Indovoices.com –Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keluh kesahnya tentang tahun 2020, mulai dari perjuangan tanpa henti melawan Covid-19 hingga beratnya beban APBN memikul tanggung jawab.
Sri Mulyani mengenang tahun 2020 sebagai tahun yang luar biasa, tahun yang banyak orang ingin segera menutupnya karena begitu banyak duka menyelimuti tahun dua angka kembar itu.
Duka-duka itu bermunculan karena sebagian dari masyarakat telah kehilangan pasangan, anggota keluarga, kawan sekerja akibat pandemi Covid-19. Hingga kini, mungkin masih ada teman dan anggota keluarganya yang masih berjuang.
“Tahun 2020 begitu segera ingin kita tutup dan lalui, terlalu banyak duka dan nestapa, sehingga nyaris membuat kita lupa bersyukur. Kita telah tutup tahun dan buku anggaran 2020, namun ancaman Covid-19 belum berlalu,” kata Sri Mulyani dikutip dari instagram miliknya, Jumat (1/1/2021).
Tak hanya masyarakat, pemerintah juga merasakan beban serupa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang menjadi andalan utama, terpaksa ditekan akan pemulihan ekonomi segera datang.
Wanita yang akrab disapa Ani ini menyebut, APBN sejatinya ditujukan untuk merawat rakyat yang terpapar, mendukung tenaga kesehatan di garis terdepan, dan menyiapkan rumah sakit hingga ruang isolasi.
Berkat stimulus yang digelontorkan dari APBN, pemerintah mencoba membantu rakyat yang kehilangan pencaharian, terhimpit beban hidup, hingga para siswa dan dosen yang masih kesulitan beradaptasi.
“APBN ikut meringankan beban usaha kecil dan dunia usaha yang terpuruk. APBN berkerja sangat keras menahan resesi dan mendongkrak kembali pemulihan ekonomi,” ucap Ani.
Kendati demikian, bendahara negara ini mengingatkan, beban APBN harus segera diangkat agar kesehatannya pulih. Tugas ini tentu tidak ringan, mengingat penerimaan negara sedang turun seiring naiknya defisit fiskal yang membebani anggaran di tahun-tahun mendatang.
Keluh kesah, lelah, dan menyerah bukan jawaban. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengajak semua untuk menghapus air mata duka, kerisauan, dan ketakutan dengan kerja keras, ketegaran, kesabaran, keikhlasan, dan keyakinan.
Sebab perjalanan masih panjang, risiko dam kesulitan harus tetap waspadai dan atasi. Ani bilang, ibarat lari sprint namun dengan jarak maraton.
“Tak ada usaha yang sia-sia, tak ada amalan tanpa hasil, tak ada niat dan tekad tak tercatat. Mari kita masuki tahun 2021 dengan tetap menjaga semangat, keteguhan hati, optimis. Namun tetap rendah hati dan tetap bersyukur,” pungkasnya.(msn)