Indovoices.com- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Diektorat Jenderal Penyediaan Perumahan siap membantu proses relokasi rumah masyarakat di sekitar Bandar Udara Ewer di Kabupaten Asmat, Papua. Untuk itu, Kementerian PUPR telah menyiapkan program bedah rumah dan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Asmat terkait lokasi relokasi rumah masyarakat yang terkena dampak pembangunan bandara tersebut.
“Kami siap membantu proses relokasi rumah masyarakat di Asmat yang terkena dampak pembangunan Bandara Ewer di Kabupaten Asmat, Papua,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid saat menerima audiensi Bupati Asmat, Elisa Kambu di Kementerian PUPR, Jakarta.
Menurut Khalawi, pemerintah siap membantu pembangunan untuk masyarakat di Kabupaten Asmat. Sejumlah program perumahan seperti pembangunan rumah khusus dan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah telah dilaksanakan sejak tahun 2016 lalu.
Terkait dengan program pembangunan fasilitas di Bandar Udara Ewer di Asmat, Papua, kata Khalawi, tentunya akan mendorong peningkatan ekonomi di daerah tersebut. Tentunya, relokasi rumah masyarakat yang terkena dampak perluasan dan pembangunan landasan menjadi salah satu pilihan Pemkab Asmat sehingga mereka masih memiliki tempat tinggal yang layak huni.
“Kami memiliki program BSPS atau bedah rumah yang dapat dimanfaatkan untuk proses relokasi warga. Program BSPS ini bisa berupa peningkatan kualitas rumah maupun pembangunan rumah baru untuk masyarakat,” tandasnya.
Sebagai informasi, penyaluran dana BSPS akan disalurkan melalui bank penyalur dana BSPS apabila semua proses administrasi dan verifikasi yang dilakukan Tim Pendamping Masyarakat (TPM) selesai di lakukan. Penyaluran dana BSPS disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk bahan bangunan dan tentunya juga melihat kesiapan masyarakat atau kelompok masyarakat yang akan melaksanakan pembangunan.
Besaran angaran untuk masing-masing penerima BSPS berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 158/ KPTS/M/2019 tentang Besaran Nilai dan Lokasi Bantuan BSPS Tahun Anggaran 2019 terbagi menjadi dua kriteria. Pertama, Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya yakni Peningatan Kualitas Rumah Swadaya di Daerah Provinsi jumlah bantuannya Rp 17,5 juta. Dana tersebut dapat digunakan untuk pembelian bahan bangunan Rp 15 juta dan Rp 2,5 juta untuk upah tukang.
Selain itu, kriteria kedua adalah Peningatan Kualitas dan Pembangunan Baru Rumah Swadaya di Khusus Pulau-pulau kecil dan Pegunungan di Provinsi Papua dan Papua Barat nilainya Rp 35 juta. Dana tersebut dapat digunakan untuk pembelian bahan bangunan Rp 30 juta dan sisanya untuk upah tuka
“Tahun lalu kami telah mengalokasikan BSPS sebanyak 1.000 rumah dan pembangunan sekitar 200 rumah khusus untuk masyarakat Asmat,” tandasnya.
Bupati Asmat, Elisa Kambu menyatakan, pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Presiden Joko Widodo serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang telah banyak membantu pembangunan infrastruktur dan perumahan di Asmat. Pihaknya berharap Kementerian PUPR bisa membantu Pemkab Asmat untuk mendorong pembangunan rumah untuk masyarakat di Asmat. Apalagi masih banyak rumah masyarakat di Asmat yang belum layak huni.
“Memang masyarakat di Asmat masih banyak yang belum mendapatkan bantuan rumah dan kebetulan ada kejadian kebakaran ratusan rumah di Distrik Agats. Banyak masyarakat korban kebakaran yang kurang mampu sehingga bantuan perumahan sangat diperlukan. Kami juga perlu melakukan relokasi rumah akibat pembangunan Bandara Ewer,” katanya.
Dirinya menerangkan, Jumlah bantuan yang dibutuhkan untuk penanganan korban kebakaran sebanyak 230 rumah sedangkan untuk relokasi rumah di sekitar Bandara Ewer sebanyak 200 rumah. Saat ini, Pemkab Asmat sedang melakukan pengembangan Bandara Ewer agar panjang bandara bisa diperpanjang jadi 1600 meter.
Pemkab Asmat telah menyediakan tanah tidak jauh dari Bandara Ewer untuk relokasi sekitar 200 rumah 200. Di lahan tersebut rencananya akan dibangun sejumlah fasilitas umum, jalan lingkungan, sarana pendidikan sert gereja. Kampung Ewer. Adapun ukuran rumah untuk relokasi warga adalah tipe 36 meter persegi. Kita harapkan dapat 36 meter persegi.
“Kami harap ke depan pesawat ATR bisa mendarat di Bandara Ewer sehingga keselamatan penerbangan jadi prioritas. Kami sudah menyediakan lahan relokasi di Kampung Ewer tidak jauh dari Bandara Ewer,” terangnya. (jpp)