Indovoices.com –Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai Abdee Slank tidak punya kapasitas mengisi jabatan komisaris independen PT Telkom Indonesia.
Ketua umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu itu menganggap penunjukan Abdee sebagai komisaris perusahaan telekomunikasi tersebut terlalu dipaksakan.
Menurut Arief, keputusan Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk gitaris Slank itu sebagai komisaris Telkom Indonesia menguatkan kesan tentang posisi strategis perusahaan pelat merah telah menjadi bancakan tim sukses Joko Widodo (Jokowi).
“Itu menunjukkan pemerintahan Jokowi, terutama Erick Thohir, dalam melakukan rekrutmen di jajaran komisaris BUMN benar-benar hanya didasari balas jasa atau hanya untuk bakul nasi Abdee Slank yang mungkin lagi seret order manggung dan bukan karena kapabilitas dan pengalamannya,” kata Arief melalui siaran pers, Rabu (9/6).
Arief menyebut Telkom merupakan satu-satunya BUMN yang berkinerja sangat baik pada masa pandemi. Menurutnya, saham BUMN telekomunikasi tersebut terbilang kinclong di bursa.
Aktivis buruh itu menyatakan Telkom berhasil melakukan efisiensi costdan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 20,8 triliun pada 2020. Angka itu naik 11,5 persen dibandingkan laba Telkom pada 2019 yang hanya Rp 18,66 triliun.
Telkom juga mengalami kenaikan dari sisi pendapatan dari Rp 135,57 triliun pada 2019 menjadi Rp 136,46 triliun pada tahun lalu.
“Ini menunjukkan kinerja Telkom memang moncer. Biaya Opex (operating expense, red) turun, tetapi pendapatan dan laba naik,” tutur Arief.
Menurutnya, kondisi itu membuktikan program efisiensi Opex di Telkom berhasil. “Saham Telkom berhasil kembali masuk ke zona hijau di bursa saham,” kata dia.
Oleh karena itu, Arief mengkhawatirkan masuknya Abdee Slank ke jajajaran komisaris Telkom Indonesia bakal berimbas negatif pada BUMN yang kini dipimpin Ririek Adriansyah tersebut.
Arief menegaskan tugas komisaris independen ialah mengawasi dan memastikan jajaran direksi bekerja profesional.
“Kok, pemusik Abdee Slank yang sama sekali enggak punya pengalaman dalam bidang industri telekomunikasi ditempatkan sebagai komisaris independen Telkom. Kasihan karyawan Telkom, punya komisaris yang tidak punya bobot sama sekali dalam hal telekomunikasi,” tuturnya.
Selain itu, Arief juga punya saran untuk Presiden Jokowi. “Kangmas Jokowi, saran saya jangan Pak Menteri BUMN dibebani harus menempatkan para timses saat pilpres,” ujarnya.