Indovoices.com –Tren kasus corona Jakarta terus naik di tengah penerapan PSBB transisi. Meski begitu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan melanjutkan PSBB transisi hingga 3 Januari 2021, bukan dengan pembatasan lebih ketat.
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan, keputusan ini sudah diambil melalui diskusi dan evaluasi bersama dengan para pakar dan ahli. Dari data yang ada, akhirnya diputuskan tetap PSBB transisi.
“Ya kan memang situasinya masih seperti yang sebelumnya, jadi kondisinya kita perpanjang, belum ada pengetatan dan pelonggaran seperti biasa karena angkanya data dan fakta berdasarkan masukan dari pakar dan epidemiologi,” jelas Riza di kawasan Monas, Jakarta, Senin (21/12).
Meski masih di status transisi, kata dia, Pemprov DKI sebenarnya melakukan sejumlah pengetatan sebagai antisipasi lonjakan kasus di libur Natal dan Tahun Baru 2021. Contoh pengetatan yakni pembatasan sektor pariwisata hingga transportasi.
Untuk sektor industri pariwisata dibatasi hanya sampai pukul 21.00 WIB. Namun khusus di tanggal 24 Desember hingga 27 Desember 2020 dan 31 Desember hingga 3 Januari, operasional industri wisata hanya boleh buka sampai pukul 19.00 WIB.
Sementara operasional transportasi dibatasi hanya sampai pukul 20.00 WIB.
“Menyikapi Natal dan Tahun Baru kan ada pengecualian, di 4 hari pertama dan 4 hari kedua yaitu dibatasi sampai jam 19.00 WIB, sekalipun kapasitasnya masih 50 persen, tapi operasional moda transportasi kan dibatasi sampai jam 20.00 WIB,” jelasnya.
Menurutnya, pengetatan di sektor tertentu ini cukup, tanpa harus menarik rem darurat dengan mengembalikan Jakarta ke PSBB ketat.
“Jadi saya kira ini cukup mudah-mudahan memberi masukan pada masyarakat agar melaksanakan memahami tugas-tugas kita semua, masyarakat melaksanakan 3M, hidup sehat, bersih, seimbang. Tugas kami sebagaimana disampaikan pak Gubernur 3T,” ujarnya.
Kondisi Corona Jakarta
Tren kasus harian di Jakarta kembali naik di atas seribu kasus, bahkan 2 kali pecah rekor dan teakhir pada Sabtu (19/12) dengan 1.889 kasus corona baru dalam satu hari.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga mencatat kenaikan tren kasus selama empat pekan sebesar 13,3 persen.
Tak hanya tren kasus, okupansi 98 rumah sakit corona di Jakarta juga naik ke angka 80 persen untuk keterisian tempat tidur ICU dan 85 persen untuk isolasi.
Sedangkan nilai reproduksi efektif (Rt) yang jadi indikasi tingkat penularan menunjukkan skor 1,06 per 19 Desember 2020. Jika kita melihat indikator dari BNPB, terjadi transisi risiko dari yang tadinya sedang menjadi tinggi, di mana skor Jakarta pada minggu sebelumnya sebesar 1,8975 menjadi 1,8025 pada minggu ini akibat naiknya kasus positif.
Angka positivity rate harian per bulan di DKI Jakarta juga masih terbilang tinggi di angka 9 persen dengan standar WHO yang harusnya di bawah 5 persen. Pada Oktober tercatat positivity rate Jakarta yaitu 9,6 persen, 9,1 persen pada November, dan 9,6 persen pada Desember.
Saat ini, kasus corona aktif di Jakarta mencapai 13.066 orang.(msn)