Indovoices.com –Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw menyebutkan serangkaian teror kekerasan dan penembakan yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, masih terkait dengan pilkada 2017.
Kata Paulus aksi kekerasan dan penembakan dilakukan sebagai akumulasi kekecewaan sekelompok orang yang kalah dalam pelaksanaan Intan Jaya 2017.
Lanjut Kapolda, pihaknya sudah berupaya melakukan pembinaan dan pemahaman melalui Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni kepada warga yang kecewa ini, namun kurang direspon oleh masyarakat.
“Saya lihat Pemkab Intan Jaya terkendala dengan pendekatan kepada warga yang kecewa. Ada kemungkinan besar, rentetan kejadian ini karena kekecewaan masyarakat. Saya paham itu,” katanya di Jayapura, Selasa (16/2).
Paulus menyebutkan saat pilkada Intan Jaya 2017, terjadi aksi kekerasan dari kelompok masyarakat tertentu yang melakukan pembakaran terhadap sejumlah fasilitas pemerintah hingga sekelompok warga menduduki Bandara Bilogai di Intan Jaya.
“Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni telah berupaya merangkul para pesaingnya saat pilkada untuk bersama membangun daerahnya. Tapi kemungkinan ada bagian yang belum menerima, sehingga kelompok ini terus memunculkan amarah itu,” jelasnya.
Penyelesaian Bersama Pemda
Paulus juga meminta Pemprov Papua dan DPR Papua ikut serta menangani konflik di Intan Jaya, sehingga tak hanya Bupati Intan Jaya yang menangani masalah ini.
“Konflik di Intan Jaya tak hanya masalah pemerintah di daerah itu. Harusnya ada peran DPR Papua dan Pemprov Papua dalam hal ini. Mereka juga harus turun ke Intan Jaya, datang kesana dan ajak masyarakat bicara,” jelasnya.
Menurut Paulus, jika aparat keamanan yang bicara dan berhadapan dengan masyarakat, pasti masyarakat sudah apriori.
“Pendekatan yang kami lakukan dengan imbauan. Tapi kalau tidak mau pasti kami jalankan peran dan fungsi kami, sebab sudah banyak bukti bahwa anggota kami jadi korban terus menerus,” Paulus menjelaskan.(msn)