Drama tangisan dari seorang penulis buku yang katanya selalu best seller mewarnai acara diskusi politik yang dibenci tapi juga dirindukan, Indonesia Lawyer Club atau ILC di TV One tadi malam.
Adalah Hanum Rais yang menarik perhatian pemirsa ILC dengan tangisannya. Tetapi sayangnya tangisan itu malah mendapat banyak nyinyiran netizen lantaran terlihat berlebihan, tidak natural seperti dibuat-buat atau singkat katanya lebay lah..kita kira begitu.
Diawali dengan pamer prestasi bukunya yang konon selalu best seller, Hanum lalu cerita ada seorang ibu yang datang kepadanya…sesaat terdiam, terisak, lalu menarik nafas dalam-dalam. Terlihat sangat emosional. Tak pikir-pikir wah ceritanya pasti seru nih!
Suasana di ruangan hening. Sayapun semakin penasaran…saya yakin tamu yang hadir juga bertanya-tanya sama seperti saya, apa sih ceritanya sampai menahan tangis begitu. Serasa mau “kebelakang” tetapi terpaksa saya hold dulu takut terlewatkan cerita Hanum yang sepertinya sangat seru dan mengharukan ini…
Setelah saya tunggu-tunggu eh..ga taunya yang ditunggu-tunggu cuma kisah mbok cipluk. Ye..elah…penulis best seller.. Dengan sedikit sesenggukan, Hanum menceritakan sosok mbok Cipluk yang konon menghampirinya dan menyerahkan uang 100 rebu rupiah untuk mememinta agar Ustad Abdul Somad atau UAS bersedia menjadi wapresnya Prabowo.
Terus letak mengharukannya dimana? Entahlah…faktanya tidak ada seorangpun didalam ruangan tersebut yang haru apalagi ikut menangis. Penjiwaan aktingnya kurang jadi tidak ada yang ikut larut dalam suasana haru.
Padahal suaranya sudah diparau-paraukan, mencoba mengaduk-aduk perasaan pemirsa. Sesekali terdiam hening seperti speechless tetapi tetap saja datar. Saya menduga orang malah terbayang bapaknya, Amien Rais saat mendengar cerita mbok Cipluk ini. Sehingga bukannya haru tetapi malah jengkel..hehe.
Tidak ada satupun pembicara yang diberi kesempatan bicara setelah dia yang mengomentari ataupun menanggapi “cerita mbok Cipluk” dari Hanum ini. Kesimpulannya jelas, cerita Hanum ini biasa saja dan tidak ada yang istimewa sehingga tidak ada yang memandang perlu untuk dikomentari.
Sangat jauh berbeda dengan “prof” Rocky Gerung yang pernyataannya selalu memantik emosi dan banjir tanggapan narasumber lain dalam diskusi ILC.
Beginilah kalau penulis buku mencoba bermain peran, karena memang bukanlah kapasitasnya, akhirnya gagal membawa pemirsa ikut baper…
Terakhir, mohon dicatat dan Hanum Rais jangan kegeeran, kalaupun akhirnya UAS benar-benar menjadi cawapres Prabowo saya yakin itu karena rekomendasi ulama. Bukan karena akting tangisan Hanum apalagi sumbangan mbok Cipluk.
Selamat akting!