Indovoices.com –Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mencatat masih rendahnya partisipasi lansia mendapat vaksinasi Covud-19. Dibutuhkan upaya percepatan agar target vaksinasi bisa tercapai.
Pemerintah mengupayakan sejumlah cara, antara lain mengalokasikan vaksin dan memprioritaskan vaksinasi lansia di semua tempat terutama di daerah tujuan mudik menjelang periode libur Idul Fitri. Pemerintah juga melayani seluruh lansia di mana pun tanpa dibatasi alamat KTP maupun domisili lansia.
Dari cakupan vaksinasi, data pada 22 April 2021 pukul 18.00 menunjukkan, baru sekitar 2,3 juta dari 21,5 juta lansia yang sudah divaksinasi. Angka ini lebih rendah dari petugas publik yang sudah mencapai 44 persen.
“Partisipasi terlihat menurun sehingga perlu dibantu dorong kembali para lansia melakukan vaksinasi. Ada ketakutan lansia pada vaksin, persepsi buat apa perlindungan, akses terbatas terkait transportasi, teknologi pendaftaraan dan finansial,” kata dia, dalam sebuah acara daring, Sabtu (24/4).
Selain itu, mengendalikan laju vaksinasi petugas publik, mengingat hampir di semua daerah laju vaksinasi petugas publik jauh lebih tinggi dari lansia hingga mobilisasi lansia melalui kerja sama dengan komunitas, organisasi lokal dan pihak swasta untuk mendaftarkan serta mengatur transportasi antar jemput lansia ke tempat pelayanan vaksinasi. Khusus untuk mobilisasi, Nadia menyebut, bisa memanfaat becak dan odong-odong untuk mempermudah mobilisasi peserta vaksinasi seperti di Kediri dan Surabaya, atau mendekatkan akses vaksinasi melalui teknik door-to-door ke permukiman warga seperti di DKI Jakarta dan Surabaya.
“Kami mendorong pemerintah daerah, mendata lansia di wilayahnya, diajak vaksinasi, drive thru tidak usah susah-susah pakai mobil, pakai becak pun jadi,” tutur Nadia.
Di sisi lain, percepapatan vaksinasi lansia juga bisa melalui mekanisme 1:2 yaitu 1 orang non-lansia dapat divaksin bila membawa 2 orang lansia untuk divaksinasi. Mekanisme ini berlaku termasuk bagi petugas publik dan masyarakat umum.
Alasan lansia perlu divaksin Covid-19 karena angka kematian lansia atau orang berusia di atas 60 tahun akibat Covid-19 mencapai angka 50 persen. Walaupun dari sisi jumlah kasus menduduki peringkat dua terendah dan jumlah lansia berdasarkan data pada 4 April lalu hanya sebesar 12 persen.
Selain itu, bila dibandingkan dengan angka kematian rata-rata nasional, kematian lansia 4 kali lebih tinggi. Di rumah sakit, kematian atau fatalitas usia di atas 60 tahun sekitar 2 kali lebih tinggi dibandingkan bukan lansia yakni 32 persen berbanding 14 persen (non-lansia).
“Ini menjadi prioritas kita dan terus kita ingatkan bahwa kalau bisa melindungi lansia diharapkan mampu menekan laju penularan, menekan angka kematian. Saat ini sudah banyak negara yang terjadi peningkatan Covid-19 yang menjadi pembelajaran untuk kita. Setiap kali ada cuti bersama, libur bersama, terjadi lonjakan kasus,” ujar Nadia.
Nadia mengaku optimistis Indonesia bisa menyelesaikan vaksinasi Covid-19 hingga Desember 2021. Pada April ini, dia mengatakan stok vaksin memang terbatas dengan perkiraan 7-10 juta dosis dari Biofarma. Tetapi pada Juni, vaksin dari AstraZeneca dijadwalkan tiba diikuti Novavax sehingga suplai vaksin diharapkan setidaknya bisa mencapai 30 juta dosis.
“Kita berharap di Mei-Juni, dengan suplai yang sudah direncanakan 50 juta dosis, setidaknya kalau bisa memiliki 30 juta dosis, kita akan coba tingkatkan dosis per hari. Nanti di Juni 750.000, Juli kita upayakan untuk bisa mencapai 1.000.0000 dosis per hari. Juli setidaknya empat jenis vaksin yakni Sinovac, Novavax, Pfizer dan AstraZeneca sudah akan mengirimkan sesuai jumlah yang kita sepakati,” kata Nadia.
Optimisme cakupan vaksinasi bisa menyeluruh juga dibarengi rencana target vaksinasi. Pada Maret, Indonesia bisa melakukan 100.000-500.000 dosis per hari, kemudian sempat menurun pada pekan pertama Ramadhan pada angka 200.000 dan kembali meningkat menjadi 300.000 di minggu ini.
Selain vaksinasi, Nadia mengimbau orang-orang menunda berkumpul langsung dengan keluarga besar. Mereka bisa memanfaatkan pertemuan daring untuk memperpanjang tali silaturahmi terutama dengan orang tua. “Jangan sampai ingin berkumpul, niat baik, melaksanakan tradisi tetapi kita tahu risiko muncul jauh lebih besar. Demi keselamatan semua orang kami mengimbau kita menunda mudik,” kata dia.