayah RI selain di Jakarta. Seringkali karena kurang memahami suatu hal, akhirnya membuat gagal paham.
Terlebih lagi biasanya mahasiswa UI ini pintar-pintar karena kampus UI hanya menerima calon mahasiswa yang pintar kalau yang nilainya pas-pasan jangan harap bisa diterima. Untuk menambah wawasan anda tentang wilayah Republik tercinta ini kiranya sudah tepat bila Presiden Jokowidodo berencana mengirim anda ke Asmat. Mudah-mudahan kalau anda berani menerima ajakan Presiden niscaya anda akan menjadi lebih pandai lagi.
Pemberian kartu kuning yang dipersepsikan sebagai kegagalan Presiden Jokowi adalah sebuah kebenaran menurut ketua BEM UI, padahal kebenaran itu masih patut di uji kebenarannya. Apakah sebuah KLB menjadi ukuran kegagalan Presiden Jokowi, dan beberapa pertanyaan lain yang hanya beraroma menyudutkan serta tidak relevan.
Sesungguhnya jika terjadi sesuatu disebuah daerah, apalagi berkatagori KLB orang pertama yang harus tahu dan bertanggung jawab adalah Camat atau Kepala Distrik setempat ( di Papua Kecamatan disebut Distrik ) kemudian selanjutnya berjenjang ke atas, yakni Kepala Daerah Kabupaten atau Kota kemudian Gubernur ( ini pelajaran SD atau SMP ). Di wilayah Distrik biasanya ada Puskesmas, Polsek dan Koramil. Sebenarnya perangkat ujung tombak pemerintah sudah sangat lengkap di satuan wilayah setingkat Distrik.
Jika ada Kejadian Luar Biasa di Kecamatan kemudian yang bertanggung jawab Presiden, lalu apakah gunanya Camat dan Kepala Daerah ? Mudah-mudahan sang ketua BEM UI bisa menjawab pertanyaan ini. Menyalahkan itu adalah perbuatan yang sangat mudah dilakukan, mengaku salah itu yang tidak mudah dilakukan.
Kondisi wilayah Asmat yang rata rata masyarakatnya tergantung dengan aliran sungai setempat membuat masyarakat rentan terhadap serangan penyakit. Pihak Dinas Kesehatan setempat tentu sudah bekerja keras mensosialisasikan cara hidup sehat, merubah pola hidup dan budaya masyarakat itu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
Mudah-mudahan rencana Presiden Jokowi ini diterima dengan tangan terbuka hingga sang Ketua BEM UI ini wawasannya bertambah agar kedepan tidak bicara sembarangan yang tidak bermutu.
Salam Pintar