Indovoices.com-Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengapresiasi peningkatan hasil atau output penelitian dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) yang mampu memasukkan tiga universitasnya ke dalam Klaster Mandiri dan tujuh belas universitasnya dalam Klaster Utama pada Klasterisasi Perguruan Tinggi Bidang Penelitian Periode 2016-2018. Menristek/Kepala BRIN berharap penelitian dari PTMA sekaligus menjadi pengabdian pada masyarakat, yaitu dengan mengembangkan ekonomi dari masyarakat di sekitar kampusnya.
“Muhammadiyah saya tahu organisasi yang inklusif, harus punya manfaat kepada masyarakat sekitar, kepada masyarakat Indonesia, kepada ummat sehingga kita bicara bagaimana peran universitas Muhammadiyah untuk memenuhi ekspektasi dari masyarakat,” ungkap Menristek/Kepala BRINBambang Brodjonegoro saat memberi arahan pada Silaturahim Nasional Konsorsium Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (LPPM PTMA) di Hotel Harper Mangkubumi, Yogyakarta.
Dalam silaturahim perdana Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dari perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah seluruh Indonesia ini, Menteri Bambang mengungkapkan pencapaian universitas Muhammadiyah pada Klasterisasi Perguruan Tinggi Bidang Penelitian Periode 2016-2018, terutama tiga universitas yang masuk dalam Klaster Mandiri, yaitu Universitas Muhammadiyah Surakarta (ranking 27), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (ranking 34), dan Universitas Muhammadiyah Malang (ranking 39). Menristek/Kepala BRIN mengungkapkan pencapaian ini salah satunya karena didukung oleh LPPM yang mampu mendorong penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) inovasi pada perguruan tinggi.
“Saya harap LPPM ini tidak berhenti hanya menjadikan ranking Muhammadiyah naik, tapi bagaimana LPPM ini bisa membawa universitas Muhammadiyah menjadi agen perkembangan ekonomi,” ungkap Bambang Brodjonegoro.
Agar PTMA dapat meningkat ranking penelitiannya sekaligus bermanfaat bagi masyarakat, LPPM PTMA perlu terlebih dulu mencari jenis kegiatan ekonomi di sekitar kampus yang masih dapat dikembangkan lebih baik.
“Tinggal lihat daerah sekelilingnya apa isinya, apa kegiatannya. Apakah peternakan, pangan, perkebunan, industri kecil, atau yang lainnya. Nah, di situlah pengabdian masyarakat menjadi penting, jadi menggunakan penelitian untuk bisa melakukan fungsi pengabdian masyarakat dengan tepat,” ungkap Menristek/Kepala BRIN.
Dalam kesempatan ini, turut hadir Sekretaris Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V Yogyakarta Tunggul Priyono, Sekretaris Pengurus Pusat Muhammadiyah Agung Danarto, Anggota Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Muhammadiyah (Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah) Harun Joko Prayitno, Ketua Konsorsium LPPM PTMA Agus Ulin Nuha, Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Gunawan Budianto, serta perwakilan LPPM dari PTMA seluruh Indonesia.
Setelah memberi arahan pada acara LPPM PTMA, Menristek/Kepala BRIN mengunjungi Reaktor Kartini di Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA BATAN) Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN). Menteri Bambang meninjau reaktor beserta berbagai fasilitas pendukungnya yang dapat digunakan untuk iradiasi, eksperimen (neuron radiografi, radiasi gamma, boron neutron capture therapy, dan sebagainya) serta penelitian langsung maupun penelitian jarak jauh melalui Internet Reactor Laboratory (IRL) bagi peneliti dan mahasiswa. Dalam kunjungan kali ini, Menristek/Kepala BRIN didampingi oleh Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Anhar Riza Antariksawan, Deputi Kepala BATAN Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir (SATN) Efrizon Umar, Kepala Bidang Reaktor Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) BATAN Umar Syaiful Hidayat, Sekretaris Utama BATAN Falconi Margono Sutarto, dan Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) BATAN Edy Giri Rachman Putra, Plt. Kepala Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) BATAN Yogyakarta Gede Sutresna Wijaya beserta. (jpp)