Indovoices.com-Kementerian Perdagangan (Kemendag) menjamin ketersediaan bahan pangan pokok tersedia selama pandemi wabah virus corona.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Suhanto mengatakan, pihaknya akan terus memantau ketersediaan bahan pokok di seluruh Indonesia. Kebutuhan bahan pokok yang dipantau antara lain, beras, minyak goreng, terigu, kedelai, daging sapi, telur ayam, bawang merah, bawang putih, dan gula.
“Harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok secara umum dalam kondisi normal,” kata Suhanto.
Suhanto mengatakan, pasokan beras saat ini mencukupi. Ia bilang, Badan Urusan Logistik (Bulog) akan memastikan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) beras medium yang dilaksanakan sepanjang tahun hingga akhir Desember mendatang.
“Saat ini Bulog masih menguasai beras 1,5 juta ton,” ujar dia.
Suhanto mengatakan, dalam penyalurannya, Bulog telah bekerjasama dengan retail modern di seluruh Indonesia. Harapannya, dengan kerjasama tersebut, beras medium Bulog dapat ditemui oleh masyarakat di retail-retail modern.
Suhanto menyebutkan, pasokan beras terbilang aman. Apalagi pada akhir Maret dan April nanti sudah mulai memasuki masa panen raya.
“Akhir bulan Maret sebagian sudah mulai panen, begitu juga bulan April, sehingga kami yakin untuk beras dalam keadaan cukup,” ucap dia.
Lebih lanjut, Suhanto mengatakan, komoditas yang harganya naik signifikan saat ini adalah gula dan bawang putih. Sebab itu, Kemendag telah melakukan sejumlah upaya untuk mengatasi hal tersebut.
Suhanto mengatakan, Kemendag telah memberikan persetujuan impor bawang putih sebanyak 150.000 ton. Per 9 Maret, realisasi impor bawang putih mencapai 11.000 ton.
Kemendag bersama Satuan Tugas Pangan juga telah memantau gudang importir agar tidak terjadi penimbunan bahan pokok.
“Harga bawang putih dibanding nasional sekarang Rp 42.300 per kilogram. Kami memberikan relaksasi impor untuk bawang putih dan bawang bombai,” kata dia.
Kemudian, Pemerintah juga akan mengimpor daging kerbau sebanyak 170.000 ton. Hal itu dilakukan untuk menstabilkan harga daging di pasaran.
“Harapan kami sebelum ramadan daging ini sudah masuk di pasaran dan akan menstabilkan harga,” ungkap dia.
Selain itu, Suhanto mengatakan, pemerintah akan mengimpor raw sugar sebesar 550.000 ton yang akan diolah industri gula menjadi gula kristal putih. Pasokan gula sebesar 33.000 ton juga akan dikirim dari Lampung agar langsung dapat dipasarkan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Dari jumlah tersebut, saat ini sebanyak 12.000 ton gula telah masuk ke pasaran.
“Akhir bulan ini impor yang sudah kami berikan akan masuk sebanyak 216.000 ton, akan ditambah izin impor yang baru kami keluarkan yaitu 550.000 ton. Untuk Kebutuhan nasional (selama) satu bulan itu membutuhkan 229.000 ton. Artinya ini cukup memenuhi kebutuhan sampai bulan Juni,” jelas dia.
Untuk mempercepat pasokan gula dalam negeri untuk konsumsi masyarakat, pemerintah memutuskan untuk mengubah gula rafinasi yang selama ini peruntukannya untuk makanan dan minuman sebanyak 250.000 ton untuk diolah untuk menjadi gula kristal putih.
“Gula rafinasi ini posisinya sekarang sudah berada di pabrik-pabrik gula di Indonesia. Artinya tidak memerlukan waktu untuk memasukkan barang ke Indonesia. Sekarang sedang dalam proses penugasan kepada beberapa produsen gula rafinasi dengan jumlah 250.000 ton tadi untuk diubah menjadi gula kristal putih sesuai standar untuk dikonsumsi bagi masyarakat. Akhir bulan ini stok gula nasional betul-betul mencukupi,” jelas dia.
Lebih lanjut, Kemendag juga terus berkoordinasi dengan satgas pangan, dan seluruh dinas perdagangan di Indonesia untuk memantau ketersediaan pasokan komoditas pangan. Apabila terjadi kekurangan di suatu daerah, pemerintah akan mengambil langkah dengan menghubungan daerah tersebut dengan distributor untuk memasok daerah tersebut.
“Kami himbau agar masyarakat tenang, belilah sesuai kebutuhan. Kami pastikan pemerintah akan memenuhi pasokan bagi masyarakat apabila terjadi kekurangan bahan pokok,” tutur Suhanto. (msn)