Indovoices.com –Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok memaksimalkan kinerja Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Depok. Bersama Rumah Sakit Universitas Indonesia dan RS Bhayangkara Brimob, Labroratorium itu membuat Kota Depok bisa melampaui rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk rapid test dan tes swab PCR corona covid-19.
Pemerintah Kota Depok kian gencar melakukan berbagai langkah untuk menekan penyebaran virus corona Covid-19. Salah satu upaya tersebut yakni dengan memaksimalkan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Depok.
Langkah itu dinilai tepat untuk menyisir jumlah orang dalam pengawasan (ODP), orang tanpa gejala (OTG), dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang terdaftar di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok.
Wali Kota Depok, Mohammad Idris, menegaskan, pihaknya akan terus berikhtiar menekan laju penyebaran virus lewat pemaksimalan Labkesda.
“Alhamdulillah, dua pekan yang lalu, kami mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk pelaksanaan Swab PCR (PolymeraseChain Reaction) di Labkesda milik Pemerintah Kota Depok,” katanya.
Bahkan, jelas Idris, sejak pekan lalu, pihaknya juga sudah mulai melakukan pelaksanaan Swab PCR di sana (Labkesda). “Itu ikhtiar kami untuk menekan penyebaran Covid-19,” kata Idris yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Depok.
Idris mengklaim, dengan Labkesda, Pemkot Depok kini dapat lebih cepat mengetahui hasil pemeriksaan Rapid Test dan Swab PCR. Hanya butuh waktu 5 hingga 24 jam untuk mengetahui posisi ODP, OTG, PDP aktif dan non reaktif, dan itu akan mempermudah pemerintah menekan penyebaran Covid-19.
“Hingga saat ini kami bisa melaksanakan pelaksanaan 90-100 sampel dengan waktu yang relatif lebih cepat karena ini memang khusus untuk warga Depok. Dengan menyisir seperti ini akan lebih nyata posisi berapa besar OTG, ODP, dan PDP. Nanti, selanjutnya yang kita utamakan adalah hasil rapid test yang reaktif.”
Untuk diketahui, sebelum Labkesda terbentuk, Pemkot sudah bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia dan RS Bhayangkara Brimob untuk pelaksanaan rapid test dan Swab PCR.
Sepertinya halnya Labkesda yang berada di kawasan Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Depok, kedua rumah sakit rujukan itu juga mampu melakukan 90-100 tes setiap harinya. Alhasil, dengan tiga lokasi rujukan itu, Pemkot Depok mampu melakukan 300 tes setiap harinya atau 2.100 tes dalam sepekan. Jumlah itu tentu saja sudah melampaui rekomendasi badan kesehatan dunia (WHO) yang menargetkan 1.000 tes dalam sepekan untuk satu wilayah.
Idris berjanji, pihaknya akan terus melakukan tes-tes tersebut, khususnya di tempat publik atau bagi petugas dan aparat yang sering berinteraksi langsung dengan banyak orang. Bahkan, Pemkot juga akan melakukan tes kepada orang-orang yang melakukan perjalanan balik seperti para santri yang akan kembali ke pondok pesantren tempat mereka menuntut ilmu.
Terkait pelaksanaan rapid test untuk warga Depok sebetulnya sudah dilakukan sejak lama. Bagi PDP dan ODP yang tidak sakit atau OTG, Pemkot Depok telah meminta mereka datang langsung ke tempat-tempat pemeriksaan yang diselenggarakan oleh pemerintah kota dan penyelenggaraan negara lainnya seperti BIN dan Kemensos.
Namun, bagi PDP yang punya gejala sekait berat, proses swab langsung difasilitasi tim Gugus Tugas. “Kami datang ke rumah mereka masing-masing. Kami antar jemput. Dan bagi yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19, maka akan dijemput untuk dibawa ke rumah sakit demi mendapatkan perawatan lebih baik, sekaligus mengurangi risiko penyebaran kepada keluarganya.”
Karena itu, lanjut Idris, dibutuhkan kesadaran semua agar bisa bersama-sama menekan penyebaran virus tersebut. (msn)