Indovoices.com-Salah satu imbauan Presiden Indonesia Joko Widodo untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 atau corona ke masyarakat adalah dengan menerapkan social distancing atau menghindari kerumunan.
Namun, tampaknya imbauan orang nomor satu di Indonesia itu tampaknya masih sulit dilakukan oleh sebagian masyarakat.
Sejumlah petugas di daerah terpaksa membubarkan acara resepsi pernikahan atau kerumunan warga di tempat-tempat hiburan.
Bahkan, salah satu yang sempat menjadi pergunjingan di media sosial adalah rencana Wakil Wali Kota Samarinda menggelar resepsi pernikahan putrinya.
Resepsi yang rencananya dihadiri ribuan tamu undangan tersebut, akhirnya dibatalkan oleh keluarga mempelai.
Kompas.com mencoba menelusuri sejumlah peristiwa yang menggambarkan sulitnya menerapkan imbauan social distancing di sejumlah daerah di tengah wabah corona.
Hajatan di Purwokerto dibubarkan polisi
Polisi terpaksa membubarkan acara hajatan di Gang IV Overste Isdiman Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (22/3/2920), Purwokerto, Jawa Tengah.
Tak hanya itu, polisi dan tim medis juga melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi acara resepsi tersebut serta melakukan cek kesehatan ke setiap tamu undangan.
“Kami tutup jalan, kami lakukan penyemprotan, tamu-tamunya kami semprot, busnya juga kami semprot, semua barang disemprot. Setelah keluar, tamu diperiksa suhu badannya, alhamdulillah sehat semua,” ujar Kapolresta Banyumas Kombes Whisnu Caraka saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Saat itu, polisi juga menemukan ada dua bus rombongan tamu undangan dari Wonogiri, Jawa Tengah.
Polisi lalu meminta rombongan tersebut pulang dengan pengawalan polisi.
Polisi juga berharap rombongan tidak berhenti hingga tiba di tujuan.
“(Acara) langsung berhenti, dengan seperti itu langsung berhenti, begitu kami datang langsung berhenti. Katanya ngunduh mantu, tidak ada permintaan izin ke kami, kalau ada permintaan izin pasti tidak kami berikan,” kata Whisnu.
Resepsi putri Wakil Wali Kota Samarinda nyaris terjadi
Rencana Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda Muhammad Barkati untuk menggelar pesta pernikahan untuk putrinya di tengah wabah corona, sempat menjadi pergunjingan.
Namun, Barkati pun akhirnya memutuskan untuk menunda resepsi pernikahan putrinya yang rencananya akan digelar Minggu (22/3/2020).
Barkati menyebut, keputusan itu diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Seperti diketahui, Barkati sempat bersikukuh untuk tetap melaksanakan resepsi putrinya yang telah direncanakan lama.
Dirinya juga sempat menjelaskan telah menyiapkan tim medis hingga ambulans di lokasi resepsi.
“Insyaallah musibah itu datang dari Allah. Kita berharap semua berjalan dengan baik. Semua kita kembalikan ke Allah yang menggerakan dan menjalankan kita semua,” kata Barkati sebelum memutuskan untuk menunda acara resepsi.
Pengunjung kafe di Surabaya dibubarkan
Sebuah video polisi membubarkan pengunjung di sebuah kafe di Surabaya, Jawa Timur, menjadi viral di media sosial.
Video berdurasi 49 detik itu tersebar di media sosial dan aplikasi pesan instan WhatsApp.
Salah satu anggota polisi tampak menggunakan pengeras suara meminta pengunjung kafe membubarkan diri.
Polisi meminta mereka membayar makanan dan minuman yang telah dipesan terlebih dulu.
“Saya beri waktu 10 menit, semua pengunjung kafe diminta segera membubarkan diri,” kata polisi yang memegang pengeras suara dalam video itu.
Sementara itu, Kapolsek Wiyung Kompol M Rasyad, membenarkan aksi pembubaran itu.
“Itu kafe di jalan raya Wiyung-Menganti. Yang membubarkan dan membawa pengeras suara itu saya,” kata Rasyad, dihubungi melalui telepon, Minggu sore.
Pentingnya social distancing
Sementara itu, menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, tingkat kesadaran masyarakat tentang pencegahan penyebaran virus corona dirasa masih rendah.
Dirinya pun memerintahkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), untuk turun tangan mengedukasi masyarakat tentang bahaya corona. Satpol PP di Jateng, menurut Ganjar, akan menjadi polisi Covid-19.
“Pembentukan polisi covid ini karena saya melihat apa yang terjadi di masyarakat. Masih banyak masyarakat yang merasa bahwa saat ini belum darurat, sehingga kesadaran untuk menjaga diri belum ada,” kata Ganjar saat memimpin rapat penyusunan rencana operasional penanggulangan Covid-19 bersama seluruh kepala dinas di lingkungan Pemprov Jateng, di Semarang.
Ganjar berharap, petugas yang turun ke lapangan melakukan tindakan preventif yang solutif kepada masyarakat.
“Umpama ada masyarakat berkumpul dan jaraknya berdekatan, maka polisi Covid ini bisa mengingatkan. Umpama ada antrean panjang dan berdesakkan, mereka bisa mengingatkan dan memberikan jarak. Atau menjaga pasar dan mengingatkan masyarakat untuk terus rajin cuci tangan,” tegasnya.
Sementara itu, juru bicara pemerintah untuk penanganan corona Achmad Yurianto, menegaskan pentingnya social distancing.
“Kami melihat semakin hari semakin bagus upaya yang dilaksanakan masyarakat dalam menjaga kontak sosial antar sesama. Sudah cukup banyak yang memahami, namun masih perlu peningkatan,” kata Yurianto di Jakarta.
Ia menegaskan, social distancing atau jaga jarak interaksi sosial merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mengantisipasi penyebaran virus corona.
Akhirnya, tidak ada salahnya untuk sejenak tidak berkerumum dan menjauhi keramaian serta menerapkan social distancing selama wabah corona mengintai.(msn)