Indovoices.com- Kabupaten Rembang dikenal sebagai salah satu sentra penghasil mangga varietas Arumanis di Jawa Tengah. Sentra buah legit dan beraroma harum tersebut terletak di beberapa kecamatan, yaitu Kragan, Pancur, Lasem, Sluke dan Sulang. Mangga ini banyak dibudidayakan di dataran rendah berketinggian 60 – 90 mdpl. Sebagian di antaranya ada yang sudah berumur 15 tahun lebih.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Rembang, Desti Muryadi, mengungkapkan bahwa saat ini sentra produksi mangga di wilayahnya sudah tersebar merata. Selain terdapat di tegalan dan hamparan, pohonnya juga banyak ditemui di pekarangan rumah penduduk.
“Produktivitas pohon berumur 15-20 tahun bisa mencapai 5 kuintal per pohon. Bisa dibilang jumlah tersebut bernilai prestasi mengingat petani mangga di Kabupaten Rembang hanya mengandalkan pengairan tadah hujan,” ujar Desti.
Desti mengatakan bahwa di Kecamatan Kragan bahkan terdapat klaster mangga. Selain membantu pemasaran mangga segar, adanya klaster sangat membantu petani memanfaatkan mangga off–grade untuk dijadikan bahan industri kecil olahan.
Petani champion sekaligus Ketua Kelompok Tani Ngudi Rahayu, Karman, asal Desa Kerep, Kecamatan Sulang mengaku sudah lama terjun di usaha tani mangga Arumanis.
“Di wilayah Desa Kerep setidaknya ada 70 hektare kebun mangga. Masih ada potensi lahan yang tersedia seluas 30 – 40 hektare. Kalau mau dikembangkan lagi masih sangat bisa, petani juga senang tanam mangga,” kata Karman antusias.
Selain sebagai petani, Karman juga menjalankan usaha bisnis mangga sebagai pengepul yang memasok pasar Semarang dan Yogyakarta. Dirinya rutin mengirim mangga ke Jogja. Sebanyak dua kali seminggu mengirim dengan kapasitas rata-rata 12 ton.
“Sementara pengiriman ke Semarang dilakukan seminggu sekali dengan kapasitas 6 ton. Harganya berkisar Rp 6 – 10 ribu per kg tergantung ukuran atau grade-nya,” terang Karman.
Senada, Ketua Gapoktan Ngudi Mulyo, Sutrimo asal Desa Sendang Asih, Kecamatan Asem membenarkan bahwa pemasaran mangga Arumanis asal Rembang sudah meluas hingga meliputi Jakarta, Yogyakarta dan Semarang.
“Melalui jaringan para pengepul yang berada hampir di setiap kecamatan, Mangga Arumanis Rembang bisa menjangkau pasar yang luas. Jaringan pemasaran tersebut, selama 11 tahun lebih mampu bertahan bahkan berkembang. Kuncinya, antar petani kompak dan bekerja sama dengan pengepul atau pedagang saling menjaga kepercayaan,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendukung pengembangan mangga Arumanis di Kabupaten Rembang.
“Tahun 2020, sesuai rancangan Grand Design Hortikultura, akan kita perluas kawasan mangga di Rembang. Setidaknya 200 hektare akan dialokasikan untuk memantapkan Rembang sebagai kawasan terpadu mangga berkualitas di wilayah Pantai Utara Jawa. Kalau sekarang ini pemasarannya masih lingkup domestik, nantinya akan kita dorong agar mampu ekspor. Caranya, kawasan tersebut harus digarap bersama stakeholder terkait dari hulu hingga hilir. Sejak awal kita ajak para pelaku usaha eksportir terlibat,” terangnya mantap. (jpp)