Indovoices.com- Sejumlah investor asing dari luar negeri saat ini mulai tertarik untuk berinvestasi di sektor properti di Indonesia. Adanya Program Sejuta Rumah yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diharapkan dapat mendorong masuknya investasi untuk pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Sudah banyak investor asing yang dating kepada saya untuk berinvestasi di sektor properti khususnya pembangunan rumah untuk MBR,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid kepada sejumlah wartawan dalam acara FIABCI – Asia Pasific Regional Congress (APREC) 2019 di Hotel Borobudur, Jakarta.
Menurut Khalawi, adanya Program Sejuta Rumah yang dilaksanakan pemerintah untuk mendorong pembangunan rumah untuk MBR dinilai para investor sangat positif. Hal itu dikarenakan kebutuhan rumah untuk masyarakat di Indonesia masih cukup tinggi.
Beberapa invetor asing yang menyatakan minatnya untuk berinvetasi di sektor properti, ujar Khalawi berasal dari Korea, Cina dan sejumlah negara lainnya. Meskipun demikian, pihaknya berharap adanya investor asing yang mulai melirik bisnis properti jangan dianggap sebagai ancaman bagi pengembang perumahan di dalam negeri.
“Invetor dari Korea, Cina dan sejumlah negara lainnya sangat berminat sekali untuk membangun rumah untuk MBR. Mereka tertarik dengan program pemerintah Indonesia yang mendorong pembangunan rumah untuk masyarakatnya. Sebab di negara lain program seperti itu belum ada,” terangnya.
Guna mengundang masuknya investasi di sektor properti, terang Khalawi, pemerintah juga terus berupaya mempermudah perizinan. Adanya PP Nomor 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan untuk MBR dinilai akan mampu mendorong capaian Program Satu Juta Rumah di Indonesia.
Khalawi menambahkan, pemerintah juga tetap otimis target Program Satu Juta Rumah ini bisa mencapai angka 1,25 juta seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Apalagi saat ini pengembang di Indonesia seperti Realestat Indonesia (REI) juga aktif dalam menggandeng kerjasama dengan pihak luar.
“Dalam PP ini kami ingin mendorong pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan untuk perizinan pembangunan rumah MBR. Sebab mereka memiliki otonomi untuk memberikan perizinan,” tandasnya.
Sementara itu, Presiden Federasi Real Estat Dunia atau The International Real Estate Federation (FIABCI) Mr. Waleed Mousa menyatakan, pihaknya sangat mendukung berbagai terobosan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk membangun rumah bagi masyarakatnya. Perumahan merupakan sektor yang sangat penting untuk masyarakat Indonesia karena jumlah populasi yang cukup banyak sehingga membutuhkan hunian yang layak.
“Program Satu Juta Rumah di Indonesia ini sangat menarik karena pemerintah ikut turun tangan dalam pembangunan rumah bagi masyarakatnya. Banyak pengembang melihat potensi di sektor perumahan di Indonesia,” terangnya.
Ketua Umum REI Soelaeman Soemawinata menyatakan, pihak REI siap mendukung pemerintah dalam pembangunan Program Satu Juta Rumah. Saat ini, kebutuhan rumah yang cukup banyak di Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk para pengembang.
“Kami tidak melihat adanya investor asing yang ingin masuk berinvestasi di sektor perumahan bukan menjadi ancaman. Sebab, mau tidak mau mereka harus mempelajari dan membuat perencanaan yang matang dan kami siap berkoordinasi dengan para investor tersebut agar program satu juta rumah bisa lebih baik lagi,” terangnya. (jpp)